Tiga hari berlalu,Hyuna masih mengurung diri di dalam kamar,membatasi segala komunikasinya dengan Gyan semenjak hari di mana Hyuna mengungkapkan segala isi hatinya dan berakhir dengan Gyan yang bersikeras tidak ingin bercerai dengan sang istri.
Gyan merasa bersalah,setiap hari dia mengantarkan makanan untuk Hyuna,terus berusaha mengajak bicara istrinya namun selalu keterdiaman yang dia dapatkan.
"Aku tau kamu masih marah,tapi tolong kamu makan ya,ini sudah ketiga harinya kamu gak makan dan cuman minum air aja. Pleasee,makan yaa Na," pinta Gyan dengan lembut.
Hyuna bergeming,hanya melirik sekilas ke arah Gyan. Gyan menghela nafas berat lalu meletakkan nampan berisi makanan di atas nakas. Saat Gyan ingin mengelus kepala Hyuna,dengan sigap ia menghindar dan membiarkan tangan Gyan mengambang di udara. Gyan yang mendapat penolakan hanya bisa melangkah pasrah keluar dari kamar.
Sesungguhnya Hyuna tidak membenci Gyan,ia hanya mencoba membangun tembok pertahanan agar tidak kembali di hancurkan oleh harapan.
Alunan lagu Sticker dari boyband NCT mengalun dari handphone Hyuna tanda panggilan masuk. Dengan malas Hyuna menerima panggilan dari Shiren.
" Halo,Na,"
"Hmm,"
"Are you ok?
"Not really"
Terdengar hembusan nafas dari Shiren di sebrang telpon
"Sebenarnya aku gak mau ganggu kamu,cuman ini urgent banget,Na. Hari ini ada kuis,kamu..... ke kampus?
"Iyaa,Ren,aku ke kampus. Aku siap-siap dulu. See you,"
Hyuna mengakhiri telepon sebelum Shiren sempat menjawab.
🍁🍁🍁🍁
"Na, muka kamu pucet banget. Kamu sakit?" tanya Shiren. Mereka berdua kini sedang berada di kantin kampus setelah selesai mengerjakan kuis.
"Gak papa,Cuman kurang tidur aja,"
"Kalo sakit bilang,kalo sedih bilang,kalo keadaan kamu lagi sulit bilang,jangan pura-pura gak papa,"
Hyuna tersenyum "Pasti. Kalo aku gak baik-baik aja pasti aku ngomong ke kamu kok,Ren. Chill,"
"Bohong. Kamu lagi gak baik-baik aja,Na. Sampai kapan sih mau kayak gini terus? Sampe kapan mau pura-pura baik-baik aja?? Kamu punya aku,Na. Jangan sedih sendirian,"
Air mata Hyuna mengalir,bahunya bergetar hebat,Shiren dengan sigap memeluk sahabatnya itu.
"Aku minta cerai sama Pak Gyan,Ren. Aku mau pisah,aku udah gak sanggup. Capek berjuang sendirian,"
Shiren mengelus-elus pundak Hyuna,membiarkan Hyuna menyelesaikan tangisnya.
"Nih minum dulu," Shiren menyodorkan sebotol air mineral yang kemudian di teguk oleh Hyuna. "Udah tenang?"tanyanya kemudian.
"Iyaa," jawab Hyuna dengan sesegukan.
Shiren menghela nafas dalam "Jangan cepet ngambil keputusan buat cerai,Na. Terkadang masalah itu hadir untuk menguatkan pribadi kita,biar lebih berkembang untuk jadi lebih kuat. Aku rasa itu berlaku juga untuk hubungan pernikahan. Mending fokus gimana caranya menyembuhkan dan mengembangkan hubungan kalian dulu. Omongin semuanya dengan jelas,cari jalan keluar sama-sama. Kalo memang masih mau bertahan ayo berjuang sama-sama,tapi kalo memang tetap pengen cerai se-enggaknya kalian sudah tau masalahnya dengan jelas. Bukan kayak sekarang ini,masalah kalian masih abu-abu kan,karena belum ada keterbukaan,"
"Susah deh kayaknya kami mau ngomong baik-baik. Gak pernah ada timing yang tepat buat itu. Apalagi sekarang,aku makin males ngomong sama dia,"
"Ya udah tenangin diri kamu aja dulu. Pikirin semuanya baik-baik. Logika sama perasaan harus kamu pake banget kali ini,jangan sampe sikap impulsif mu ngejebak kamu untuk kedua kalinya,"
"Kadang aku iri deh liat pasangan romantis di luar sana. Saling ngebucin gitu,tiap hari saling ungkapin sayang,apalagi kalo liat suami yang manis banget ke istrinya,duuh aku kapan yaaa,"
Shiren tertawa " Jangan cepet amazed sama hubungan orang lain,kita gak tau kan aslinya gimana. Tiap rumah tangga punya porsi ujiannya masing-masing. Kadang rumah tangga yang adem ayem gitu malah sekali di terjang masalah bisa hancur sehancurnya loh. Suami yang melulu bucin sama istrinya juga gak bisa langsung di percaya gitu aja,banyak banget cerita suami yang bucin di rumah tapi ngebucin juga sama yang lain di luar sana. Istilahnya main cantik dia biar istrinya di rumah besar kepala dan gak curiga,"
"Shiren iih,malah bikin orang overthinking aja,"
" Gak maksud gitu aku tuh. Yaa aku suka kesel aja liat orang-orang yang over proud sama tipe suami bucin gitu,padahal gak semuanya yang kayak gitu baik tapi gak semuanya buruk juga sih. Maksud aku,udahlah,bahagia itu sewajarnya aja,jangan terlalu d tunjukkin apalagi sengaja di pamerin ke orang-orang,karena kita gak tau saat itu perasaan orang yang lagi ngeliat itu lagi baik-baik aja atau gak. Kayak kamu gini contohnya,tuh barusan juga kamu bilang kamu iri liat pasangan yang bla bla bla bla,padahal belom tentu suaminya lebih baik dari suamimu di rumah. Kadang yang dari awal di treat like a queen malah mereka yang ujungnya di tinggalin. Jadiii,udah,kamu fokus aja ke rumah tangga mu sendiri,"
Hyuna terkekeh "Bener banget sih ini,tapiiii omongan kamu kayak orang yang lagi iri sama kebahagiaan orang deh,Ren,"
"Yeuuhh,ngapain iri sama kebahagiaan orang sih. Nih yaa,untuk aku,bahagia aku itu dateng dari diri aku sendiri dan untuk aku sendiri. Jadi,ngapain aku harus iri sementara aku bisa nyiptain kebahagiaanku sendiri,"
"Nah itu tuh,maksudnya gimana sih itu kebahagiaan diri sendiri nyenyenye yang kayak kamu bilang?"
"Love your self and PRIORITIZE ON YOU!! Mulai dari situ aja dulu,insyaa Allah kalo itu udah kamu lakuin kamu bakal paham yang aku maksud," Shiren meneguk air mineralnya untuk ke sekian kalinya "Kayaknya kalo ngomong sama kamu aku mesti bawa galon deh lain kali,"
Hyuna tertawa terbahak-bahak " Maaf,maaf. Yaudah sana pesen makanan sama minuman yang kamu mau,aku traktir deh,itung-itung bayar ongkos konsultasi,"
"Masa' di kantin,di cafe depan dong,Na. Yang makanannya agak mahalan dikit gitu. Kalo d kantin sih apaan,paling juga habis 50rebu. Murah banget ongkosnyaa,"
"Ck,ngelunjak banget yaa,Ren. Ya udah ayook,"
🍁🍁🍁🍁
Menjelang sore Hyuna sampai di rumah,di lihatnya mobil Gyan sudah terparkir rapi di garasi tanda sang suami sudah pulang. Ia membuang nafas kasar, mendadak suasana hatinya berubah,padahal tadi saat bertemu Shiren moodnya sudah membaik.
Dengan langkah malas Hyuna masuk ke dalam rumah,dari ekor matanya ia menangkap sosok suaminya sedang duduk di sofa. Hyuna tetap melangkah,menghiraukan sang suami.
"Dari mana?"tanya Gyan sambil berjalan mendekati Hyuna membuat Hyuna menghentikan langkahnya.
"Habis kuis di kampus," jawabnya datar.
"Bisa kita bicara dulu, Na?"
Hyuna menatap tajam " Mau ngomong'in apa?"
"Rumah tangga kita, hubungan kita."
Hyuna tersenyum miring "Bukannya ini sudah telat Pak Gyan."
Ada rasa tidak nyaman di hati Gyan dengan sebutan "Pak" yang di ucapkan oleh istrinya itu.
"Kita harus bicara, Hyuna"
"Aku sudah ngasih waktu kamu bicara dari semenjak setahun yang lalu. Dan sekarang aku rasa waktunya udah habis, Pak Gyan."
🍁🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ( END)
Romance"Menikah sama saya," "Maksudnya pak?" "Kamu nikah sama saya. Kalo kamu bersedia weekend ini saya ajak orang tua saya melamar kamu. Kamu mau?" "Iyaa,saya mau pak," ~Gyandevara & Hyuna Khayraline.~ Cuman cerita biasa,gak akan ada konflik yang gimana...