Abang

26 2 0
                                    


"Bang..."

"Hmm."

"Boleh minta waktunya sebentar?"

Blaise menutup macbook, ia menghela nafas kemudian melihat ke arah adiknya, "Kenapa?"

Leena mendekat seraya merebahkan kepala di paha abangnya.

Blaise sudah hafal kelakuan adik perempuan satu-satunya, tangannya yang besar mengusap lembut rambut adiknya.

"Something happent or something wrong?"

"Jangan bahasa inggris anjing!!"

Gelepakk!!!

"Ditanya malah ngegas!!"

"Sakit ihh abang." Leena merajuk memegang belakang kepalanya.

"Lagian ga sopan bener sama abang sendiri."

"Kan abang tahu kalo gue ga ngerti bahasa inggris."

"Iye-iye. Ada apa gerangan wahai adikku? Kenapa wajahmu yang ayu ini terlihat begitu gundah gulana?"

"Adinda bertemu kembali dengan mantan terindah."

"Oh."

Sontak perempuan berambut panjang itu bangun mendengar reaksi biasa dari abangnya.

"Kok gitu banget sih?"

"Lah terus gue kudu begimana menurut ngana? Salto sambil khayang?"

"Minimal tanya-tanya kek!"

"Bosen. Awas kerjaan gue masih banyak." Bles menyingkirkan tubuh adiknya, ia kembali membuka macbook.

"Abang..." Leena berseru menarik tangan Bles.

"Lo ketemu mantan lo, dan lo tahu tiap hari gue ketemu dia. Jadi ga ada gregetnya sama sekali."

"Ga asyik ah."

"Mau gue comblangin biar lo balikan sama dia?"

"Ogah."

"Yaudah."

Leena mempoutkan bibir, Bles tersenyum miring.

Bles tahu jika adiknya masih menyimpan rasa pada mantan pacarnya, kalo engga mana mungkin adiknya terus bercerita tentang pria itu.

.

"Adik lo apa kabar?"

"Siapa? Leena?"

"Ya memangnya siapa lagi?"

"Dia baik-baik aja tuh."

"Iyakah?"

"Kalo lo pengen tahu lebih jelas, kenapa ga tanyain sendiri? Kontaknya masih lo save kan?"

Draco tidak menjawab, ia kembali fokus pada berkas ditangannya.

Kadang Bles ga habis thinking, kenapa dua insan yang masih mencinta memilih untuk berpisah.

Kalo gini kan dirinya yang ribet, ditanya sana-sini, padahal mereka berdua masih menyimpan nomor telepon masing-masing.

Apa susahnya sekedar berbasa-basi menanyakan kabar? Ah, Bles ga ngerti anak jaman sekarang.

"Gimana kalo sore ini lo kerumah gue, udah lama juga kan?"

Memang benar sejak Draco berpisah dengan adiknya, manusia pirang satu itu tidak pernah berkunjung kerumah.

Draco terdiam, keningnya berkerut menandakan ia sedang berpikir keras.

"Pokoknya gue tunggu. Awas aja kalo sampe lo ga dateng, gue mau masak soalnya." Bles menepuk bahu teman sekaligus atasannya, kemudian ia segera berlalu meninggalkan ruangan Draco.

Draco & LeenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang