Hyuna duduk di sofa kamar,membolak-balik novel tanpa di baca dengan seksama,hanya sebagai pelarian dari rasa bosan yang menerpa dirinya beberapa hari ini. Menghela nafas panjang,Hyuna menatap ke luar jendela kamar dengan tatapan kosong dan tanpa di perintah setetes airmata luruh dari kedua matanya.
Semakin lama airmata Hyuna semakin deras dan menciptakan isak tangis yang tidak bisa di cegah olehnya. Wanita hamil itu merasakan kehampaan di dalam hatinya. Merasakan sedih,kesal,dan sesak menjadi satu tanpa tau penyebabnya. Di tambah sudah seminggu ini kesibukan sang suami jadi berlipat ganda karena harus menghandle pekerjaan Arfeen yang sedang izin membawa keluarga kecilnya pergi ke kampung halaman sang istri,belum lagi tugas Gyan sebagai seorang dosen,benar-benar menguras waktu kebersamaan mereka.
Walaupun di tengah-tengah kesibukannya Gyan masih tetap memberikan perhatian pada Hyuna namun tidak intens seperti biasanya,Hyuna tetap saja merasa sendirian dan kesepian.
Di tengah-tengah kegalauan hatinya tiba-tiba terbersit keinginan Hyuna untuk mendatangi suaminya di kantor. Dengan cepat namun tetap hati-hati ia membersihkan diri seadanya,berganti dari daster rumah menjadi dress hamil plisket selutut,dan sedikit berhias diri agar tidak terlihat pucat.
Kurang dari sejam Hyuna sudah sampai di kantor suaminya dengan menggunakan taksi online. Sepanjang langkahnya menuju ruang Gyan wanita hamil itu selalu melemparkan senyum ramah kepada orang-orang yang menyapa dirinya.
Sampai di depan ruangan Gyan, saat hendak mengetuk pintu samar-samar Hyuna mendengar suara perempuan mendominasi. Dengan menguatkan tekadnya Hyuna membuka pintu dengan perlahan sampai ia melihat suaminya sedang berdiri dengan wajah datarnya, menghadap dua orang perempuan yang sedang duduk di sofa.
Gyan berjengkit kaget saat melihat Hyuna membuka pintu,namun hanya sekejap karena wajahnya langsung berubah sumringah melihat kedatangan istrinya.
"Sayang,kamu datang kok gak ngabarin aku dulu?" Gyan mendekati Hyuna lalu mengecup kening istrinya dan menuntun untuk duduk di sofa berhadapan dengan dua perempuan tadi.
"Aku bosen di rumah,mas,"sahut Hyuna kemudian.
"Kenapa gak nelpon? Kan bisa aku jemput,"tutur Gyan dengan memandang lembut kepada Hyuna.
Hyuna tersenyum "Mas kan sibuk,aku gak mau ganggu cuman untuk minta jemput doang,"
"Lain kali jangan kayak gitu,Ma. Aku khawatir sama kamu sama adik," ujar Gyan sembari tangan kanannya mengelus-elus pipi Hyuna. Hyuna mengangguk saja sembari tersenyum-senyum.
"Eheem,mohon maaf Pak Gyan,ini mau kita lanjutin atau gimana yaa?"interupsi salah satu perempuan yang sedari tadi menatap jengah drama suami-istri di depannya.
"Oh iya,sayang,kenalin,ini bu Grace salah satu investor kita—dan bu Grace,ini Hyuna istri saya." Gyan memperkenalkan keduanya walaupun dengan kecanggungan.
"Saya Hyuna," Hyuna mengulurkan tangannya hendak bersalaman.
"Grace" sahut Grace dengan datar sembari menyambut tangan Hyuna,aah—bukan menyambut,lebih tepatnya hanya menyentuh ujung tangan Hyuna dalam waktu beberapa detik.
Hyuna yang menyadari itu segera menarik tangannya dan tersenyum ramah walaupun ada rasa kesal di hatinya, namun ia berusaha profesional agar tidak merusak image suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ( END)
Romance"Menikah sama saya," "Maksudnya pak?" "Kamu nikah sama saya. Kalo kamu bersedia weekend ini saya ajak orang tua saya melamar kamu. Kamu mau?" "Iyaa,saya mau pak," ~Gyandevara & Hyuna Khayraline.~ Cuman cerita biasa,gak akan ada konflik yang gimana...