Kuingat lagi,
Mungkin memang karena dariku sendiri.Bukan dari kamu,
Biru.Ya.
Kamu memang baik.
Bahkan sangat.
Tapi mungkin saja,
Kamu memang bukan yang kubutuhkan untuk selamanya,
Walau kedua mataku masih tetap memandangmu dengan begitu terpana,
Pun dengan hatiku yang masih saja berdebar dengan begitu hebatnya.Tapi lagi-lagi,
Aku kembali menyadari,
Bahwa jatuh hati,
Bukan hanya tentang diriku sendiri,
Tapi juga dengan Dia yang telah memberikan rasa ini.Biru,
Aku tahu kamu,
Tapi Dia jelas lebih tahu segala hal yang ada di dalam hidupku,
Termasuk dirimu.Jadi Biru,
Aku tak akan lagi berkutat dengan namamu.Karena kamu,
Memang mungkin bukan untukku.Dan untung saja,
Walau aku memang telah kecewa,
Tapi namamu bukan yang selalu kusebut di hadapan-Nya.Coba kalau dulu aku seperti itu?
Sakitnya pasti akan lebih terasa jadi sembilu,
Sampai aku tak tahu,
Bagaimana caranya untuk bisa berdiri tegap dan bangkit dengan kedua kakiku.Tapi aku benar-benar lega,
Karena sejak lama,
Aku hanya mengizinkanmu untuk masuk ke dalam hatiku saja,
Tak sampai dengan merasuk ke dalam doaku untuk selamanya.Jadi tak apa,
Meski aku dan kamu tak bersama,
Kini aku tak akan lagi menggerutu dengan begitu lama.Karena yang kuinginkan,
Memang tak mesti jadi yang kubutuhkan.Biru,
Aku sayang kamu.Sungguh.
Tapi,
Mungkin Tuhan tak berkehendak pada yang ini.Sehingga rasa kita tak pernah sama,
Atau waktunya yang tak bisa bertemu dengan seirama,
Karena sudah ada baik lainnya yang akan Allah pertemukan untuk kita.Jadi Biru,
Terimakasih untuk kamu.Dan mari bahagia,
Sampai aku dan kamu lupa,
Bahwa dulu pernah saling sapa,
Hingga sulit lupa untuk waktu yang cukup lama.Baik-baik di sana,
Untuk Biru yang masih saja memiliki rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Milikku ✔
PoesíaJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** [COMPLETED] - KUMPULAN PUISI - Menyelami lagi, ...