Lisa pernah medengar kata-kata bijak dari orangtua nya. Prihal cinta dan melepaskan.
‘Jika siap jatuh cinta,
maka harus siap terluka.’Dan itulah mengapa Lisa harusnya tak merasa sedih sekarang. Harusnya ia telah menyiapkan kemungkinan terburuk tatkala perpisahan menyapa hidupnya. Namun mengapa ia selalu saja tak pernah merasa kebal dengan perkara yang bernama perasaan? Ia pun bingung sekarang.
Ketika cinta menyapa begitu elegan, serupa arunika di pagi yang membuat mawar berduri akhirnya mekar. Namun mengapa perpisahan serupa swastamita yang begitu menyakitkan?
Ia tak pernah siap.
Bahkan se-siap apapun Lalisa pada perpisahan, tangisnya selalu saja jatuh dengan nelangsa.
"Lalisa...."
Gadis dengan mata bulat itu menoleh pada lelaki di sampingnya, keduanya tengah duduk di taman kota yang cukup sepi pengunjung hari ini.
"Aku gatau, apa setelah ini... Aku bakal bisa mengulang kisah baru dengan yang lainnya?"
"Pasti bisa kok Yong."
"Kenapa kamu yakin?"
"Akan selalu ada orang-orang yang lebih baik, datang di masa depan."
Taeyong menghela nafas, "setiap orang akan selalu menampakkan sisi baik ketika mereka punya tujuan. Dan aku ga siap untuk mengulang."
Lalisa mengeraskan rahangnya di sana, ia mulai muak. Sakit di dadanya kian menjalar, amat perih.
"Terus mau kayak gimana, Yong? Mau nerusin sampe mana? Sampe kita berdua sama sama mati rasa? Hah?!"
Taeyong mengelus jemari gadis itu, yang kini mulai emosi.
"Sa..." Taeyong memejamkan mata nya sejenak, "kamu pikir gampang ngelupain? Setelah apa yang kita lalui bareng-bareng?"
"Siapa yang bilang gampang?!" Lisa mulai melotot kesal, amarah memenuhi dirinya. "Jangan cuma mikirin diri kamu doang!"
"Ya terus apa? Cuma kamu di sini seolah-olah yang nganggep pisah itu hal yang biasa. Cuma kamu di sini yang keliatan kalo kamu bakal hidup bahagia setelah kita putus. Dan cuma aku yang keliatan ngemis ngemis biar hubungan ini lanjut...." Taeyong turut terbawa emosi, ia bingung harus mengatakan apalagi, tatkala ia melihat manik gadis di hadapan nya itu bergetar.
"Yong...." Lisa meremat pundak lelaki itu, gadis itu kini merunduk, air mata nya perlahan jatuh tanpa bisa ia tahan.
"Segala badai bisa kita lewati bareng-bareng; orang ketiga, restu orangtua, salahpaham, cemburuan, prioritas. Semuanya bisa kita perbaiki... Tapi untuk yang satu ini..." Lisa menjeda ucapannya, ia menggeleng, "gabisa Yong."
"Apa masalah nya?" tanya Taeyong dengan manik memerah.
"Kamu masih nanya apa?" Lisa mengeraskan rahang, "kamu tau sendiri apa masalah nya selama ini, Yong."
Keduanya terdiam, hingga akhirnya satu kalimat Lisa membuat hati keduanya sakit secara bersamaan.
"Aku gabisa rebut kamu dari Tuhan mu, Yong."
Hujan pun turun dengan deras, membasahi dua insan yang enggan beranjak, dan membiarkan air mata berbaur dengan air hujan. Keduanya menangis, menangis atas takdir yang tak bisa mereka lawan. Menangis atas berakhir nya sebuah hubungan yang tak bisa mereka pertahankan.
Tak ada yang mau mengalah, karena ini masalah iman. Tak ada jalan keluar, selain perpisahan.
Taeyong mengecup kening Lalisa untuk yang terakhir kali nya, mendekatkan kening satu sama lain, dan saling memaafkan untuk segala hal yang harus dilakukan untuk kebaikan bersama.
Cinta memang demikian... membutakan dan membuat lupa atas kemana arah hubungan akan dilanjutkan. Selalu berpikir bahwa cinta harusnya membahagiakan, dan merasa di khianati semesta ketika kesedihan menyapa jalan kehidupan.
Taeyong menarik Lalisa dan memeluknya dengan erat, seolah enggan melepaskan... Lelaki itu meminta maaf berkali-kali, dan Lisa menangis sejadi-jadinya di bawah rinai hujan yang nanti nya melukis sebuah memori.
Mereka tak pernah menyesal pernah saling berbagi rasa cinta, tak pernah merasa membuang waktu untuk waktu yang lama, dan tak akan melupakan kebahagiaan yang pernah menyapa mereka berdua.
Namun seperti itulah akhirnya... Cinta bukan hanya tentang perjuangan semata, tapi harus ada ikhlas di dalamnya.
Ikhlas melepaskan salah satu nya.
Semoga keduanya menemukan kebahagiaan masing-masing di jalan yang berbeda... Karena swastamita dan arunika pun tak pernah dapat bersama, meski keduanya berada di bumi yang sama.
Cerita ini ku dedikasikan untuk pembaca ku yang punya kisah hubungan asmara, beda agama. Semoga kalian menemukan jalan keluar atas kebimbangan kalian, dan semoga kalian dapat mengambil hikmah dari cerita yang telah ku sajikan.
Salam sayang,
—ayuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheese Cake
Short Story[Oneshoot/ShortStory] Lalisa Manoban x Lee Taeyong ayuuohh © 2020 __________ | pict by pinterest | cover by ayuuohh