🍰 21. Dipertemukan semesta

922 201 19
                                    

"Saya terima nikah dan kawin nya, Lalisa Almeera binti Damar, dengan maskawin seperangkat alat shalat beserta emas lima puluh gram, di bayar tunai."

"SAH!"

"Alhamdulillah...."

Setiap wajah memancarkan senyum bahagia, tatkala akad di selesaikan dengan lancar dan tak ada gangguan. Lalisa selaku mempelai wanita tersenyum tipis, dan diberikan ucapan selamat oleh keluarga terdekat.

"Udah jadi istri orang ya, Nak," ujar adik dari Ibunda Lisa. Sang gadis pun balas tersenyum.

Satu bulan yang lalu, hari dimana Lisa tengah kedatangan seorang tamu jauh, lebih tepat nya tamu Ayah nya, datang dari pulau seberang, berkunjung ke rumah Lisa secara tiba-tiba. Tentu itu hal yang mengejutkan namun menyenangkan. Menurut penuturan sang Ayah... Tamu nya itu adalah seorang sahabat di bangku sekolah, yang memiliki jasa besar ke kehidupan sang Ayah. Dan mereka akan reunian di rumah Lisa. Nama sahabat nya itu adalah Ram.

Namun di luar dugaan, reunian sang Ayah dengan sahabat nya tersebut... menjadi hari dipertemukan Lisa dengan jodohnya.

Tatkala Lisa membawakan minuman untuk tamu special sang Ayah, tatapan Lisa dengan lelaki itu bertemu.

Seorang lelaki gagah, duduk di samping Om Ram, dengan tatapan lembut menatap dirinya. Kepala nya mengangguk sejenak —menyapa Lisa dengan sopan. Lisa pun balas dengan tersenyum singkat, kemudian hendak pergi dari sana. Namun sang Ayah meminta Lisa duduk sejenak di samping nya, sang gadis pun menurut.

"Kenalin dek... Ini Om Ram, dulu jadi bestie Ayah di bangku sekolah."

Lisa lantas menjabat tangan si Om, mencium tangannya sebagai bentuk sopan kepada yang lebih tua. "Halo Om."

"Ohh ini Lisa ya? Anak terakhir nya Darma?"

Lisa cuma mengangguk singkat dan tersenyum sebagai jawaban. Kemudian Om Ram pun mengenalkan sosok lelaki yang duduk di sebelah nya.

"Nah kenalin Lisa... Ini anak Om yang ke-tiga. Namanya Tio."

Lelaki yang bernama Tio itupun mengulurkan tangannya, mengajak bersalaman. Namun tanpa di duga, Lisa menyatukan kedua telapak tangannya, menolak secara halus untuk bersentuhan kulit. Tio lantas melakukan hal serupa seperti Lisa.

"Lisa."

"Tio."

Detik itu juga, Tio langsung jatuh hati atas sikap Lalisa. Namun obrolan bapak bapak kembali berlanjut, membuat Tio mau tak mau harus ikut mendengarkan. Tapi sesekali Tio mencuri-curi pandang pada gadis di hadapan nya yang saat ini sangat terlihat anggun dan memancarkan aura kedamaian dalam tiap tindakan yang ia lakukan. Wajah cantiknya sangat mendebarkan, senyum bibirnya teramat menenangkan. Bahkan Tio tak sadar sudah senyum-senyum sendiri sekarang.

Namun detik selanjutnya, Tio beristighfar dalam hati... Ia tak boleh terbawa hawa nafsu.

"Kamu tau ga dek? Ayah sama Om Ram ini selalu kompak dari dulu. Kemana-mana selalu bareng. Bolos bareng, nakal bareng, ngejer beasiswa bareng, bahkan hampir meninggal bareng karena kebut-kebutan di jalan."

"Astagfirullah, Ayah," ujar Lisa dengan reflek saat mendengar kalimat terakhir sang Ayah. Namun gelak tawa dua bapak bapak ini sangat nyaring di telinga.

"Cuma satu yang ga bareng," ujar Om Ram.

"Apa tuh?"

"Nikah nya ga bareng. Soalnya istri nya beda beda."

Oke, pantes mereka berdua jadi bestie... Humor nya sama. Se-frekuensi pula.

Namun bersyukur Lisa segera di panggil Ibu nya di dapur, ia lantas izin pergi dari ruang tamu tersebut, dan meninggalkan Ayah nya yang sibuk berceloteh ria dengan kawan lama.

Cheese CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang