Gyan & Hyuna

16.3K 906 50
                                    

Saat ini Gyan sudah rapi dengan outfit santainya. Ia menggunakan ankle pants berwarna abu dan kaos polos berwarna putih.

"Aku pergi sebentar ya,kalo ada apa-apa langsung hubungi aku," pamit Gyan sembari mengecup kening istrinya.

Hyuna mengangguk mengiyakan dengan tatapan masih fokus pada novel yang ia baca. Setelah Gyan keluar dari kamar,Hyuna membuang nafas kasar,segala bayangan tentang ke mana Gyan dan mau bertemu siapa suaminya sekarang benar-benar menganggu pikirannya saat ini. Walaupun Hyuna mengikrarkan kalau ia ingin berhenti mencintai Gyan tapi ia tidak bisa menampik,sebagai seorang yang masih menyandang status istri sah,Hyuna masih berhak merasa khawatir bukan.

Di lain tempat,di sebuah cafe Gyan menghampiri meja yang sudah di tempati oleh seorang wanita dan seorang pria.

"Maaf saya terlambat," ucapnya sopan

"Gak papa,pak. Kami juga belum lama datangnya" jawab Sherin. Iya,orang yang meminta bertemu dengan Gyan adalah Sherin-sahabat Hyuna. "Ehm,ini saya sudah ajak Raska juga seperti yang bapak minta,"lanjutnya.

"Gue masih bingung kenapa gue di ajak ke sini. Perasaan gue gak punya urusan apa-apa sama Pak Gyan" Raska menggaruk kepalanya yang tidak gatal,Sherin refleks menyikut lengan Raska karena memakai bahasa yang kurang sopan mengingat Pak Gyan adalah dosen mereka di kampus.

Gyan menatap datar Raska "Jelas kamu punya urusan sama saya,kamu ke kampus berdua sama istri saya kalo kamu lupa,"

"Ya—ya,kalo itu sih,saya cuman bermaksud nawarin tumpangan aja buat istri bapak daripada istri bapak ke kampus sendirian kan kasian,"jawab Raska berdalih dengan tatapan segan.

"Hemm,terima kasih kalo begitu,"

"Jadi karena hal ini bapak meminta saya buat bawa Raska juga pas kita ketemuan?"tanya Shiren

Gyan menggeleng "Saya bukan orang yang agamis tapi saya jelas paham ketika dua orang lawan jenis bertemu apalagi dengan status saya yang sudah menikah jelas itu bisa menimbulkan fitnah. Meskipun kamu sahabat istri saya dan meskipun kita bertemu karena ingin membahas tentang istri saya jelas itu gak bisa di jadikan alasan untuk kita bertemu hanya berdua"

Shiren dan Raska hanya mengangguk-angguk dengan pemikiran masing-masing.

"Dan buat kamu Raska,kalo sampai apa yang kita bahas hari ini bocor ke orang lain apalagi di lingkungan kampus,kamu tentu tau track record saya sebagai dosen gimana dan saya gak segan-segan menggunakan privilege saya untuk mengatasi kamu," Gyan berucap dengan santai namun sarat akan ancaman.

Shiren tertawa kecil melihat ekspresi Raska yang mendadak pucat pasi,sedangkan Raska meneguk salivanya kasar.

"Sa-saya pake headshet aja deh kalo gitu,kalian silahkan ngobrol berdua" ucap Raska sembari merogoh tasnya mengambil headshetnya. "Gila ya lo bawa-bawa gue ke masalah rumah tangga dosen killer begini," bisik Raska tepat di telinga Shiren sebelum ia memasang headshet di telinganya.

"Bisa kita mulai sekarang? Saya gak bisa lama-lama,"

"Saya cuman mau bilang sama bapak,tolong berhenti nyakitin Hyuna. Saya tau kemaren dia hampir kehilangan bayinya itu salah satu penyebabnya adalah bapak kan. Hyuna itu sudah tertekan dari kecil,Pak. Sikap orang tuanya yang otoriter membentuk karakter dia menjadi orang yang rendah diri,terbiasa hidup hanya untuk memenuhi kemauan orang tuanya tanpa bisa memilih jalan yang dia mau. Sekalinya dia nekat memilih,dia malah memilih menikah dengan bapak,seseorang yang membuat dia semakin merasa unwanted. Ngerasa hidupnya gak berarti buat siapapun. Dia menjalani hari-harinya dengan tersiksa,tapi alih-alih mengeluh dia malah memakai topeng,seakan semuanya baik-baik aja,memilih memendam semuanya sampe mentalnya lelah seperti sekarang. Setiap dia cerita kesedihannya kepada saya,saya cuman bisa memberi semangat,memberi saran tapi gak bisa membantu menyembuhkan,karena yang bisa menyembuhkannya hanya bapak. Dan cuman dua cara yang bisa membuat dia sembuh,yang pertama bapak berubah dan bersikap baik dan tulus ke Hyuna dan mau belajar mencintainya,atau pilih cara yang kedua....." Shiren menarik nafas dalam sebelum melanjutkan kalimatnya " Atau bapak bisa pilih cara kedua,yaitu tinggalin Hyuna,biarkan dia cari bahagianya sendiri. Dan saya sebagai sahabatnya akan membantu Hyuna sampai batas kemampuan saya"lanjutnya

Gyan menatap Shiren tajam "Tinggalin Hyuna? Kamu pikir saya bisa melakukan itu? Bahkan sedikitpun saya gak pernah membayangkan hal itu. Saya akui memang selama ini saya salah dalam memperlakukan Hyuna,no excuse. Tapi,saya mencintai Hyuna,"

Byuuurr

Shiren yang sedang meneguk es kopinya tersedak dan menyemburkannya ke wajah Raska,kaget mendengar pengakuan Gyan.

Raska yang sejak tadi diam tanpa mendengarkan ikut kaget karena terkena semburan,ia mengusap wajahnya kasar dan mendelik tajam kepada Shiren "Gue tau muka gue kurang manis,tapi gak gini caranya lo nyembur gue pake es kopi,lengket bego" gerutu Raska.

Shiren malah tertawa sembari memberikan tisu kepada Raska "Maaf,maaf. Gue gak sengaja,gue kaget tadi,"

Malas menanggapi dan masih terbayang ancaman Gyan,Raska memilih kembali dengan kesibukannya yaitu mendengarkan musik.

"Saya gak salah denger,Pak. Bapak cinta sama Hyuna?"tanya Shiren seolah tak percaya.

"Kamu pikir saya mengajak dia menikah waktu itu hanya sebuah tindakan impulsif? Sebelumnya saya sudah tertarik sama sahabat kamu itu,saya kagum dengan kegigihan dia belajar. Saya juga gak pernah liat dia deket sama laki-laki manapun,dia punya daya tarik sendiri menurut saya," Gyan mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya pada Shiren,alih-alih langsung jujur pada istrinya. Gyan pikir jika saat ini dia mengungkapkan isi hatinya yang sebenar-benarnya tentu Hyuna tidak mungkin akan percaya begitu saja,Hyuna pasti menganggap pengakuan Gyan hanya rasa bersalah saja. Gyan berharap dengan jujur pada Shiren,sahabat istrinya itu bisa membantunya untuk meraih kembali cinta sang istri.

Untuk meminimalisir high risk, Gyan harus menggunakan strategi yang tepat bukan? Persis seperti yang di ajarkan Arfeen kepadanya. Ia tidak bisa gegabah,karena ia tahu tidak akan mudah mengobati luka yang sudah jelas membekas,dan sekarang ia hanya bisa mengobati,meredakan rasa sakit dan mencegah luka itu menjadi sepsis.

🍁🍁🍁🍁

Setelah bertemu dengan Shiren dan Raska,Gyan pulang dengan perasaan agak lega. Ia berharap Shiren bisa membantunya untuk mengambil kembali hati Hyuna.

Sampai di rumah ia langsung bergegas ke kamar mereka,saat membuka pintu kamar Gyan malah mendapatkan kejutan. Di mana Hyuna sudah rapi dengan dengan dua koper besar berada di sampingnya.

Gyan berjalan mendekati Hyuna dengan wajah bingung.
"Kamu mau ke mana? Dua koper ini untuk apa,Hyuna?"tanya Gyan.

Hyuna menatap Gyan dengan tatapan datar "Aku rasa udah cukup semuanya,Pak Gyan. Kali ini aku udah gak bisa mentolerir lagi sikap kamu,"

"Maksud kamu?"

"Aku pergi,dan aku mohon jangan hubungi atau cari aku. Aku yang bakalan hubungin kamu kalo sudah waktunya adik lahir,"ucap Hyuna dengan tegas

_________________________________________________

Because Of You ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang