🍰 3a. Kuku

5.3K 690 36
                                    

Ini semua berawal dari kuku tangan Lisa yang panjang, karena kemaren ga sempet motong kuku, ia sekarang jadi bermasalah sama anak osis yang cukup terkenal di kalangan murid-murid sekolahnya.

Plak!

"Aduh! Woy bisa pelan-pelan ga mukulnya?! Sakit tau! Gw cewe loh! Ga boleh kasar sama cewe! " Lisa mengaduh saat penggaris besi mendarat keras di atas punggung tangannya, hukuman karena memelihara kuku panjang, di kutekin pula warna item.

Lisa sebenarnya sudah kebal di hukum-hukum begini, tapi ga juga kapok. Hidup gadis satu ini memang tak bisa ditebak, hari ini ia akan khilaf, besoknya pasti buat dosa lagi. Taeyong pun sama kebal nya, kebal ngehadepin Lisa yang udah super kebal sama aturan sekolah.

"Ya terus kalo lo cewe kenapa? Kalo ga mau di pukul pake penggaris besi, potong tuh kuku."

"Ck ga sempet! Dirumah, gw kudu gendong ponakan gw yg masih bayi sampe emaknya pulang kerja. Malemnya gw belajar, biar ga goblok di kelas." Lisa memulai pembelaan.

Taeyong menatap gadis di hadapannya itu, yang kini tengah menatap nya datar. Gadis itu jenuh kena tangkep mulu sama Taeyong, sesekali kasi dia lolos kek gitu! Tapi dia juga sebenarnya senang-senang saja kalau dihukum cogan macem Taeyong. Dasar Lisa!

Pemuda itu menghela nafas, kemudian ia berjalan menuju kursi panjang di bawah pohon rindang. Anak-anak yang lain masih memungut sampah, akibat telat masuk gerbang. Sedangkan Lalisa sudah jadi urusan Taeyong, entah kenapa guru kedisiplinan menyerah kan Lisa pada Taeyong.

Mungkin karena 2 alasan yang sudah jelas
1. Karena anak OSIS yang lain sudah malas mengurus tingkah Lalisa
2. Lalisa hanya takut dan patuh pada Taeyong

Jadinya kalau melihat Lisa terus berduaan dengan Taeyong di pagi hari di sekolah, itu sudah lumrah bagi siswa-siswi yg lain.

Taeyong menatap Lalisa yang sudah malas-malasan berdiri di tengah lapangan, jelas sekali gadis itu ingin sekali duduk karena sudah hampir setengah jam berdiri seperti itu, salah satu hukuman dari Taeyong.

Jadi Taeyong memanggil nya dengan telunjuk tangannya, menyuruh nya mendekat ke arah pemuda itu yg kini duduk santai di kursi panjang bawah pohon.

"Apaan lagi si yong? Gw pengen balik kelas nih." Lisa sudah mencak-mencak protes disana, rasanya hari ini Lisa lagi malas di hukum-hukum.

"Sini duduk."

Lalisa pun menurut, dan duduk di samping pemuda itu.

"Mana tangan lo?"

"Yong udahan dong mukulnya, penggaris besi sakit loh Yong. Lo ga kasian sama gw yang imut cem berbi ini? " Lisa mulai mengedip-ngedipkan kedua mata nya lucu, berharap Taeyong luluh dan melepaskan nya.

"Ga mempan... Sini tangan lo."

Lalisa pun pasrah, dan menyerahkan tangannya pada Taeyong. Lalisa pun menutup mata, hendak menahan sakit yang akan ia terima saat Taeyong memukul punggung tangannya itu dengan penggaris besi.

Tapi....

Cltek!

Eh?

Lalisa membuka mata, dan ternyata Taeyong tidak memukul tangannya, melainkan memotong kan kuku nya dengan pemotong kuku yang Taeyong bawa di saku celana nya.

"Lain kali kalo kuku lo masih sepanjang ini, gw bakal motong kuku lo ampe akar-akar nya. Anggep aja hari ini mood gw lagi baik."

Lalisa tersenyum, untuk pertama kali nya Taeyong bersikap lembut padanya.
Ini sungguh menyenangkan. Lalisa pun memangku dagu nya dengan tangan kiri, sementara tangan kanan nya sedang Taeyong urus.

Lalisa jadi tersipu begini, karena Taeyong sudah layaknya seorang kekasih yang perhatian pada gadisnya. Manis sekali.

Kalau yang ngehukum Lisa ganteng nya macam Taeyong, kayaknya dia gabakal kapok bikin masalah di sekolah.

"Gausah senyum-senyum, kek orang gila lu." Taeyong tak menatap Lisa, tapi pemuda itu tau bahwa Lisa sedang tersenyum manis saat ini.

"Orang lain kalo di hukum, pasti kapok. Lu di hukum malah seneng." Taeyong menatap gadis itu sekilas, memberikan tatapan tajam yang cukup menakutkan, tapi Lisa tak melunturkan senyuman nya.

"Kalo yang ngehukum cakepnya kek kamu, aku gpp kok yong."

"Yaudah kalo gitu, besok gw suruh Mingyu aja yg ngurusin lu."

"Eh jangan dong, bisa-bisa di culik gw, terus di ancem buat jadi cewe dia. Gamau gw."

Tanpa Lisa beritahu, Taeyong sudah tau prihal Mingyu yang suka menggunakan wewenang nya sebagai anggota OSIS untuk membuat Lisa patuh pada keinginan nya. Dan Taeyong pun mengambil keputusan, lebih baik dirinya yg mengurus Lisa ketimbang pemuda satu itu. Entah kenapa juga Taeyong harus peduli dengan gadis bebal satu ini.

"Gw tau betul, lo sebenarnya ga suka di hukum-hukum gini. Tapi kenapa sih lo selalu melakukan kesalahan yang sama?" Kini Taeyong menatap Lalisa dengan serius.

"Karena kalo gw ga bikin masalah, gw gabakal ketemu ama lo Yong."

Taeyong menaikkan sebelah alisnya,
"Jawaban macam apa itu?"

"Hehe gatau, gw suka aja liat muka lo, bikin adem."

Selesai dengan tangan kanan Lisa, kini Taeyong mengambil sebelah tangan Lisa lagi, untuk dipotong kuku nya.

"Berarti maksud jawaban lo, Lo sengaja buat masalah, cuma buat nyari perhatian gw? Dan poin nya adalah, Lo suka sama gw?"

Taeyong terlalu on point, Lisa langsung membisu ditempat nya.

"Kenapa diem?" tanya Taeyong melihat Lisa tak mengeluarkan sepatah kalimat pun.

"Ya kalo gw jawab Iya, gw juga sadar diri gw siapa. Disandingin sama lo anak OSIS yang famous, punya segudang prestasi, ditambah fans bejibun, apalah gw yang cuma butiran ketombe semut."

Untuk pertamakalinya selama Lalisa menginjakkan kaki nya di bangku SMA, Taeyong tersenyum padanya.

"Lo terlalu polos untuk suka sama cowo, beruntung kalo cowo yg lo suka gw. Kalo cowo lain, gatau bakalan gimana."

"Maksud nya?" Lalisa mengernyit, apa makna kalimat Taeyong tersebut?

"Gw mau fokus ama UN, bentar lagi tamat dari sini. Lo yg rajin belajar, karena setelah ini, kalo lo bikin masalah lagi, bukan gw yg ngehukum, tapi temen angkatan lu si Jungkook. Dah tau kan tuh cowo kek gimana? "

Lalisa mengangguk kecil, gadis itu menghela nafas saat Taeyong sudah selesai memotong kuku nya, "Oh ya, biasa in diri manggil senior lu dengan embel-embel kakak, biar tau sopan santun."

Pemuda itu pun beranjak bangun, hendak pergi.

"Artinya gw ditolak? " Lalisa bergumam kecil tapi hal itu cukup bisa di dengar oleh Taeyong. Ia menoleh sedikit pada Lisa, dan tak terduga ia menepuk kepala gadis itu lembut.

"Liat nanti."

Dan Taeyong berlalu pergi dari sana, meninggalkan degup jantung anak perawan yang sukses ia luluhkan.

Ambyar lah kau Lalisa!!!

Ambyar lah kau Lalisa!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cheese CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang