Hari ini Hyuna kembali berkuliah setelah mendapat persetujuan dari dokter dan suaminya. Dan saat ini ia dan Gyan sudah berada di parkiran kampus dengan Gyan yang bergegas membukakan pintu mobil untuk Hyuna.
"Sini tas sama buku kamu biar aku yang bawa,"
Hyuna memutar bola matanya "Gak osah,mas,orang gak berat juga,iih,"
"Gak apa-apa,"
Secepat kilat tas dan buku Hyuna sudah berpindah ke tangan Gyan.
"Hari ini kamu masuk kelas mana,mas?" tanya Hyuna
"Kelas kamu,sayang," jawab Gyan santai tanpa tau kalimatnya barusan sukses memunculkan semburat merah di pipi istrinya.
Gyan mengantarkan Hyuna sampai ke depan kelasnya,setelah menyerahkan semua barang-barang Hyuna,Gyan pamit ke ruangannya tidak lupa memberikan sentuhan kecil d perut Hyuna,hanya sebentar namun mampu membuat hati Hyuna menghangat.
Seperginya Gyan,Hyuna mulai mendengar suara bisik-bisik yang menganggu indera pendengarnya. Awalnya Hyuna mengabaikan dan berjalan santai ke kursinya namun semakin lama bisikan-bisikan itu semakin terdengar jelas sehingga membuat Hyuna tidak nyaman.
Kasian banget di nikahin tapi gak di cintain.
Pasti dia deh yang ngemis-ngemis ke Pak Gyan biar di nikahin.
Apa Pak Gyan punya pacar lagi ya makanya gak bisa cinta ke istrinya itu.
Eh-eh liat gak sih tadi Pak Gyan megang perutnya Hyuna,apa dia hamil ya? Eh tapi kasian gak sih cuman di pegang bentar doang,padahal dia pasti ngarep bisa lama-lama'an hahahaa.
Hyuna tertunduk sambil meremas kuat roknya,berusaha untuk menulikan telinga,berusaha untuk tidak mengambil hati omongan mereka.
Pak Gyan di jebak deh kayaknya,makanya bisa sampe hamil gitu,otomatis kalo dia hamil kan Pak Gyan harus tetap bertahan sama dia,licik banget yaa otaknya.
Merasa mengenal salah satu suara orang yang menggunjingnya Hyuna mendongakkan kepala,menatap ke arah suara,dan mendapati Arum— salah satu orang yang pernah jadi tempat curhatnya ketika Shiren tidak ada.
Dengan mata berkaca-kaca Hyuna bangkit dari kursinya lalu lari keluar kelas setelah melemparkan tatapan kecewa kepada Arum yang malah di balas senyum meremehkan olehnya.
Tidak kuasa menahan tangis,Hyuna segera ke toilet dan menumpahkan tangisnya di sana. Terisak-isak sendirian tanpa peduli orang di luar akan mendengar.
Di sisi lain,Rasqa berlari menuju ruangan Gyan untuk memberitahukan keadaan Hyuna.
Tanpa mengetuk pintu Rasqa menerobos masuk membuat Gyan tersentak kaget "Pak.. Anu.. Itu.. Istri bapak,Hyuna,lagi nangis,di toilet," lapor Rasqa dengan nafas tersengal-sengal.
Gyan yang mendengar itu langsung panik dan berlari menuju toilet dengan Rasqa yang menyusul di belakangnya. Istrinya sedang tidak baik-baik saja,mentalnya belum sembuh,dan hormon kehamilan memperburuk keadaannya.
Sampai di depan toilet sudah ada Shiren yang mencoba membujuk Hyuna agar mau keluar namun sia-sia,Hyuna mengacuhkannya.
"Hyunaa,,buka pintunya yaa. Ini aku,"bujuk Gyan namun masih belum di gubris oleh Hyuna. "Sayang.... Mamanya Adik,ayo dong buka pintunya,"lanjutnya sambil terus mengetuk pelan pintu toilet.
Ceklek
Pintu toilet terbuka,menampilkan sosok Hyuna dengan wajah sembab,hidung memerah dan bibir yang bergetar menahan isakan.
Hyuna mendekat kepada Gyan yang sedang menatapnya penuh sayang,lalu menjatuhkan keningnya di dada Gyan. Dengan bahu bergetar,sambil terisak Hyuna berusaha berbicara. "Jahat. Semua orang jahat"lirihnya dengan suara terbata-bata karena isakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ( END)
Romans"Menikah sama saya," "Maksudnya pak?" "Kamu nikah sama saya. Kalo kamu bersedia weekend ini saya ajak orang tua saya melamar kamu. Kamu mau?" "Iyaa,saya mau pak," ~Gyandevara & Hyuna Khayraline.~ Cuman cerita biasa,gak akan ada konflik yang gimana...