Semudah Itu dan Sesulit Itu?

352 51 4
                                    

Rosé, Lisa, dan Mino, duduk didalam mobil, memikirkan hal apa yang akan mereka lakukan.

"Ayolah, kenapa aku terlibat dalam hal ini? Aku tahu aku adalah sahabat Jisoo dan Jennie, tapi bisakah aku membantu hal lain? bukan hal yang satu ini! Bagaimana jika Jennie membenciku? Jennie juga membenci kalian berdua? Apa yang akan kita lakukan?" Kesal Lisa.

"Jangan terlalu banyak bicara jika kau tidak memberi pendapat satu pun! Lalu? Apa kau kira aku juga tidak pusing memikirkan hal ini?"

Mino kembali bersandar ke kursi mobil, lelah melihat adiknya yang mulai bertengkar lagi dengan Lisa.

"Nyatanya, kalian berdua lah yang tidak memberikan pendapat satu pun, kalian memikirkan bagaimana jika Jennie membenci kalian karena kalian sahabatnya? Lalu bagaimana denganku? Bisa saja Jennie tidak ingin melihat diriku lagi"

Rosé menghela napas kesal, apa yang harus ia lakukan?

"CEO Eunha memohon pada kita untuk mengatakan yang sebenarnya pada semua orang, ini sebuah pengorbanan bukan? Atas apa yang selama ini ia lakukan kepada Jennie, ia berjanji akan menanggung semuanya, dan kita juga harus membantunya! Apapun yang terjadi, bahkan jika Jennie membenci kita sekalipun"

Lisa tiba-tiba duduk tegak dan serius, sembari menatap Rosé dan Mino bergantian.

"Bagaimana jika kita merekam pengakuan yang sebenarnya? Biarkan kita menentukan bagaimana CEO Eunha menyampaikannya pada semua orang, melalui video itu, Jennie akan selamat dari penjara dan akan mendapatkan perawatan medis"

"Itu artinya.. kita harus berdiskusi kembali dengan CEO Eunha? Apa dia tidak keberatan?" Tanya Mino.

"Tidak akan, dia yang menginginkannya, dia akan melakukan apapun untuk Jennie. Kalau begitu, ayo kita tentukan tempatnya, tidak mungkin kita merekam pengakuan CEO Eunha dirumah ini"

***

Jennie baru saja selesai mencuci tangannya, sedang Jisoo masih menata piring yang baru saja ia cuci. Jennie berjalan mendekat, membantu Jisoo tanpa berucap sepatah katapun. Setelah beberapa saat, ia memulai pembicaraan karena merasa canggung.

"Unnie, dimana semua orang?"

"Entahlah, mereka bilang mereka ingin membeli cukup banyak kebutuhan untuk kita semua, maka dari itu mereka pergi bertiga untuk membawanya"

"Lalu.. dimana eomma?"

"Aku tidak tahu"

Jennie menatap Jisoo yang tiba-tiba berubah menjadi dingin. Ia menghela napas,

"Sampai kapan kau tidak percaya pada eomma, unnie?"

"Sampai dia mengakui kesalahannya didepan semua orang"

"Jika itu terjadi, apa kau akan memaafkannya?"

Jisoo terdiam sejenak, lalu kembali menata piring piring tanpa menjawab pertanyaan Jennie.

"Kenapa kau diam saja? Apa yang harus dia lakukan agar kau benar-benar memaafkannya? Bahkan jika dia berkorban untukku sekalipun, sepertinya kau masih ragu untuk memaafkannya"

"Apa kau tidak tahu bagaimana rasa sulit untuk memaafkan seseorang? Aku.. aku ingin sekali berkata jika aku memaafkannya, tetapi.. aku tidak bisa, itu sangat sulit"

"Lalu? Sampai kapan kau akan menjadi seperti ini? Sampai eomma menghilang? Atau bahkan sampai aku membunuhnya, kau baru memaafkannya?"

"Tidak, bukan begitu, kau tahu alasannya, Jennie-ya. Kau tahu kenapa aku sangat sulit untuk memaafkannya"

"Kenapa kau sesulit itu untuk memaafkannya saja!?"

"Dan kenapa kau semudah itu untuk memaafkannya! Harusnya aku yang bertanya! Kenapa kau dengan mudah langsung memaafkannya! Dia membuangmu Jennie-ya! Dia mengusirmu! Dia mengatakan pembunuh kepadamu! Dia telah mengatakan sumpah kepadamu! Dia telah memisahkan kita! Kenapa! Kenapa kau semudah itu untuk memaafkannya!? Hanya karena dia bersujud dan mengucapkan minta maaf berkali-kali, kau langsung memaafkannya!"

"Itu karena aku menyayanginya! Sudah berkali-kali aku berkata jika aku menyayanginya! Aku tidak bisa menyakitinya! Semua yang dia lakukan padaku, aku tidak bisa membalasnya! Kau tahu itu! Kau juga tahu rasa sulit untuk membalas perbuatannya! Semua hal yang ia lakukan padaku, aku mengingat semua itu! Aku membenci semua itu! Tetapi, di sisi lain aku juga merindukannya! Aku menyayanginya walaupun dia tidak menyayangiku! Aku ingin sekali membalas semuanya! Tapi aku tidak bisa! Itu sangat sulit! Itu kenapa aku bisa dengan mudah memaafkannya!"

Jisoo memejamkan matanya, menahan air matanya yang sedari tadi ingin jatuh, ia tidak bisa melihat adiknya menangis.

"Jennie-ya.."

Brukkk

Jennie sedikit terhuyung ke belakang ketika Jisoo tiba-tiba memeluknya dengan erat, lalu membalas pelukan Jisoo.

"Dari tulusnya pelukan ini, dia dengan mudah memisahkan kakak dari adiknya? Aku sangat menyayangimu, itu alasan terkuat kenapa aku tidak bisa memaafkannya" Jisoo berhenti bicara sejenak, lalu kembali berbicara.

"Aku berjanji, aku akan memaafkannya jika dia mengakui kesalahannya. Jangan mengira bahwa aku tidak ingin memaafkannya karena tidak menyayangi dirimu. Bukan seperti itu, bahkan aku lebih menyayangi dirimu daripada diriku sendiri. Aku berjanji, Jennie-ya"

*

*

*

*

*

Cepat sembuh buat babynya Jenchuchaeng🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cepat sembuh buat babynya Jenchuchaeng🖤

Campur aduk banget rasanya pas nonton tokped lsg, kangen dan sedih secara bersamaan :(

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang