Gyan & Hyuna ( The End)

16.7K 502 20
                                    

Heyoooww

Fuuhhh, fuuhh, bersihin dulu sarang laba-labanya! ^^

Woaahh, Pak Gyan dan Hyuna comeback, tapi langsung ending aja biar gak ribet hahaha.

Baca ulang yuuk, sebelum baca ending. Beri otak dan hati kalian memori tentang Gyan dan Hyuna biar geeerrr.

Hepi membaca yaa kalian

___________________________________________

Seorang pria tampan dengan pakaian serba hitam dan sebuket bunga segar di tangannya terlihat berdiri di sebuah gundukan tanah berwarna merah. Pria tersebut hanya diam tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Begitu lekat ia menatap sebuah nisan yang bertuliskan nama wanita yang paling ia cintai di dunia ini.

"Ma......"Akhirnya satu kata terucap juga setelah bermenit-menit Gyan berdiam diri. Ia, pria dengan pakaian serba hitam itu adalah Gyandevara. Gyan yang sedang berduka dan terluka karena di tinggalkan oleh orang yang ia cintai.

"Kenapa cepat banget perginya? Kenapa harus bersamaan dengan kelahiran gadisku? Gadis kecilku cantik banget, Ma. Mama pasti bangga sama aku karena udah ngasih cucu secantik dia. Harusnya Mama bisa memberikan pelukan hangat buat anakku, biar dia tau gimana rasanya di peluk sama malaikat yang membesarkan Papanya sampe Papanya bisa sekeren ini." Gyan terkekeh dengan airmata yang menggenang di pelupuk mata.

"Aku pikir aku kuat karena waktu Mama pergi aku gak nangis sama sekali. Tapi ternyata aku salah, aku bukan kuat, tapi aku bingung. Pikiran ku kosong, hatiku hampa. Belum bisa mencerna semua yang terjadi. Semesta begitu cepat memutarbalikkan keadaan. Dan sekarang baru aku rasain, gimana sesaknya, gimana sakitnya di tinggalin Mama. Mama udah gak ada, Mama ninggalin aku selamanya." Gyan berjongkok dan terisak-isak dengan pilu.

"Maafin aku, Ma. Maaf kalo terkadang perkataan atau perbuatanku menyakiti Mama. Aku sakit, Ma, di tinggalkan Mama. Tapi aku tau, sakitku gak ada apa-apanya di bandingkan pengorbanan Mama selama membesarkan dan merawatku." Gyan menarik nafas dalam dan panjang untuk mengurai sesak di dadanya.

Gyan menyusut airmatanya dengan lengan kemejanya "Mama pasti udah bahagia ya bisa ketemu Papa di sana. Ketemu sama si kakak juga." Gyan tersenyum tipis. "Di sini, aku sama Hyuna kangen banget sama Mama. Apalagi Hyuna, menantu mama yang cengeng itu tiap hari menangisi Mama. Maafin kami ya, Ma. Tapi aku janji, setelah ini, akan berusaha lebih ikhlas lagi. Hari ini aku habiskan rinduku lewat tangisan, selanjutnya cuma doa yang akan aku berikan.

Aku, Hyuna dan Djiwa sayang banget sama Mama. Djiwa nama gadis kecilku, Ma. Djiwanya Gyanina Aralyne nama lengkapnya. Dia itu jiwa dan denyut nadi untuk aku dan Hyuna. Nanti, aku bakalan bawa Djiwa ke sini, ketemu Mama." Gyan mendongakkan kepalanya menghadap langit. "Mama di atas sana pasti bisa mendengar dan melihat, kan. Walaupun aku udah gak bisa meluk mama secara nyata, tapi cinta dan sayang mama akan selalu ada di ingatan dan hati aku. Aku cinta, Mama. Tenang di sana ya, Ma. Doa kami akan selalu memeluk Mama."

Begitulah cara Gyan menyampaikan perasaan dan kerinduannya pada sang Mama. Sang Mama yang harus pergi selama-lamanya tepat disaat hari kelahiran cucu-nya.

Dua minggu yang lalu, saat Hyuna berjuang di ruang operasi untuk melahirkan putri mereka, sang Mama pun berjuang dengan sisa-sisa nafas di dirinya. Saat tangisan pertama Djiwa terdengar, saat itu pula nafas terakhir sang Mama di hembuskan.

Gyan linglung, dirinya ibarat daun kering yang jatuh terombang-ambing angin. Disaat harusnya dia berbahagia, kesedihan yang tak di sangka pun menyertainya. Alhasil, tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya, masih belum mengerti bagaimana cara semesta bekerja.

Sejatinya, kesedihan dan kebahagiaan selalu berdampingan. Kehidupan dan kematian selalu beriringan. Jangan pernah terbuai dengan kebahagiaan, dan jangan pernah tunduk pada kesedihan. Di patahkan oleh kehilangan, di kuatkan oleh harapan. Layaknya arunika yang pasti terganti oleh sandyakala.

Because Of You ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang