🍰 13. Dijodohkan

5.3K 712 158
                                    

Meski telah hidup di dunia modern, perjodohan masih kerap kali dilakukan.
Mulai dari janji iseng antar para sahabat yang akan menjodohkan anak mereka kelak, hingga ke urusan bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak.

Lalisa dan Taeyong adalah salah satu korban politik dari kedua orang tua mereka.
Keduanya dijodohkan semenjak Lalisa menginjakkan kaki di bangku kuliah, sedangkan Taeyong telah menjadi penerus tunggal perusahaan Ayahnya.
Kedua perusahaan berkolaborasi menciptakan pencapaian luar biasa, namun dibalik itu semua ada pengorbanan yang harus dilakukan bukan?
Salah satunya pengorbanan hati.

Lalisa rela meninggalkan kekasihnya demi perjodohan nya dengan Taeyong.
Taeyong pun tak bisa membantu banyak, ingin menolak pun tak bisa karena ini adalah takdir yang sudah dituliskan untuk keduanya.

1 tahun telah menikah, tak ada yang terjadi. Lalisa masih menjaga jarak, bahkan Taeyong memutuskan tidur di kamar lain dan pisah ranjang dengan sang istri.

Bukan berniat buruk, hanya saja Taeyong ingin menghargai perasaan Lalisa, ia ingin membiarkan gadis itu menenangkan dirinya dari situasi yang tek pernah ia inginkan, —yakni dijodohkan dengan Taeyong.

Meski begitu, setiap pagi Lalisa tetap menyiapkan sarapan untuk Taeyong, melakukan segala kegiatan yang dilakukan sang istri.
Hanya satu yang gadis itu tak penuhi, yakni memuaskan hasrat sang suami.

Taeyong pun tak memaksa selama ini, biarlah Lalisa memantapkan hati akan hal tersebut, ia tak ingin mengusik ketenangan nya hanya karena hasrat yang harusnya seorang suami dapatkan.

"Mas bangun, udah siang." Ucap gadis itu dan membuka tirai dengan lebar, membuat sinar matahari menusuk indra penglihatan lelaki itu. Kemudian Lalisa keluar dari kamar Taeyong dan menyiapkan sarapan seperti biasa.

Selama menikah Taeyong bersyukur, Lalisa masih perhatian padanya seperti saat ini, ia tak pernah menyesal menikah dengan gadis itu, gadis yang berhasil membuatnya jatuh hati saat pandangan pertama mereka terjadi.

Taeyong selalu membayangkan kehidupan bahagia dengan nya, mempunyai anak dan akan menimang cucu nanti nya.
Di setiap pagi ia selalu berharap lembutnya belaian rambut saat terbangun dari tidur, dan kecupan manis yang menyapa pulasnya.

Tapi mungkin itu memang belum saatnya, entah berapa tahun lagi Taeyong harus menunggu saat itu tiba.

Oh Lalisa...

"Mas kok ngelamun? Di kantor banyak masalah ya?" Lalisa berhasil membuat lelaki itu sadar dari lamunan nya, ia berdehem kemudian melanjutkan memasukkan sandwich di mulutnya.

"Nggak kok." Jawab nya singkat.

Dan keheningan pun terjadi selama sarapan, hanya suara berita pagi di TV yang memenuhi rumah itu.

"Aku berangkat." Ujar Taeyong dan mengambil kunci mobil, setelah itu hendak menuju pintu, namun suara Lalisa yang memanggilnya menghentikan langkah sepasang kaki Taeyong.

Gadis itu berjalan pelan ke arah Taeyong, kemudian ia mengambil tangan kanan Taeyong, dan mencium nya dengan lembut, —bentuk hormat seorang istri.

Hal itu membuat Taeyong tertegun, baru kali ini Lalisa melakukan hal tersebut. Apakah Tuhan sedang mengabulkan permintaan nya satu-persatu? Oh astaga..

"Hati-hati dijalan ya." Lalisa tersenyum manis sekali, dan Taeyong mengangguk dengan wajah dingin yang coba ia pertahankan, —pasalnya jantung nya sudah senam pagi semenjak tadi, ck!

Setelah itu Taeyong keluar rumah dengan berat hati. Tiba-tiba Taeyong rasanya tak mau ke kantor pagi ini.
Hal kecil yang dilakukan Lalisa bisa berefek sebesar itu?! Apalagi ia melakukan hal lebih?.

Cheese CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang