Happy Reading!💖
Rumah yang bisa dibilang sederhana ini sekarang telah gaduh, gaduh dengan isi nya yang ternyata sedang gotong royong ringan.
Bang Mahen yang baru sampai Bandung pun ikut turut membantu Papah yang sedang mencabut rumput di halaman belakang.
Bang Rey dan Jovan membersihkan mobil, akhir - akhir ini hujan selalu turun membuat kendaraan yang mereka punya kotor dan penuh dengan lumpur.
Haikal membersihkan sepeda motornya juga karena dia selalu lewat jalanan basah dan kotor saat pulang kampus, tapi bukannya bersih - bersih ia justru menyemprotkan selang air kearah Jovan dan Rey alhasil mereka jadinya main air.
Nadin, ia membantu Mamah membersihkan dapur dan barang - barang dirumah. Seperti ruang tamu, dapur, ruang tengah dan ruangan lainnya yang harus dibersihkan.
Chandra bagian mengepel lantai nya, ia menghela napas sesaat kenapa selalu ia jadi bagian bersihin lantai sih?
"Chandra jangan menung kerasukan reog ntar." Celetuk Haikal membuat lamunan Chandra buyar, apa katanya? Kerasukan reog?
"Sembarangan kagak ya." Ujar Chandra dengan nada ketus, Haikal yang mendapat reaksi seperti itu pun terkekeh pelan.
Haikal berjalan keruang tengah dengan sebotol aqua yang ia beli semalam. Membuka tutup botol lalu meneguk sebotol air dan tersisa setengah.
Ia menatap sekeliling rumah nya yang tampak biasa dan sederhana, senyum tipis nya terukir di wajahnya saat melihat kearah bingkai foto keluarga yang terpajang apik di belakang tv.
Di dalam figura tersebut memancarkan aura kebahagiaan di dalamnya, Haikal rindu. Rindu dengan suasana rumah yang dulunya tenang, damai dan tentram.
Matanya menangkap seseorang di dalam figura yang sedang tersenyum lebar, senyum tipis terukir di wajah Haikal.
Dirgantara Bagaskara
Seorang anak yang sedang meraih mimpinya ingin menjadi penulis terbaik dan ingin tulisan nya menjadi motivasi semua orang yang baca, setelah berhasil ia lewati itu semua tulisannya di baca semua orang, bukunya juga naik cetak dan banyak peminatnya ia pergi lebih dulu karena kecelakaan yang menimpa nya.
Tuhan sudah mengatur jalan baik untuknya, menurut Tuhan itu baik tapi berbeda lagi dengan orang - orang terdekatnya.Dirgantara pergi dengan banyak kenangan dan keabadian yang ia tinggalkan, semua orang sangat ingin bertemu dengannya tapi orang - orang baru tahu jika dia telah tiada.
Dirgantara, abadi dan tenanglah disana. Kami akan selalu mengenang mu dan akan merindukan mu. Mampirlah ke mimpi, cerita lah yang menurut kamu harus diceritakan.
Ingat kata Dirga, boleh menangis tapi jangan terlalu sering, harus banyak - banyak bahagia karena gak selama nya kita harus sedih dan menangis.
"Haikal, sini yuk bantu Mamah bersihin bingkai foto di dekat tangga sama belakang tv." Panggil Mamah membuat Haikal mengalihkan pandangannya kearah Mamah yang tengah berjalan kearah tangga dengan kain lap di tangan nya.
Haikal mulai berdiri, membantu Mamah nya membersihkan bingkai foto yang terpajang di tangga. Dimulai foto Bang Mahen wisuda, Bang Rey wisuda, Mas Jovan wisuda, Mas Haikal dan Mas Nana yang lulus sekolah, Chandra yang lulus sekolah dan Dirga lulus sekolah menengah pertama.
Senyum Mamah terukir tipis saat bagian membersihkan bingkai foto yang di belakang tv.
Papah yang baru saja tiba dari halaman belakang pun menghentikan langkah nya dan menatap Mamah yang tampak santai membersihkan bingkai foto.
Senyum Papah terukir tipis disana lalu menyusul Mamah yang baru saja selesai membersihkan bingkai foto.
"Mah..." Panggil Papah membuat Mamah menatap kearah Papah dengan wajah penuh tanda tanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/280975970-288-k483358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGANTARA ✓
FanficDirgantara Bagaskara, seseorang yang ingin meraih mimpinya menjadi penulis terbaik dan ingin tulisannya di nikmati semua orang yang membaca. ©onyourrlala start : 10 November 2021 end : 12 Maret 2022