10. Dinginnya, Justru Menghangatkan Jiwa

100 6 2
                                    

Hari itu,
Pukul 3 sore di pergelangan jam tanganku.

Saat tiba-tiba Biru datang dengan berlari,
Lalu menghampiriku yang sedang berada di sini.

"Halo." Kata Biru saat itu.

Dan entah kenapa,
Jantungku seperti ingin lepas dari tempatnya.

Padahal hanya dengan kata sederhana itu.

Astaga.

Jika mengingat hal itu,
Aku ingin sekali untuk menertawakan diriku.

Tapi ternyata,
Bukan aku yang tertawa,
Tapi Biru yang memberikan senyum teduh yang tak pernah kukira betapa besar reaksinya.

"Hujan ya?"

Ah saat kau bertanya seperti itu,
Rasanya aku ingin sekali untuk berteriak padamu,
Aku tahu!

Tapi karena Biru manis,
Aku jadi tak tega untuk membuatnya sampai menangis.

"Iya."

Ya ampun.

Kalau ingat bagaimana nada lembutku saat itu,
Aku semakin heran dengan diriku,
Karena kenapa aku bisa langsung berdebar begitu hebat karena seorang laki-laki yang bahkan belum dekat denganku?

Biru Milikku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang