Gyan tidak sedikitpun mengalihkan pandangan dan sesekali tersenyum memandang wajah cantik Hyuna yang berada di hadapannya. Kini mereka berdua sedang berbaring di ranjang dengan posisi saling berhadapan. Memperhatikan bagaimana bibir Hyuna bergerak ketika bercerita,memperhatikan bagaimana berbagai ekspresi wanita hamil ini yang berubah-ubah,serta helaan nafasnya yang menerpa lembut wajah Gyan dengan hangat.
"Mas,kenapa senyum-senyum sih? Kamu denger gak aku cerita apa?" tanya Hyuna dengan nada kesal.
"Denger kok. Kamu lagi gibahin Shiren sama Rasqa kan" sahut Gyan sembari menyisir rambut panjang Hyuna dengan jarinya.
"Terus kenapa gak ngerespon? Cuman cengar cengir doang?"
"Aku ter distract sama cantiknya kamu,jadi gak bisa ngomong-ngomong apa-apa,"
Hyuna memutar bola matanya malas "Gombal banget. Sekarang aja kek gitu,setahun kemaren ke mana aja sayang?" sindir Hyuna sembari mencebik kesal.
"Maaf,khilaf,"
"Ciih,khilaf apaan sampe setahun,"
"Udah dong,sayang,jangan di bahas lagi ya. Aku malu inget kebodohan aku dulu,"
Hyuna mengangguk saja. Sebenarnya ia pun malas mengingat masa-masa suram rumah tangganya,tapi sesekali menyindir Gyan dengan hal itu tidak apa-apa kan. Agar suaminya selalu ingat kesalahannya dan syukur-syukur kalau tidak mengulanginya lagi. Hyuna juga yakin banyak wanita di luar sana yang sepertinya,memaafkan tapi tidak dengan mudah melupakan.
"Yang..." panggil Gyan sontak membuat Hyuna menatap Gyan kaget. Pasalnya baru kali ini Gyan memanggilnya seperti itu.
"Apa..." sahut Hyuna sambil mengulum senyum.
"Kamu pernah ngidam masakan ibu?"tanya Gyan. Sejak Hyuna mengutarakan keinginannya kepada kedua orang tuanya tadi,Gyan terus kepikiran. Pasalnya Hyuna selama ini tidak pernah mengatakan apa-apa pada Gyan tentang ngidamnya itu.
Hyuna menganggukkan kepala "Iya. Aku pernah pengen makan gudeg bikinan Ibu. Tapi,it's ok, aku bisa nahannya kok," jawab Hyuna dengan cengirannya yang malah mengundang sesak di dada Gyan.
"Kamu kenapa gak bilang aku? Kan bisa aku usaha'in ngomong sama ibu,"
"Gak papa,Mas. Lagian bukan yang pengen banget kok,cuman pengen aja,"
Gyan menghela nafas dalam "Kamu selama hamil gak pernah minta yang macem-macem. Padahal aku udah siapin diri kalo misalnya kamu ngidam yang aneh-aneh,"
Hyuna berdecih "Apaan, orang aku minta tahu gejrot pedes aja susah banget di turutin,"
"Ya beda dong,sayang. Bakal aku turutin kalo itu gak bahaya buat kesehatan kamu sama adek," Gyan bergerak mengikis jarak di antara mereka hingga kini Hyuna sudah berada di pelukannya. "Aku tuh udah nyiapin diri dan mental aku kalo misalnya kamu ngidam terus nyuruh aku nyuri mangga tetangga,atau nyuruh aku pake daster terus dandan,atau apa aja deh yang aneh-aneh," tambahnya lagi.
"Ngaco. Aku gak bakalan kayak gitu kali,Mas,"
"Loh bukannya banyak ibu hamil yang gitu,Yang. Kalo gak di turutin ntar adek ileran gimana?"
"Mas,aku tuh gak mungkin ngidam nyuruh kamu nyuri mangga tetangga,ya masa' adek dari dalem perut udah di kasih makanan gak halal sih,aneh banget,"
"Kan aku cuman pengen jadi suami siaga. Biar bisa nyenengin kamu,"
"Gaya banget. Ntar aku ngidam suruh kamu beli sate madura langsung dari sana dan harus ada dalam waktu setengah jam,gimana?"
Gyan terkekeh "Ya kalo gitu aku ngikutin konsep kalo semua ngidam gak harus di turutin,sih,"
Hyuna mencubit pelan dada Gyan "Tuh,tadi aja sok banget mau jadi suami siaga,"
"Aku kan cuman pengen mastiin kebahagiaan dan kenyamanan kamu aja selama hamil ini," celetuk Gyan sambil mempererat pelukannya pada Hyuna dengan gemas.
"Mas...." panggil Hyuna manja.
"Hmm...." sahut Gyan dengan suara pelan karena wajahnya kini ia benamkan di rambut Hyuna yang hitam dan lebat.
"Buka dong kaos kamu,"pinta Hyuna sambil menggigit bibirnya.
Sontak Gyan menurunkan pandangannya dan menatap Hyuna penuh makna. "Mau apa?"tanya Gyan sambil menaikkan satu alisnya.
"Aku pengen cium wangi tubuh kamu langsung," ucap Hyuna jujur dengan wajah yang sudah memerah.
Gyan terkejut dengan kejujuran Hyuna namun dengan perasaan senang juga tentunya.
"Hormon kamu yaa?"tanya Gyan dengan senyuman jahil.
Hyuna menggeleng "Gak juga. Emang kemauan aku aja. Aku suka wangi tubuh kamu walaupun gak pake parfum. Enak banget. Bikin aku tenang,"
"Kamu gak mau yang lebih?" Gyan masih menatap Hyuna dengan tatapan menggoda.
Lagi-lagi Hyuna menggeleng "Cuman mau itu kok,gak lebih,"
"Mau lebih juga aku pasrah,Sayang," bisik Gyan lalu menjauhkan diri dan melepas kaosnya sesuai permintaan dari Hyuna. "Terus apa?"tanya Gyan kemudian.
Hyuna membentangkan kedua tangannya "Peluk aja," pintanya dan langsung di turuti oleh Gyan.
Hyuna masuk dalam dekapan Gyan dengan kepala yang berada di dada suaminya. Hyuna berulang kali menarik nafas panjang,menghirup dan menikmati aroma tubuh Gyan membuat Gyan terkekeh dan gemas lalu menghadiahi kecupan-kecupan sayang di pucuk kepala Hyuna.
Seakan ingat sesuatu Gyan kembali menurunkan pandangannya dan meraih dagu Hyuna hingga wanita hamil itu menatap ke arahnya "Aku baru inget. Kamu beneran mau cuti kuliah?"tanya Gyan.
Hyuna memang mengutarakan keinginannya yang ingin cuti kuliah dan fokus pada kehamilannya kepada orang tuanya tadi. Saat itu Gyan hanya menyimak dan tidak menyela,karena ingin memberikan waktu untuk Hyuna dan kedua orang tuanya mengakrabkan diri.
Hyuna menganggukkan kepala " Gak papa kan,Mas. Saat ini aku cuman pengen fokus sama adek,"
Gyan tersenyum lalu mengecup bibir Hyuna sekilas "Aku dukung keputusan kamu,"
Hyuna tersenyum lebar memamerkan gingsulnya mendengar ucapan Gyan " Makasih,Mas," ucapnya tulus lalu mengecup bibir Gyan berkali-kali dan tanpa di sangka dengan cepat Gyan menahan tengkuk Hyuna,memperdalam ciuman mereka dan berubah menjadi ciuman mesra.
Gyan baru melepas ciuman mereka ketika di rasanya Hyuna mulai terengah-engah karena pasokan oksigen yang menipis.
Gyan menatap Hyuna dengan senyuman miring "Kamu gak pengen buka baju juga?"bisik Gyan pelan lalu mengecup pipi istrinya yang mulai chubby.
Wajah Hyuna kini memerah karena malu,tak ingin munafik,ia juga merasakan udara kamar mereka yang tiba-tiba berubah menjadi panas.
"Bukain..." pintanya manja sembari mengulurkan kedua tangannya.
Gyan tersenyum dan tanpa banyak bicara lagi ia langsung meloloskan baju Hyuna melewati kepala dan kedua tangan istrinya sehingga saat ini keadaan mereka sama.
"Tidur. Besok aku panggil tukang service AC nya," ucap Gyan dan di angguki oleh Hyuna. Ia lalu menarik Hyuna ke dalam pelukannya,mengelus-elus belakang Hyuna hingga sang istri terlelap dalam pelukannya.
__________________________________________________
Pak Gyan terlalu sibuk sih sampe lupa nyuci AC,kurang adem kan jadinya🐒
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ( END)
Romantizm"Menikah sama saya," "Maksudnya pak?" "Kamu nikah sama saya. Kalo kamu bersedia weekend ini saya ajak orang tua saya melamar kamu. Kamu mau?" "Iyaa,saya mau pak," ~Gyandevara & Hyuna Khayraline.~ Cuman cerita biasa,gak akan ada konflik yang gimana...