🌟nya jangan lupa yaa
Follow ig @are_.el
@kiraya.qoratuadilla
@rafka.galensi1. Awalan
09.30-SMA Thunder
Bel istirahat baru saja berbunyi. Kiraya Qoratu Adilla, gadis cantik berwajah putih mulus dengan rambut digerai itu, kini tengah memasukkan buku pelajaran matematika-nya ke dalam tas.
"Buset dah, sini gue bantuin, lama banget lo!" Protes Greyan Alvarez sedikit meninggikan nada bicaranya dengan wajahnya yang sebal.
Melihat Raya yang memasukkan beberapa bukunya dengan sangat lamban, membuat ia harus rela menahan rasa laparnya yang sebenarnya sudah dari tadi dia tahan.
Pagi tadi, sahabat Raya sejak 16 tahun lalu ini tidak sempat sarapan. Pagi-pagi sekali ia sudah dibuat geram karena harus menjemput sepupunya di bandara.
"Udah, yuk!" ajak gadis itu dengan senyum tanpa rasa bersalah.
Baru saja Raya berdiri dari duduknya, ia sempat terlonjak kaget karena tubuhnya terdorong dengan kasar yang membuatnya terduduk kembali.
Raya menatap datar wajah orang yang mendorongnya. "Ngomong kalau mau lewat."
Ia tidak marah, tidak! Perlakuan seperti ini sudah biasa didapatkannya. Dari kelas 10 hingga kelas 12 sekarang, tidak pernah absen dari hari-harinya di sekolah perlakuan kasar yang dirasakannya.
Raya tidak marah dan tidak melawannya, bukan karena dia takut, tapi dia sadar tempatnya di keluarga. Dia tidak ingin membesarkan masalah dan nanti pada akhirnya akan melibatkan orang tuanya dan juga nilainya.
Grey sudah sering kali menegur dan mengancam gadis dengan gaya yang sok berkuasa ini, Febiola Zaluna.
Febi mengangkat bahunya acuh dan ingin melenggang pergi begitu saja tanpa rasa peduli atas perbuatannya.
"Minta maaf!" Tegas Grey yang kini mencekal pergelangan Febi.
Febi menatap Grey tajam. "Apa sih, lo, pegang-pegang?!" Bentaknya yang menimbulkan pandangan seluruh isi kelas tertuju padanya.
"Gue cuma mau lo minta maaf, lo nggak diajarin sopan santun sama orang tua lo?" Tanya Grey yang masih mencengkram tangan Febi.
"Lepasin gue!"
Satu sentuhan pada bahu cowok itu membuatnya sedikit menoleh kebelakang. "Lepasin dia kalo lo mau aman."
Hanya mendengar itu, Grey pun melepaskan pergelangan Febi yang ada di cengkeramnya.
***
Raya dan Grey kini berada di kantin Mak Iti, tengah menunggu pesanan mereka datang. Setelah mendengar ancaman dari Dilon tadi, Grey memutuskan untuk menarik tangan Raya dan membawanya ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUGUR [ON GOING]
Novela Juvenil⚠️ DILARANG KERAS PLAGIAT!! *** Aku salah memilih tempat untuk bahagia. Bahagiaku bukan di sini, bukan di sana, dan bukan di mana-mana. Kiraya Qoratu Adilla, sang pemilik paru-paru tidak normal ini harus menjalani hidupnya yang sulit. Mulai dari hub...