🍰 6c. Janji Kita

3.9K 625 33
                                    

Hari-hari berlalu dan Lalisa tentu saja diterima kerja langsung oleh pihak MD Pictures. Bahkan Taeyong menjajikan Lisa untuk jadi Produser di next project.

Untuk saat ini, Lalisa menjadi Asisten Produksi dulu, yang tugas nya untuk menyiapkan seluruh perlengkapan yang akan digunakan dalam pembuatan film, membantu Asisten Sutradara 1 dan pekerjaan yg berhubungan dengan produksi film lainnya.

Untuk saat ini pekerjaan itu masih mudah bagi Lalisa, karena di kantor sebelumnya, Lalisa bahkan hanya tidur tiga jam dalam sehari. Belajar dari pengalaman, Lalisa telah siap mental dan fisik untuk bekerja totalitas.

Namun Taeyong sesekali menengok nya ke lapangan, sekedar membawakan makanan atau sekedar memeluk nya hangat. Sudah jadi rahasia umum di kalangan para kru/pegawai, bahwa Lalisa dan Taeyong punya hubungan special.

Namun Rinda si sekertaris Taeyong takkan mau membiarkan Taeyong dimiliki wanita lain, ia bertekad bahwa Taeyong hanya akan jadi miliknya —dasar gadis gila

Hari itu Lalisa sibuk sekali, menyiapkan berbagai macam keperluan di lapangan. Hingga tak sadar Taeyong telah menelpon nya berkali-kali dan tak diangkat. Bambam yang kebetulan sedang asyik bersantai meminum kopi pun terkejut, karena tiba-tiba ia ditelpon oleh si Boss yang galak nya luar biasa itu.

Ia takut di pecat!

"H-halo pak? Iya ada apa pak?" tanya Bambam dengan degupan di dada nya.

"I-ini saya sedang di lapangan, Pak. Sedang bekerja kok pak." Bambam langsung bangun, seolah takut kedapatan berbohong pada Boss nya itu.

"Lisa? Oh dia sedang sibuk, Pak. Sedang membantu Produser menyiapkan naskah," ucap Bambam.

"Oh baik Pak baik." Bambam pun segera berlari menghampiri Lalisa, embuat gadis itu terkejut.

"Kamu gila ya Lis? Ga ngangkat telpon Boss? Sekarang dia malah nelpon saya. Nih!" bisik Bambam dengan nada gemas, kemudian menyerahkan telpon nya pada Lisa.

"Halo? Iya Yong kenapa?" tanya Lisa, menyelipkan telpon itu diantara bahu dan telinga nya, tangan nya sibuk membolak-balikan kertas naskah.

"Belum makan Yong, nanti... Masih sibuk nih." Lisa menghela nafas ketika mendapati suara Taeyong yang mengomel di seberang telpon.

"Kalo ga makan, aku marah Lalisa," ancam Taeyong di seberang telpon.

"Iya iya ntar.... "

"Sekarang!" titah Taeyong mutlak.

"Aku lagi sibuk Yong, please jangan ngajak ribut sekarang."

"Yaudah terserah."

Tut!

Taeyong mematikan sepihak telpon nya. Semenjak Taeyong melihat kondisi fisik Lisa tak segemuk dulu, ia jadi mudah marah jika Lisa menolak untuk dibawakan makan atau sekedar mengingatkan untuk makan.

Bambam yang sedaritadi diam-diam menyimak pun berbisik pada Lisa.

"Berantem lagi ya?" tanya nya.

Lisa menggeleng dan tersenyum. "Nggak kok, dia cuma lagi sensi gara-gara tadi malem."

"Tadi malem?" jiwa kekepoan Bambam mulai bergejolak di sana.

"Eh udah sana balik kerja. Ku laporin boss ntar," ancam Lisa membuat helaan nafas kecewa terdengar —Bambam kan kepo ada apa semalam. Padahal memang tak ada apa-apa. Hanya saja ada sedikit perdebatan kecil sebelumnya.

Hanya karena Lalisa menolak ajakan Taeyong untuk diam di apartemen milik lelaki itu, dengan alasan Lisa takut membuat keributan di kantor dengan gosip yang tak jelas. Semenjak itu Taeyong mudah sekali mengomeli Lalisa.

Cheese CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang