Flashback On
" Kenapa nangis?"
"Saya capek, Pak. Saya capek di tuntut ini-itu sama orang tua. Saya gak di kasih hak untuk memilih tujuan hidup. Saya merasa kayak boneka yang bebas di gerakkin semaunya sama mereka. Mau mengeluh pun saya gak punya sandaran. Tapi kali inii—kali ini saya udah gak kuat menahannya. Ayah mau ngejodohin saya. Saya gak mau. Untuk kali iniiiiii aja saya pengen di dengar, tapi.......kayaknya percuma. Ayah saya gak akan peduli."
"Kamu belum siap nikah?"
Hyuna menggeleng "Saya cuman mau untuk kali ini aja saya bisa menentukan pilihan sendiri."
"Menikah sama saya!"
Hyuna menoleh "Maksudnya, Pak?"
"Kamu nikah sama saya. Kalo kamu bersedia weekend ini saya ajak orang tua saya ngelamar kamu. Kamu mau?"
Hyuna mengangguk " Iyaa saya mau, Pak."
_____________________________________________________
Gyan mengusap peluh yang membasahi wajah Hyuna dan mengelus pelan bagian leher sang istri yang memerah.
"Sakit?" tanya Gyan
Hyuna menggeleng dan tersenyum "Gak kok."
Gyan mengecup singkat dahi Hyuna sebelum beranjak dari atas tubuh wanitanya.
"Aku ada kelas pagi ini. Kamu ke kampus pake taksi online aja,"ucap Gyan sambil memungut kembali pakaiannya yang berserakan di lantai kamar.
"Iyaa," jawab Hyuna sambil memperbaiki selimut untuk menutupi tubuhnya.
Selepas subuh Gyan dan Hyuna memang melakukan pendakian. Pendakian yang cukup lama untuk mencapai puncak nirwana.
Hyuna menatap nanar punggung suaminya sebelum benar-benar menghilang di balik pintu kamar mandi. Lamunannya kembali pada setahun yang lalu, saat secara impulsif dia menerima lamaran dari sang dosen—Gyandevara, hanya demi terbebas dari tekanan sang ayah.
Hyuna mengira hanya perlu menikah dan masalah perasaan bisa tumbuh setelahnya. Namun ternyata dia salah, setahun ini pernikahan dingin yang ia dapat walau secara rutin dia dan Gyan tetap berkegiatan panas.
Wanita cantik bergigi gingsul ini terlanjur jatuh-sejatuhnya ke dalam pesona seorang Gyan. Hingga bagaimana pun dinginnya sikap sang suami, Hyuna tetap memberikan yang terbaik sebagai seorang istri.
Hyuna menghela nafas kasar, lalu beranjak memakai pakaiannya, memilih membersihkan diri di kamar mandi tamu setelah sebelumnya memilihkan pakaian kerja untuk Gyan kenakan.
Gyan yang sudah rapi menghampiri Hyuna di meja makan.
"Sarapan dulu,"ucap Hyuna lembut
"Terima kasih," sahut Gyan.
"Oh iya, nanti sebelum ke kampus aku ijin mau mampir ke toko buku yaa, Mas?!"
"Hmm."
"Yeaaayy, makasih, Mas." Hyuna mengenggam tangan Gyan sembari memamerkan senyum dengan satu taring yang mencuat dari bibirnya. Senyuman yang menawan sebenarnya walau tidak mendapat balasan dari Gyan.
"Aku pergi dulu," pamit Gyan
Hyuna cepat-cepat meraih tangan Gyan dan mengecup lembut, tidak lupa juga mengecup pipi Gyan walau lagi-lagi tidak mendapat balasan.
"Hati-hati yaa, Mas,"teriak Hyuna dengan wajah riang.
Setelah Gyan hilang dari pandangan dengan cepat wajah riang Hyuna berganti sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ( END)
Romance"Menikah sama saya," "Maksudnya pak?" "Kamu nikah sama saya. Kalo kamu bersedia weekend ini saya ajak orang tua saya melamar kamu. Kamu mau?" "Iyaa,saya mau pak," ~Gyandevara & Hyuna Khayraline.~ Cuman cerita biasa,gak akan ada konflik yang gimana...