🍰 15b. Ragara Permen

2.5K 562 64
                                    

Teriknya matahari di siang hari, membuat tenggorokan kering dan butuh asupan yang dingin dingin. Lalisa yang tadi nya mager banget buat jalan beli boba ke samping sekolahnya, jadi terpaksa pergi karena haus banget. Oh ya omong-omong, rumah Lalisa dekat dengan SMA nya, dan penjual Boba di deket SMA Lisa cukup terkenal, karena enak.
Jadinya Lalisa suka beli Boba di sana, langganan.

Setelah berjalan sedikit, akhirnya ia tiba di sana, gadis itu tersenyum seperti biasa, menyapa Kak Dodo —si penjual Boba.

"Coklat Boba nya satu, Kak."

"Siap dek."

Sembari menunggu pesanan nya jadi, Lalisa duduk di kursi pelastik yang sudah di sediakan Kak Dodo untuk pelanggan nya. Lelaki itu cukup mengenal Lalisa karena emang sering banget jajan di situ.

"Lagi sibuk banget yah dek? Udah jarang banget nongol beli boba belakangan ini?" tanya kak Dodo pada Lisa.

"Iya kak, lagi sibuk memperbaiki nilai, biar dapet beasiswa."

"Bagus dek, harusnya emang gitu. Daripada main-main ga jelas, lebih baik mempersiapkan diri untuk masa depan."

Lalisa hanya mengangguk, mengiyakan.

"Berarti Dek Lisa ga punya pacar ya? Karena sibuk belajar?"

"Hmm ya gitu deh—"

"Boba nya 4."

Seorang pemuda tiba-tiba datang dan kini duduk di samping Lisa, di kursi pelastik yang sudah di siapkan Kak Dodo.

"Lah, Taeyong?"

Lelaki itu menoleh, dan kemudian mengangkat sebelah alis nya, "Oh, hai Sa.... "

Kebetulan yang sangat disengaja, Taeyong memang pandai melihat timing, dan mengambil kesempatan selanjutnya. Duduk di sebelah gadis itu seolah tak ada yang terjadi, dan segalanya terjadi dengan kebetulan. Padahal Taeyong sudah sangat memperhitungkan segala nya. Memang lelaki cerdik.

"Hari minggu ngapain di sekolah?" tanya Lalisa berbasa-basi.

"Biasa, latihan basket ama anak-anak."

Lisa mengangguk paham mendengar jawaban Taeyong.

"Jadi bener ya?"

"Apanya?" Lalisa mengernyit dengan ucapan Taeyong.

"Kamu gapunya pacar."

"Emangnya kenapa?"

Taeyong tersenyum miring, "nggak ada si."

Lalisa selanjutnya memilih diam, karena merasa tak ada obrolan lagi yang harus ia tanyakan. Ia lihat juga siku kiri Taeyong, sepertinya luka lelaki itu sudah sembuh di sana.

Lama berdiam diri, akhirnya Taeyong bangun dari duduknya dan menghampiri Kak Dodo, karena ia lihat pesanan nya sudah jadi. Taeyong pun merogoh saku nya untuk mengambil uang.

"40 ribu ya?" tanya Taeyong, dan Kak Dodo mengangguk.

"Nih dek, pesenan nya." Kak Dodo juga menatap Lalisa dan menyodorkan pesanan nya juga di sana.

"Ohiya Kak, makasi," ujar Lalisa dan hendak memberikan bayaran nya. Namun....

"Sekalian bayar punya dia." Taeyong memberikan uang 50 ribu pada Kak Dodo, dan segera mengambil pesanan nya, lelaki itu pun menatap Lalisa dengan senyuman tampan namun agak dingin, khas Taeyong.

"Yok Sa, duluan...."

"Lah lah... Yong!"

Seperti biasa, Taeyong tak pernah membalikkan badan saat Lalisa memanggil nya. Ia hanya pergi dengan santai nya, menghiraukan apa yang menjadi bahan protesan gadis itu.

Cheese CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang