"Maaf nih ngerepotin malem-malem ya." Taeyong menggaruk tengkuknya yang tak gatal setelah ia di persilahkan duduk di sofa.
"Jangan bilang sama bunda kalo Jisung abis kejeduk pintu ya? Bisa di marah aku." Lisa meminta pada Taeyong dan pemuda itu mengangguk singkat.
"Lisa bikinin kopi dulu sana, biar bunda yang nemenin. " Setelah si bunda menidurkan Jisung di kamarnya, bunda nya pun menyuruh Lisa ke dapur membuat sesuatu, sengaja, si bunda mau interogasi pemuda itu. Karena tumben-tumbenan Lisa bawa cowo pulang ke rumah. Paling yang sering Lisa bawa ke rumah ga lain dan ga bukan si Bambam ama Ten, sepupu nya dari orok.
"Saya ga minum kopi tante, takut gabisa tidur."
"Yaudah kalo gitu bikinin teh Lis."
"Iya bun."
Taeyong menggaruk tengkuk nya, canggung setelah Lisa pergi dari ruang tamu. Kini hanya ia dan bunda nya Lisa di sana.
"Maaf ya tante ngerepotin malem-malem."
"Gapap kok nak, Tante suka direpotin kalo modelan nya kek kamu."
Bunda nya Lisa terkekeh gemas, senang sekali dia melihat cowo yang dibawa Lalisa ke rumah malam ini, ganteng soalnya, bunda nya Lisa jadi pangling, jadi lupa umur.
"Ngomong-ngomong nama kamu siapa?"
"Taeyong, tante."
"Kuliah dimana? Jurusan apa?"
"Udah lulus tante, sekarang lagi kerja di kantor."
"Ooo udah kerja... Rumahnya dimana? "
"Ga jauh dari sini kok tante, dua puluh lima menit nyampe kalo ga macet."
Bunda nya Lisa mengangguk paham, asik juga mengobrol dengan laki-laki ini —pikirnya. Ditambah sudah mapan, pasti cocok jadi menantu nya.
"Jadi gimana? "
"Mmm apa nya tante?"
"Eh kamu panggil Bunda dong, kan temennya Lisa."
"E-eh iya, Bunda."
"Nah gitu dong... Jadi gimana?
Jalan sama Lisa? Ga ngerepotin kan dia nya? ""Ngga kok tan— eh Bunda, Lisa asik kok orangnya."
"Kalian pacaran yaa?"
"Mmm i-itu...."
"Nggak apa-apa kok, jujur aja sama Bunda. Bunda ga marah kok, lagian manggil nya aja udh aku-kamu tadi Bunda denger, pasti pacaran itu mah."
"Ehehehe iya tapi—"
"Nah kan bagus... Tu anak banyak yang mau, tapi katanya mau fokus kuliah. Padahal bilang aja belum nemu yang pas
Cowo-cowo yang suka Lisa juga gada yang bikin Bunda sereg. Tapi kayaknya kamu cocok sama Lisa, tu anak emang tertutup sama Bunda masalah cowo, jadi Bunda gatau dia deketnya sama siapa aja."Taeyong hanya terkekeh, ia bingung mau bagaimana, Bunda nya Lisa cerewet sekali, ia sampai tak diberi kesempatan berbicara, jadi Taeyong nya juga cuma bisa iya iya saja.
"Bunda jadi khawatir nanti Lisa jadi perawan tua, karena gada cowo yang bikin dia falling falling apa tu namanya? "
"Falling in love, bun."
"Nah itu... Jadi senang juga Bunda akhirnya dia punya pacar."
Taeyong tertawa kecil, Bunda nya Lisa meski cerewet tapi lucu juga... Lama-lama ia mulai nyaman dengan suasana akrab yang diciptakan si Bunda. Tapi Taeyong juga bingung meluruskan kesalahpahaman ini. Fakta nya ia baru bertemu dengan Lisa tadi siang, kenapa juga sekarang sudah dianggap pacaran?
Taeyong bingung.Hingga Lisa pun datang membawa nampan dengan segelas teh disana. Kemudian menyerahkan nya pada Taeyong.
"Maaf ya yong kalo ga nyaman, Bunda emang cerewet orang nya." Lisa tersenyum manis pada nya, dan membuat Si Bunda menatap tajam pada Lisa. Namun gadis itu mengacuhkan nya.
"Kenapa baru sekarang di ajak pacarnya main kesini Lis? Ganteng gini kenapa di sembunyiin dari Bunda?" Perkataan bunda nya membuat Lalisa hampir jantungan.
Pacaran?! ! !
What the—"Siapa yang paca—"
"Udah Lis jangan bohong, nak Taeyong nya aja udah ngaku kok."
"Ha??? "
Lisa menatap Taeyong dengan wajah herannya. Taeyong hanya menggeleng kecil, ia pun tak tau dengan situasi saat ini. Tak bisa menyela ucapan si Bunda, juga tak bisa mengelak. Mungkin untuk sementara ini mereka berdua harus menikmati status palsu yg di claim oleh Bunda nya Lisa.
Malam pun sudah larut dan Taeyong pun harus pamit pulang.
"Sering-sering main kesini yaa nak.
Bunda tunggu.""Iya, Bun."
Dan Lisa pun mengantarkan Taeyong sampai gerbang depan, menuju mobilnya.
"Maafin aku ya Yong. Bunda emang gitu, kalo udah ga sereg sama orang, pasti daritadi kamu diusir. Tapi kalo udh nyaman sm orang, ya gitu deh kejadiannya." Lisa merasa menyesal membuat Taeyong terikat dengan drama yang dibuat ibu nya.
"Iya gapapa. Mungkin ini emang jalannya kita buat deket."
"Maksudnya?" Lisa mengernyit tak paham akan kalimat yg dilontarkan Taeyong.
"Kebetulan juga, orangtua ku nyuruh cepet nikah, kalo gada pasangan bulan ini, dia bakalan jodohin aku sama anak tetangga. Kamu mau kan sementara waktu jadi pacar ku? "
"Ha?" Lisa makin bingung
"Aku tau ini mendadak banget, apalagi kita baru ketemu tadi siang. Tapi ini cuma sementara kok. Kalo kamu ga nyaman ya kita berhenti. Aku juga liat kalo kamu emang anak baik-baik, jadi aku gak khawatir. Dan ya, kalo kamu mau, aku juga bisa serius."
Tatapan Taeyong pada nya tak berkedip sedikit pun, ada secercah pengharapan di sana. Dan rasanya sungguh tak enak jika Lisa menolak permintaan itu. Jadi Lisa hanya mengangguk, toh hanya sementara kan?
"Boleh minta nomor mu? Biar gampang kita saling hubungi."
Taeyong menyodorkan handphone nya dan Lisa segera menuliskan nomor nya, setelah itu menyerahkan telepon itu kembali ke Taeyong, lalu Taeyong mendial nomor tersebut, dan handphone Lisa berbunyi.
"Itu nomor ku, di save."Setelah nya Taeyong berjalan masuk ke dalam mobilnya, sebelum tancap gas, Taeyong menurunkan kaca mobilnya.
"Hati-hati." Lisa berujar pelan, dan Taeyong tersenyum manis disana.
Mungkin ini pilihan yang harus Taeyong ambil untuk menyelamatkan takdir hidupnya dari perjodohan gajelas dari orangtua nya.
Perlu lanjutan ga sih ini?
Kek nya gak ya :v—ayu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheese Cake
Conto[Oneshoot/ShortStory] Lalisa Manoban x Lee Taeyong ayuuohh © 2020 __________ | pict by pinterest | cover by ayuuohh