Ramalan & Sumpah

508 65 27
                                    

"Jadi, kau seperti tidak sengaja membuat kami terperangkap juga, Mino-ssi"

Mino menghela napas kasar, tidak ada pilihan lain dan hanya pasrah saja dengan ucapan Jisoo.

"Aish! Ini membuang waktu! Bagaimana jika orang-orang yang mengejar kita tadi pergi dari sini karena ingin memanggil polisi dan mencari kita kesini?" Kesal Lisa.

"Sudah kubilang terobos saja pohon pohon itu!"

"Ck! Bagaimana bisa-"

"Itu hanya ilusi, sialan! Kalau kau tidak ingin menerobosnya biar aku yang menyetir!"

"Yaa! Apa kau sedang menipuku!? Agar aku mengganti mobilmu? Begitu!?"

"Sialan! Aku yang menyetir atau aku akan membunuhmu!"

"Ck! Dasar pembunuh tidak tahu diri"

"Kau sangat menjijikkan! Cepat bertukar!"

Jennie menarik paksa Lisa ke tempatnya lalu menatap kesal.

"Jennie! Apa kau benar-benar gila!?"

Jennie langsung menginjak pedal gas dalam-dalam, Lisa Jisoo dan Rosé menutup mata mereka dan berpegangan pada kursi.

"Lihat? Apa kita tertabrak? Tidak bukan? Dasar manusia penakut"

Lisa menganga dan berteriak-teriak heboh tidak percaya.

"Apa ini!? Bagaimana bisa!? Bagaimana bisa pohon-pohon tadi benar-benar hanya ilusi!? Apa kalian bisa sulap? Penyihir? Kalian gi-"

"Kau sangat bodoh, idiot! Sekarang cepat turun, kalian akan menginap di rumah kami sementara"

"Rumah kami? Sebentar.. kalian berdua?" Rosé terkejut.

"Ck! Inilah yang membuatku kesal, aku akan menceritakan semuanya saat kita semua sudah di dalam" Mino berucap.

Sesampainya mereka di dalam, begitu terkejutnya ketiga gadis itu melihat sebuah rumah yang cukup besar.

"Aku benar-benar bingung sekarang. Bagaimana bisa ada rumah sebesar ini ditengah hutan? Apa kalian ini dari dunia lain?" Bingung Lisa.

"Apa ini yang membuat kalian selalu lolos dari polisi? Bahkan jika polisi mencari kalian sampai ke dalam jalan yang ditutup tadi, kalian tidak akan bisa ditemukan" Jisoo berucap.

"Jennie unnie, ternyata benar kau yang membunuh dua lelaki itu? Kenapa?"

"Unnie?"

"Kau lebih tua dariku"

"Darimana kau tahu?"

"Kode itu, kode yang sengaja kau tinggalkan di rumah dua lelaki itu. J01? Kupikir kau lahir pada 1 Januari"

"Kenapa kau tidak berpikir J itu adalah inisial namaku?"

"Jennie, Jane, dan Januari inisialnya sama, kenapa kau masih bertanya?"

"Tanpa tahu tahunnya? Ck! Kau-"

"2003"

"Bagaimana dengan nama panjangku?"

"Tentu saja aku tahu. Kim Jennie, bukan?"

"Apa kau mengetahui identitasku? Semua yang kau ucapkan benar, bagaimana bisa kau-"

"Jangan terheran-heran seperti itu, bodoh. Dia memang pintar, tentu saja dia adikku" bangga Mino.

"Kau adalah kakaknya, tapi kau bodoh" kesal Jennie.

"Kenapa kau dengan sengaja meninggalkan sebuah kode disana? Kau seakan sengaja membuatnya agar polisi menangkapmu, itu berbahaya" sambung Rosé.

"Lihatlah betapa bodohnya mereka, apa mereka menemukanku? Dengan sengaja kubuat kode seperti itu, dan mereka masih tidak bisa menemukanku, bodoh sekali"

"Karena kau lebih pintar dari mereka. Sampai detik ini kalian masih tidak ditemukan, otak kalian memang sangat jenius mampu menipu pihak polisi" Jisoo berucap.

"Mian, kurasa kau sudah ditakdirkan menjadi.. pembunuh, Jen" lanjutnya tiba-tiba.

"Maksudmu?"

"Lihatlah tanggal lahirmu, nol dan satu. Nol adalah kosong, lihatlah kehidupanmu sebelum menjadi seorang pembunuh, kosong bukan? Kau seperti tidak menginginkan dirimu hidup, kau kesepian, bahkan kau ingin mati saja. Dan satu, satu adalah mulainya angka setelah nol, kau memulai hidup barumu setelah menjadi pembunuh. Kau menjadi ada sedikit rasa ingin hidup, walau kau tersiksa dengan hidupmu yang menjadi pembunuh itu. Kau bertemu dengan Song Mino, dan bertemu dengan kami. Benar bukan? 01 adalah tanggal lahirmu, kekosongan dan memulai adalah hidupmu"

Jennie terkejut, tentu saja, bagaimana Jisoo bisa memikirkan sampai kesana? Walaupun itu sedikit aneh tapi masuk akal.

"Chakkaman, kau ini sebenarnya apa? Manusia? Tidak tidak tidak, tidak ada seorang gadis muda yang seperti itu"

"Jennie, aku pikir.. itu seperti ramalan? Seperti sebuah sumpah?"

"Ramalan? Sumpah? Apa maksudmu?"

"Aku tidak tahu ini benar atau tidak. Ramalan, bisa saja yang kusebut tadi adalah ramalan, Jennie. Ramalan yang telah diramal oleh seseorang saat kau lahir, Nol dan satu, tanggal lahirmu!"

"Dan.. sebuah sumpah?"

"Sumpah.. sebuah sumpah yang mungkin tidak sengaja ataupun disengaja, ada seseorang yang telah menyumpahimu tepat saat kau lahir"

"Kau.. kenapa kau dengan sangat mudah menebak seperti itu!? Aku-"

"Tidak, Jennie. Aku tidak menebak apapun, aku hanya mengucapkan apa yang sedari tadi ada didalam pikiranku. Mungkin saja.. ramalan dan sumpah itu berhubungan dengan ayah ibumu!"

*

*

*

*

*

Maaf kemaren ketiduran gak sempet up :)

Vomentnya yuk :)

❤️🔥

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang