Gyan & Hyuna

15.8K 913 85
                                    

"Apa sih maksud kamu,Na? Sikap aku yang mana yang gak bisa di tolerir?Kita bicara baik-baik dulu ya,sayang,"bujuk Gyan.

"Aku bisa mentolerir sikap kamu yang gak pernah anggap aku sebagai istri mu,tapi bermain di belakang dengan sahabatku sendiri,tentu aku gak bisa nerima itu Pak Gyan,"

Gyan mengusap wajahnya kasar,ia tidak menyangka bertemu diam-diam dengan Shiren malah menjadi boomerang buat dirinya.

Gyan mencoba meraih tangan Hyuna "Sayang denger dulu,kamu salah paham,Na. Aku ketemu Shiren bukan buat macem-macem. Ok,aku akuin aku salah karena gak ngasih tau kamu,tapi beneran aku ketemu Shiren cuman ngebahas kamu,dan kami gak berdua sayang,ada Raska juga di sana,kamu bisa cek kalo kamu gak percaya sama aku"

Hyuna menatap dalam netra sang suami seolah mencari kebohongan di sana. Gyan yang tidak gentar membalas tatapan Hyuna dengan tatapan meyakinkan.

Hyuna menghembuskan nafas panjang lalu duduk di pinggir ranjang "Terus kenapa dia gak nge-wa kamu aja malah milih ngirimin email kayak gitu seolah-olah supaya orang lain gak boleh tau,"

"Kamu lupa kalo aku gak pernah ngasih no pribadi aku ke mahasiswa? Dari dulu aku cuman meladeni mahasiswa yang menghubungi lewat email kan,"

Lagi-lagi Hyuna menghembuskan nafas panjang,malu sebenarnya sudah menuduh Gyan yang tidak-tidak,tapi bolehkah Hyuna mengkambinghitamkan hormon kehamilannya?

Gyan ikut duduk di sebelah istrinya,mengambil tangan Hyuna untuk di genggam.

"Kamu cemburu?" tanya Gyan bermaksud menggoda istrinya.

Sontak Hyuna menarik tangannya dari genggaman Gyan "Aku cuman gak mau di permainkan untuk ke sekian kali,"

Gyan tersenyum masam,rasanya meminta maaf lagi tidak akan cukup untuk Hyuna.

Huweeekk Huweeekk

Hyuna setengah berlari menuju kamar mandi,memuntahkan semua isi perutnya ke dalam kloset. Gyan yang panik segera menyusul,khawatir istrinya kenapa-kenapa.

Dengan sigap Gyan memegang rambut Hyuna agar tidak terkena muntahan sembari mengurut pelan leher istrinya.
"Gak perlu lari-lari,Na,kalo jatuh gimana?"

Hyuna terduduk lemas. Dengan telaten dan tidak jijik Gyan menyeka bibir Hyuna dengan tisu.

"Mual banget,kalo gak cepat-cepat ke kamar mandi bisa-bisa aku muntah di kamar tadi,"ucap Hyuna dengan lemas.

"Gak masalah,bisa aku bersihkan. Yang penting kamu dan adik aman,"sahut Gyan sembari merapikan rambut panjang sang istri. "Udahan muntahnya? Mau balik istirahat di ranjang aja?"tanyanya kemudian.

Hyuna menggeleng "Masih mual,di sini aja dulu,"

Gyan mengangkat pelan Hyuna ke atas pangkuannya,menarik kepala Hyuna agar bersender di dadanya,tangan kanan Gyan merangkul pinggang Hyuna dan tangan kirinya masuk ke dalam baju Hyuna dan mengelus-elus pelan perut sang istri yang masih datar. Hyuna yang terbuai dengan perlakuan lembut sang suami tanpa sadar terlelap. Gyan yang menyadari istrinya tertidur segera menggendong Hyuna menuju ranjang agar istrinya bisa beristirahat dengan nyaman.

Gyan merebahkan diri di samping Hyuna sambil terus mengelus perut sang istri "Adik sama Mama nyaman yaa di elus Papa,Mama nya sampe nyenyak gini bobonya. Adik jangan nakal,kasian Mamanya lemes gini,nakalin Papa aja ya," ia terkekeh sendiri mendengar ucapannya hingga tak lama kemudian ia ikut menyusul sang istri ke alam mimpi.

🍁🍁🍁🍁

Sore ini Sang Ibu datang menjenguk Hyuna ke rumahnya. Tentu saja hanya sendiri,karena Gyan sudah meminta tolong dengan sopan agar Sang Ayah tidak bertemu dengan Hyuna untuk sementara waktu.

"Gimana keadaan kamu,Nak?"tanya Ibunya dengan wajah khawatir.

Hyuna tersenyum tipis "Kalo dengan aku jawab aku baik-baik aja bakalan buat ibu ngerasa lega maka aku akan jawab aku baik-baik aja,"jawabnya

Ibunya menggeleng "Una gak perlu pura-pura baik-baik aja,jangan menahan diri lagi,Nak. Ungkapin apa yang kamu rasain,ungkapin apa yang Kamu mau. Mulai sekarang Ibu akan selalu mendukung Una,Ibu di pihak Una"

Mata Hyuna memerah,sebisa mungkin ia menahan airmatanya di depan sang ibu "Dulu,hidupku hanya mengemis perhatian dan kasih sayang Ibu dan Ayah,aku pikir dengan aku belajar terus menerus dan meraih nilai sempurna aku bisa ngedapetin semua yang aku harapkan, tapi nyatanya semua itu gak pernah terwujud. Sampe di mana titik aku membenci yang namanya harapan. Karena setiap kali aku berharap,maka harapan itu juga yang ujung2nya ngehancurin aku. Rasanya sekeras apapun aku berusaha,dunia gak akan begitu aja ngebiarin aku bahagia. Jadi,bu,mulai sekarang tolong biarin aku hidup dengan cara ku sendiri,Ibu cukup dukung aku dengan doa aja,"

Air mata sudah mengalir deras di kedua pelupuk mata sang Ibu "Hidup berdua sama Ibu,Na. Ayo kita pergi,kita hidup berdua,hanya berdua. Ibu masih sanggup ngurusin kamu dan cucu ibu. Ibu rela ninggalin semua yang Ibu punya d sini,Ibu cuman pengen ngeliat kamu bahagia sekarang,biarkan ibu nebus semua kesalahan Ibu,Na,ijinkan Ibu,"

"Ibu gak salah,Ibu hanya gak punya kekuatan untuk ngelawan Ayah,Ibu hanya bisa pasrah kan,aku ngerti posisi Ibu. Tapi,bu,bukankah ini sudah cukup telat? Aku rasa aku udah gak perlu penebusan apa-apa dari siapapun,yang aku butuhkan hanya ketenangan. Lagipula aku gak mungkin pergi dari suamiku sekarang,anakku butuh Papanya,"

"Maaf,Na,Ibu minta maaf telah menyakiti Una,"

"Ibu gak perlu minta maaf,rasa-rasanya kata maaf itu udah jadi kata yang memuakkan buat ku akhir-akhir ini. Ibu cukup diam dan doain aku aja dari jauh,hidup dengan sehat sampe nanti bisa melihat aku bahagia walau bukan Ibu dan Ayah alasannya,"

________________________________________________

Sepulang dari rumah Putrinya,Ibu Hyuna dengan langkah cepat menemui suaminya yang sudah pasti berada di ruang kerja saat ini. Ia membuka pintu dengan kasar membuat Sang suami berjengkit kaget.

"KENAPA KAMU MENYAKITI PUTRI KU?! KENAPA KAMU MENYAKITI PUTRIKU SAMPAI DIA MENJADI HANCUR SEPERTI INI?! MENTALNYA SAKIT,SEKARANG HIDUPNYA HAMPA TANPA HARAPAN,KENAPA KAMU MELAKUKAN ITU PADANYA?! KENAPAAAAA?? AKU KEHILANGAN PUTRIKU,DIA MENOLAK ORANG TUANYA,DIA MENOLAK KUUU!!!!" Ibu Hyuna histeris,berteriak marah tepat di depan wajah Sang suami yang terdiam membisu.

Ibu Hyuna jatuh terduduk lemas "Aku bersalah,aku diam aja walau kamu berlaku gak adil pada Hyuna,aku diam aja ketika kamu terus menerus merusak mentalnya,aku bersalah,aku bersalah,aku gak pantas di sebut Ibu," Ibu Hyuna bangkit dan menatap suaminya tajam. "Aku akan bercerai darimu,cuman itu satu-satunya untuk mengurangi rasa bersalah ku pada Hyuna. Aku akan mengurus perceraian kita gak peduli kamu setuju atau gak!"

Deg

Ayah Hyuna memegang dadanya yang tiba-tiba nyeri, setelah berpuluh tahun hidup bersama kini istrinya meminta cerai?

____________________________________________________

Because Of You ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang