"Hai."
Aku langsung terlonjak kaget di tempat berdiriku,
Pun juga dengan manik mataku yang jadi sedikit membola karena keterkejutanku.Dan saat aku menolehkan kepalaku,
Aku makin ingin menjadi batu.Karena astaga,
Ini Biru dan senyum manisnya.Biru tertawa.
Yang membuatku jadi segera memperbaiki ekspresi wajahku supaya tak terlihat konyol di hadapannya.
"Halo."
Hanya itu jawabanku.
Kukira berhenti,
Tapi ternyata ada yang menyapaku lagi."Halo!"
Kini bukan sapaan sederhana seperti Biru,
Tapi sapaan riang yang terdengar sekali sangat menggebu-gebu."Hai." Balasku sambil tersenyum sekali. Karena kalau berkali-kali, aku takut dikira orang gila di sini.
Tapi kalau dengan Biru,
Mungkin aku akan jadi seperti itu."Aku, Sahabat Biru."
Ya,
Kita sebut saja dia Sahabat Biru yang selalu riang dan bahagia.Karena di sini,
Semua hal memang menyangkut tentang Biru yang pernah paling berhasil untuk menggetarkan hati."Iya."
"Masih di sini?" Biru yang bertanya lagi.
"Iya."
"Sendiri?" Sahabat Biru yang giliran mengajukan pertanyaan kali ini.
"Tidak juga. Kan bersama kalian berdua."
Dua orang itu tertawa di waktu yang sama.
Dan kubiarkan saja.
Karena aku memang sudah memberikan jawaban yang tepat pada mereka.
"Bagaimana seleksinya tadi?"
Aku langsung bergumam di dalam hatiku sendiri, "Haruskah kusebut menyebalkan sekali?"
Tapi sepertinya tak boleh begitu,
Karena ini memang pilihanku,
Yang kuputuskan dengan cepat karena ingin melihat Biru.Ah Biru dan segala atensinya,
Memang terkadang jadi membuatku mirip sekali seperti orang gila,
Yang merelakan waktu pulang cepatku hanya karena ingin melihat dirinya.Tapi tak apa,
Sebab ini juga keinginanku sejak lama,
Tapi karena di sini ada Biru yang menyejukan mata,
Jadi pilihanku terasa lebih istimewa."Lumayan."
"Lumayan apa? Lumayan menyebalkan ya?" Tebak Sahabat Biru dengan tawanya.
Itu Sahabat Biru yang berkata,
Dan ingin sekali kujawab iya secepatnya.Tapi untung saja,
Aku masih bisa menahan diriku sekuat yang aku bisa,
Jadi aku tak sampai menyampaikan rahasia pada seseorang yang nantinya akan memberikan penilaian padaku apakah aku akan bisa diterima."Lumayan menyenangkan."
"Ah rupanya kamu cukup pintar untuk membuat orang lain senang."
Aku hanya tersenyum kikuk sambil meremat tanganku,
Apalagi saat kini Biru ikut tersenyum ke arahku.Ah itu jadi salah satu kelemahanku.
Dulu.
"Jangan lupa, seleksi masih ada 2 hari nantinya. Jadi semangat ya!"
"Terimakasih. Kalian juga."
"Ya. Tentu saja. Kalau kamu harus tampil sebaik-baiknya. Kalau kami harus menahan diri supaya tak ingin menggoda dan menguji terlalu lama."
Aku memberikan dengusanku,
Dan mereka kembali tertawa karena respon jujur dariku.Memang kakak kelas sekaligus pengurus organisasi selalu seperti ini,
Pasti senang sekali menggoda supaya juniornya selalu mempersiapkan diri.Ah semoga aku diterima,
Jadi aku bisa melihat Biru lebih lama!
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Milikku ✔
PoesiaJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] - KUMPULAN PUISI - Menyelami lagi, ...