Rintisan hujan masih tersisa di atas dahan pepohonan, menyisakan percikan kecil menempel di jendela. Sinar mentari perlahan naik, membuat gorden putih itu bergeser dan kini cahaya mentari masuk dari sela-sela nya. Membuat Lalisa mengerjapkan manik nya lembut, mata bulat nya yang cantik perlahan terbuka.
"Sayang ku sudah bangun?"
"Taeyong?" Lalisa pun bangun dari tidur nya, dan menatap dengan jelas paras rupawan dari sang kekasih yang ia puja. Jemari lentik lelaki itu kini mengusap sisi wajah gadis nya dengan khawatir, ia melihat kantung mata gadis itu menghitam.
"Kau menangis lagi?"
Lalisa menggeleng, "Tidak."
"Kau tak bisa berbohong pada ku. Katakan, ada apa?" Tatapan hangat lelaki itu membuat Lalisa luluh, jemari nya menyentuh sisi wajah Taeyong dengan rasa cemas luar biasa.
"Aku hanya... Sedang merindukan mu."
Taeyong tersenyum, kini perlahan mendekat pada gadis nya, menatap mata bulat itu lebih dekat.
"Aku kira, aku sudah kehilangan mu." Lalisa kembali murung, rasa sakit di dada nya masih terasa. Wajah sembab nya mengatakan segala hal, bahwa ia memang mencintai lelaki di hadapan nya itu.
"Itu hanya mimpi buruk, Sayang ku." Taeyong menyelipkan rambut Lalisa ke belakang telinga nya, dan kini mempertemukan dua belah bibir yang saling mencinta. Taeyong memberikan kehangatan dan kedamaian luar biasa di hati gundah Lalisa. Kini kening kedua nya menempel. Dengan Taeyong yang tersenyum tampan seperti biasa.
"Aku masih di sini."
Lalisa mengangguk dan kini Taeyong bangun dari duduk nya, dan mengulurkan jemari nya pada Lalisa.
"Ini hari minggu, ayo bangun, mandi... dan sarapan," ujar Taeyong, namun Lalisa menggeleng singkat di sana. Hari ini ia malas beraktivitas, ia ingin menghabiskan waktu di rumah saja berdua dengan Taeyong.
Taeyong yang paham pun akhirnya tersenyum manis, "Setelah sarapan, kita jalan-jalan."
Lalisa pun tersenyum cerah, ia langsung menyingkirkan selimut di tubuhnya dan menerima uluran tangan Taeyong. Gadis itu lekas bergegas mandi kemudian sarapan. Karena hari ini Taeyong akan menemani nya berkeliling kota.
Selepas itu, Lalisa kini telah duduk di depan pintu, mengikat tali sepatu nya. Namun Taeyong yang melihat itu pun berjongkok di hadapan Lalisa dan mengikatkan tali sepatu gadis nya. Lalisa lagi lagi tersenyum.
"Terimakasih," ujar Lalisa.
Taeyong menggeleng, "itu tidak gratis."
Lalisa terkekeh gemas, Taeyong memang paling tau cara menggoda Lalisa. Maka kecupan singkat pun diberikan Lalisa di pipi lelaki itu, keduanya tersenyum.
"Ayo."
Dan keduanya pun berjalan beriringan, menuju jalanan kota yang sudah ramai oleh manusia.
Sambil berjalan, mereka sesekali berhenti untuk membeli beberapa makanan ringan di pedagang kaki lima. Taeyong melarang Lisa makan makanan manis terlalu banyak, karena itu tak baik untuk nya. Tapi mengingat Lalisa telah melewati malam panjang yang membuatnya menangis semalaman membuat Taeyong tak ingin melarang nya hari ini. Demi senyum di wajah gadis nya, gadis yang ia cinta.
"Sayang tak lelah berjalan? Mau ku gendong."
Lalisa menggeleng, "aku sudah dewasa, akan malu dilihat banyak orang jika menggendong ku." Lalisa mencebikkan bibirnya lucu.
Taeyong mengangguk kecil, lantas mengelus rambut gadis itu. "Jika sudah dewasa, jangan membuat ku khawatir seperti semalam."
Tatapan keduanya bertemu, Lalisa terdiam sejenak, menatap manik Taeyong... Paras rupawan yang membuat Lalisa ketakutan. Takut akan kehilangan nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheese Cake
Proză scurtă[Oneshoot/ShortStory] Lalisa Manoban x Lee Taeyong ayuuohh © 2020 __________ | pict by pinterest | cover by ayuuohh