68. Kisah Baru, Bukan Lagi Tentang Biru

114 11 0
                                    

Malam ini,
Pukul 7 malam yang sangat berhasil membuatku jadi bahagia sekali.

Karena kini,
Aku menyadari,
Bahwa ternyata yang dulu pernah dikira tak mampu bukan berarti tak bisa lagi.

Sebab akhirnya,
Aku bisa melepaskan semuanya,
Merelakan yang memang seharusnya,
Dan tak lagi merisaukan semua hal tentang dia.

Yang dulu terasa sulit sekali,
Kini benar-benar telah tak digenggam dengan sangat erat lagi.

Sudah dilepaskan,
Direlakan,
Dan tak lagi menjadi hal yang paling diharapkan,
Apalagi dirindukan.

Mungkin memang benar apa kata semesta,
Bahwa jika tak bersama,
Berarti dia memang bukan untuk kita.

Jadi buat apa lagi disimpan?

Apalagi tetap diizinkan untuk memberikan rasa sesak yang begitu menyakitkan.

Jangan.

Jadi kini,
Aku lega sekali.

Sungguh.

Karena akhirnya aku bisa,
Dan tak lagi berharap pada angan yang sempat pilu sekali rasanya.

Dan ya,
Menerima memang tak bisa hanya sekejap mata saja,
Tapi jika kita sungguhan berusaha,
Maka Dia pasti akan memberikan hadiah terbaik-Nya.

Seperti aku,
Yang pernah berkata ingin sendiri dulu,
Sebab merasa bahwa sakit dan sesak masih tetap membelengguku,
Ternyata seiring berjalannya waktu,
Dia mengirimkan seseorang yang telah sangat berhasil mendatangkan debaran begitu hebat untukku.

Debaran menyenangkan seperti Biru,
Tapi aku bersyukur sekali karena akhirnya tak seperti dulu.

Tak seperti Biru yang dulu telah begitu teganya pergi,
Ketika aku sudah menerima untuk saling berjanji.

Tak seperti Biru,
Yang pernah memberikan bahagia dan pilu,
Dalam satu waktu.

Karena kini,
Semua terasa berbeda sekali.

Jika dulu,
Dengan Biru,
Aku memang sempat menaruh harapanku,
Sehingga ketika Biru pergi tanpa bertanya terlebih dahulu bagaimana persetujuanku,
Aku jadi mengeluarkan air mata dengan begitu tergugu.

Tapi kini,
Di saat aku memang telah terpesona setiap hari,
Tapi sadar untuk tak mudah memberikan hati,
Ternyata Dia justru memberikan seseorang yang mau sangat berusaha untuk mendekati.

Yang tanpa dinyana,
Tanpa diduga,
Tanpa kabar berita,
Dia justru datang membawa sebuah pertanyaan yang sangat berarti untukku sebagai seorang wanita.

Pertanyaan yang bukan hanya ia tanyakan padaku,
Tapi juga pada dua orang yang sangat berarti dalam hidupku,
Dan keberaniannya yang seperti itu,
Sungguh sangat berhasil meruntuhkan segala tembok keras yang dulu pernah dan sempat kubangun sendiri untuk diriku.

Dan kini aku semakin percaya,
Bahwa Dia memang pasti akan selalu memberikan yang terbaik jika kita mau berusaha dan berdoa.

Berusaha dengan segenap jiwa dan raga,
Lalu berdoa tanpa hentinya.

Karena dari kedua hal itu,
Aku semakin percaya pada diriku,
Bahwa aku memang berhak bahagia dengan seseorang yang mau sama-sama berjuang bersamaku.

Dengan seseorang yang bukan hanya memberikan janji,
Atau hanya menyajikan kata dan kalimat manis tanpa henti,
Tapi segera mendatangkan bukti.

Dengan seseorang yang mungkin terlihat acuh dan tak terkendali,
Tapi nyatanya hatinya lembut sekali,
Dengan perilakunya yang teramat sangat peduli.

Jadi Biru,
Kini aku benar-benar bukan lagi tentang kamu.

Bukan lagi tentang seorang pria manis dengan segala kelembutan dan kalimat manisnya.

Tapi kini dengan seorang laki-laki yang jarang sekali memberikan senyumnya,
Tegas dan keras sekali pendiriannya,
Yang tak pernah memilih siapa dan dari mana asalnya,
Yang dirinya selalu terlihat sempurna dan istimewa,
Tapi ternyata pribadinya begitu hangat dan sederhana,
Serta memberikan cinta kasihnya setulus jiwa raganya.

Ya.

Sungguh.

Setelah ini bukan lagi tentang Biru,
Tapi dengan seorang pria yang sejak hari lalu,
Telah berhasil kupanggil dia sebagai 'calon suamiku' 💙

Biru Milikku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang