Siang ini Hyuna di sibukkan dengan kegiatan memasaknya di dapur di temani oleh Bik Nani. Sebenarnya Gyan sudah melarang Hyuna untuk memasak,karena takut istrinya itu kelelahan dengan perut yang semakin besar karena kandungan Hyuna yang sudah memasuki usia tujuh bulan kehamilan. Namun wanita hamil itu tetap bersikeras dengan dalih ingin menjamu mertuanya dengan hasil masakannya.
Pasalnya,selama menikah ini kedua kalinya Hyuna akan bertemu dengan mama mertuanya,karena mama mertuanya tinggal di Surabaya sehingga membuat intensitas pertemuan mereka terbatas.
Gyan yang duduk di meja makan sesekali bergedik ngeri melihat betapa lincahnya Sang istri yang sedang mondar mandir menyiapkan bahan makanan dengan perut besarnya itu.
"Yang,pelan-pelang dong. Aku ngeri liat kamu kayak gitu,"pinta Gyan dengan ekspresi khawatir.
"Waktunya mepet,Mas. Bentar lagi kita mau jemput mama di bandara,kan," sahut Hyuna sambil tangannya bergerak lincah memotong-motong daging yang akan di olahnya menjadi rawon.
Gyan menghela nafas kasar lalu kembali fokus ke handphone mengecek tugas-tugas mahasiswanya yang di kirim lewat e-mail. Gyan memang sempat ingin resign tapi setelah mendengar nasihat dari Arfeen dan juga mendapat tentangan dari istrinya,Gyan memilih tetap menjadi dosen dengan syarat Hyuna harus wajib melaporkan segala kegiatannya selama Gyan berada di kampus dan di setujui oleh Hyuna.
"Awwssh" pekik Hyuna ketika tidak sengaja jari telunjuknya teriris pisau daging yang memang sangat tajam.
"Hyuna Khayraline!! Lepas pisaunya dan menjauh dari sana!"sentak Gyan dengan tajam sambil melangkah cepat ke arah Hyuna. Hyuna yang masih kaget menurut saja ketika Gyan menarik pelan tangan dan mengarahkan jari telunjuk Hyuna yang berdarah ke air yang mengalir dari kran wastafel.
Bik Nani yang paham situasi langsung mengambil kotak P3K dan meletakkannya di atas meja makan.
"Mas,itu kotak obatnya di atas meja makan,"ucap bik Nani
"Makasih,bik," bukan Gyan yang menjawab,melainkan Hyuna. Gyan masih fokus membersihkan luka Hyuna di air yang mengalir.
Setelahnya,tanpa banyak bicara Gyan menuntun Hyuna duduk di kursi dengan Gyan yang berjongkok di depannya,membersihkan sisa darah di jari Hyuna dengan tatapan datarnya,tatapan yang sudah lama tidak pernah ia tampakkan di depan Hyuna.
"Mas" panggil Hyuna sembari menggigit bibirnya,takut.
"Hmm," jawab Gyan sembari memgoleskan salep antibiotik dan membungkus jari Hyuna dengan kasa steril.
"Maaf,aku teledor," lirih Hyuna dengan mata berkaca-kaca.
Gyan menarik nafas dalam "Maaf aku kelepasan bentak kamu," Pria itu lalu mengusap rambut panjang istrinya "Udah ya,masaknya biar di terusin bik Nani. Kita siap-siap aja jemput Mama," lanjut Gyan yang di anggukin oleh Hyuna.
🤰🏼🤰🏼🤰🏼
Hyuna mengembangkan senyumnya ketika bisa melihat dan bertemu kembali dengan mama mertuanya yang masih cantik dan bugar di usianya yang sudah tidak muda lagi.
"Assalamualaikum,Ma. Apa kabar?" sapa Hyuna dengan ramah sembari meraih tangan kanan mertuanya dan mencium dengan takzim.
"Waalaikumsalam,baik," jawab sang Mama datar. "Mama kangen banget sama kamu,Mas," ucap Mama beralih memeluk Gyan yang berada di samping Hyuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ( END)
Romance"Menikah sama saya," "Maksudnya pak?" "Kamu nikah sama saya. Kalo kamu bersedia weekend ini saya ajak orang tua saya melamar kamu. Kamu mau?" "Iyaa,saya mau pak," ~Gyandevara & Hyuna Khayraline.~ Cuman cerita biasa,gak akan ada konflik yang gimana...