Draco berdiri dibarisan paling belakang, agar ia ga terlihat oleh siapapun. Awalnya ia ga berniat untuk datang, tapi kemudian ia berfikir dirinya tidak ingin menyesal untuk kesekian kalinya.Jadi disinilah ia berada, dengan hati yang hancur.
"Gue bilang juga apa, ah tapi semua udah terlambat." seseorang berseru disebelahnya.
Draco hanya diam, perkataan Blaise memang benar seratus persen. Ia ga bisa menyangkalnya.
"Gue kedepan dulu, bro." bles menepuk bahu draco dua kali, berusaha mengerti apa yang dirasakan sohibnya.
Meskipun bles tau jika itu kesalahan draco sendiri.
Draco mengangguk pelan, kembali fokus kedepan menunggu seseorang bergaun putih.
Draco muak melihat senyuman lebar lelaki itu, ingin rasanya ia menarik lelaki itu keluar dan menghilangkannya dari dunia. Tapi draco sadar kalau ia sudah kalah, ia kalah oleh keegoisannya.
Flashback_
"Apa suatu saat nanti kita akan menikah?" sebuah pertanyaan meluncur dari bibir merahnya.
"Entahlah." jawab draco acuh.
Leena menghela nafas, ia tau pria disampingnya akan selalu menjawab seperti itu.
"I love you, Lee. Tapi jangan pernah bertanya pertanyaan bodoh itu." ucap draco menarik pinggang gadisnya.
Leena tersenyum meskipun hatinya sesak, ia menyenderkan kepalanya dibahu draco.
Ini tahun ketiga hubungan mereka, selama ini semua baik-baik saja. Sampai suatu ketika, ibunya bertanya kapan ia akan segera menikah. Padahal abangnya belum mempunyai pacar, leena ga mau jadi adik durhaka.
Tapi dengan santainya bles bilang, "Ya gpp kalo elo mau merit, gue sih selo aja dek. Gue kan lakik!!"
Akibat ucapan abangnya, maka ibunya selalu bertanya perihal masalah kapan ia akan menikah.
Ga ada perempuan yang tidak ingin menikah dengan pria yang dicintainya, begitupun leena. Ia hanya perempuan biasa yang menyimpan harapan besar jika suatu saat nanti keinginan itu akan terwujud.
Tapi ternyata Draco punya pemikiran lain.
Leena tau jika pria itu masih ingin mencapai semua mimpinya, dan sepertinya mimpi untuk menikah ada diurutan paling bawah.
Leena tau jika draco mencintainya, they are love each other. Tapi kadang cinta saja tidak cukup.
"Kamu udah makan?" draco bertanya, ketika leena sedang asyik menghirup aroma tubuh prianya.
"Aku belum lapar?" jawab leena.
"Sepertinya ada bahan makanan di lemari es, kamu tunggu disini. Aku mau masak." draco melepaskan pelukan gadisnya, ia berlalu menuju dapur.
Mereka berada diapartement draco, quality time berdua adalah hal wajib setelah menyelesaikan kegiatan masing-masing.
Leena tersenyum, draco memang tipe suamiable. Dia akan berinisiatif membuatkan makanan, jika dirinya malas makan. She is so lucky have Draco in her life.
Leena ngambil remote diatas meja, memutar film favoritnya. Seketika hatinya menghangat. Draco selalu bisa membuat mood nya naik turun.
Drtttt
DrrtttPonsel di atas meja bergetar, segera leena mengambil benda itu dan menjawab panggilan.
"Hallo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco & Leena
Fanfiction"Everybody need a second chance, right?"_Second chance. "My name is Andrew, not Andri." _Mas Andri. "Seketika Leena insecure, siapa dirinya hingga berani jatuh cinta pada seorang Draco Malfoy." _ Am i okay? "Lo mau ga jadi ttm gue?" _Ttm. "Kenap...