Maafkan Aku (last chapter)

220 23 4
                                    

"Sepertinya aku harus membunuh kalian semua?"

Jisoo yang sadar saat Jennie menatap pisau pemotong buah di atas meja itu, semakin mendekap erat Jennie karena ia tahu apa yang akan adiknya lakukan.

"Jennie-ya, kumohon.. tenanglah, jangan melakukan apa pun, kau masih sadar, aku tahu, aku yakin kau bisa menahan-"

Brukk

"E-eonnie! Kau tidak apa-apa?"

Jisoo mengangguk pelan, berusaha bangun kembali dengan dibantu Lisa dan Rosé setelah Jennie mendorongnya. Ia lalu menatap Mino, memberi isyarat agar Mino mengambil pisau itu.

Saat Mino baru saja ingin mengambil, Jennie lebih dahulu mengambil pisau itu dengan cepat, lalu tersenyum.

"Ada apa? Kenapa kalian takut seperti itu?"

Jennie berpaling, menatap ke arah CEO Eunha. CEO Eunha memundurkan langkahnya saat Jennie berjalan ke arahnya.

"J-jennie-ya"

"Wae? Bukankah kau yang merencanakan semua ini? Rencana yang begitu buruk, apa kau pikir aku akan diam saja?"

Semua orang yang berada di luar gedung semakin ricuh dan takut karena melihat Jennie tiba-tiba mengambil pisau.

"M-matikan kameranya! Dan segera pergi ke bawah!" Ucap Mino panik.

Jennie semakin mendekat kepada CEO Eunha, Jisoo semakin panik dan takut jika Jennie akan mencelakai CEO Eunha.

"A-andwe Jennie-ya, kumohon berhentilah"

Jennie tidak mengacuhkannya lalu mengarahkan pisau itu ke arah CEO Eunha.

"Jennie-"

Entah disebut keberuntungan atau kesialan yang saat ini datang menghampiri CEO Eunha, para polisi dan dokter masuk ke dalam ruangan bersamaan, dengan segera menangkap Jennie dan langsung menyuntikkan cairan ke tubuh Jennie agar ia pingsan dan tidak melukai orang-orang.

"Tunggu sebentar! Dia akan baik-baik saja, kan?"

"Dia hanya akan pingsan sementara, kami akan membawanya ke rumah sakit sekarang"

Sang dokter menatap yakin kepada CEO Eunha, lalu pergi membawa Jennie dengan dokter lainnya.

Sementara itu, Polisi berjalan ke arah CEO Eunha, lalu menatap ke arah Mino.

"CEO Kim Eunha, anda ditangkap atas penyiksaan anak di bawah umur, silahkan ikut kami ke kantor polisi dan ke ruang interogasi, anak anda juga akan dibawa ke ruang interogasi setelah ia sadar"

Mino menghela pasrah, tidak ada waktu untuk kabur lagi sekarang, para polisi dengan sigap menangkapnya dan langsung memborgol tangannya.

"Song Mino, buronan beberapa tahun yang lalu akhirnya di temukan, ia bersama Kim Jennie serta beberapa orang, kami juga akan membawa mereka ke ruang interogasi, baik, tunggu kami" ucap salah satu polisi saat menghubungi rekan yang lainnya.

Mino memegang tangan Rosé, memberi tatapan seolah menyuruh adiknya untuk tidak menangis.

"Chaeyoung-ah, maafkan aku. Polisi sudah berada disini, aku juga tidak ingin menjadi buronan dan tidak bebas seperti ini. Tidak apa-apa, masih ada waktu untuk kita saat di ruang interogasi nanti, jangan menangis"

"A-andwe oppa andwe! Aish sialan kenapa jadi seperti ini!"

Rosé berdecak frustasi, sembari polisi membawa mereka keluar dari gedung, tetapi CEO Eunha berhenti berjalan saat mereka ingin memasuki mobil.

"Sebelum ke kantor polisi, saya mohon, bisakah kalian membiarkan kami ikut ke rumah sakit juga? Untuk melihat keadaan jennie, setelah itu kami berjanji akan ke kantor polisi"

Polisi menghela napas, lalu berbicara pada CEO Eunha.

"Baik"

***

"Berita terbaru! Terkait seorang psikopat yang mulai beredar 2 tahun yang lalu! Setelah beberapa jam dibawa ke rumah sakit, gadis itu tiba-tiba saja membunuh banyak orang disana! Kini dirinya sulit untuk dikendalikan, mohon tetap dirumah dan berhati-hatilah! Beberapa pihak polisi dan psikiater dari luar negeri akan datang menangani segera!"

Seorang gadis sedang tersenyum melihat berita yang menampilkan foto dirinya, sembari memainkan rambutnya, lalu tertawa keras.

"AHAHAHAHAHAHA!!"

"Apa sulit bagi kalian untuk menahanku? Memangnya aku ini siapa? Kenapa kalian takut kepadaku? Hahahaha"

Gadis itu kemudian berjalan ke arah 5 orang yang sudah tergeletak tak bernyawa di lantai rumah sakit yang penuh darah itu.

"Kalian, terimakasih banyak sudah membantuku selama ini, terimakasih banyak sudah mempercayaiku, dan tidak melaporkanku pada polisi"

Gadis itu berhenti berbicara lalu menghampiri mayat seorang wanita paruh baya.

"Andai saja kau tetap pada pendirianmu, mungkin aku sudah ada dipenjara sekarang, dan nyawamu terselamatkan"

"Dan.. Mino-ya.. terimakasih sudah membantuku, kau memang lelaki terbaik yang pernah kutemui. Tapi.. sayangnya kau sudah pergi sekarang, hahaha"

"Jisoo unnie? Maafkan aku telah membuat hidupmu begitu singkat, aku hanya ingin bermain seperti didalam game, itu sangat seru, tapi kenapa kau benar-benar mati?"

"Chaeyoungi, Lisa-ya? Bahkan orang asing sepeti kalian juga ikut membantu gadis gila ini untuk melanjutkan rencana pembunuhan. Tapi sayangnya, kalian juga pergi"

"Kenapa kalian semua meninggalkanku? Apa salahku? Kenapa kalian meninggalkanku sialan! Aku hanya gadis polos yang ingin hidup bahagia! Mengenal dunia lebih banyak! Tapi tidak ada satupun orang yang membantuku! Bahkan kalian juga pergi meninggalkanku! Apa salah jika aku mempermainkan nyawa seseorang? Aku hanya ingin bermain!"

"Hiks.. kenapa kalian tega padaku.. kenapa kalian menyakiti hatiku! Aku bertanya kenapa kalian jahat padaku! Tolong jawab aku! Dan kenapa kalian pergi meninggalkanku! Hahahaha aku sendirian sekarang! Aku senang! Tidak ada yang mengganggu kehidupanku lagi! Aku bebas! Aku bahagia!"

BRAKKKKK

"Ayo cepat! Bawa gadis itu!"

"Chogiyo? Kalian juga ingin bermain denganku?"

"Nona, taruh pisau yang ada ditanganmu!"

"Kenapa? Aku hanya ingin bermain dengan diri sendiri"

"N-nona? Apa yang kau lakukan!"

"Ahh a-aku ha-hanya menancapkan p-pisau ini di pe-perutku"

Darah segar tiba-tiba mengalir begitu banyak dari perut Jennie, gadis itu mulai lemas, lalu tersenyum lebar dan menangis saat ia kembali menusuk nusuk perutnya sendiri.

"AKKHHHH I-INI SANGAT SAKIT! ME-MENGAPA TIDAK A-ADA YANG MEMBANTUKU, SIALAN! J-JENNIE, HENTIKAN INI!"

"Ahahaha, i-ini seru se-sekali, membunuh diri s-sendiri tidak apa-apa, b-bukan?"

***

Brukk

Semua orang yang ada di dalam ruangan terkejut saat melihat jennie tiba-tiba tersentak bangun dan terengah-engah.

"Jennie, kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja, kan?" Ucap Jisoo khawatir yang langsung berdiri menghampiri dengan yang lainnya saat Jennie bangun.

"Hah.. hah.. hah.. a-apa kalian baik-baik saja? Kalian tidak terluka?"

"Kami baik-baik saja, apa kau-"

"Yang tadi itu, tidak nyata, kan? Aku bermimpi membunuh kalian semua, aku sangat takut jika itu benar-benar terjadi, maafkan aku"

*

*

*

*

*

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang