Mikhayla Aurora Malfoy

49 1 0
                                    


Leena keluar dari bathroom dengan helaan nafas panjang. Ia berjalan gontai ke kasur dimana suaminya sedang duduk dengan macbook dipangkuannya.

"Kak." leena bersuara pelan memanggil suaminya yang masih sibuk mengerjakan pekerjaannya.

"Kenapa sayang?" jawab draco tanpa melihat istrinya.

"Orang mana jam segini masih fokus pada kerjaannya? Kayaknya cuma kakak doang." sindir leena.

Draco tersenyum tipis, ia tau jika istrinya badmood. Maka ia pun menutup macbook, menyimpan diatas nakas. Kemudian ia tarik tubuh istrinya hingga terduduk dipangkuannya.

"Kamu badmood? Mau keluar makan malam?" draco bertanya menyelipkan anak rambut yg menutupi kening istrinya.

Leena menghela nafas, "Kita gagal lagi." katanya pelan.

Draco tau apa yang dimaksud istrinya, ia khatam sekali pembahasan sensitif ini.

"Perut kamu sakit? Mau beli kiranti atau mau aku ambilkan botol air hangat?" tanya draco lembut.

"Kalo aku datang bulan, itu artinya kamu belum bisa jadi ayah dan aku belum bisa jadi ibu." leena berseru sedih.

"Tidak apa-apa."

"Yakin?"

"Ya yakin, kan nanti kita bisa bikin lagi. Usaha lebih keras, hehehe."

Draco terkekeh dan leena pun tersenyum.

"Mau beli eskrim?" draco berseru menyentuh pipi chubby istrinya.

"Malam-malam begini?" leena malah balik tanya dengan wajah innocentnya.

Draco gemas ia mencium bibir merah istrinya, "Cepet ganti baju, aku ga mau orang ngeliat kamu pake gituan."

.

"Kapan kau akan memberi kami seorang cucu, son?" tanya wanita anggun dan cantik.

Narcissa Malfoy.

"Kita sedang berusaha mother." jawab draco tetap fokus pada berkas ditangan.

"Mau sampai kapan? Kalian menikah sudah 2 tahun, sampai sekarang belum ada tanda-tanda istri mu hamil." narcissa terus saja bermonolog.

Draco menghela nafas pelan, ia menutup berkas. Fokusnya tiba-tiba hilang akibat ucapan ibunya.

"Kau itu anak kami satu-satunya draco, jika tidak ada penerus maka buat apa sebuah pernikahan."

Draco ingin marah, kenapa ibunya selalu membahas tentang keturunan.

"Atau jangan-jangan istrimu sakit?"

"Leena sehat mother, kami berdua sehat. Mungkin belum saatnya." draco berusaha ga terpancing emosi, ia hanya ga ingin ribut di kantor.

Narcissa selalu saja datang ke kantor, dan membahas masalah yang sama. Dan draco kadang ingin mengusir ibunya, tapi ia tau kalo itu tidak sopan.

"Mother itu sudah tua, sayang."

Sungguh draco ingin menghilang rasanya. Apalagi melihat wajah sendu ibunya.

"Terus aku harus apa mom?"

"Bicarakan ini bersama istrimu."

"Membicarakan apa? Hidup kami baik-baik saja, kami bahagia."

"Draco, apa kau tidak ingin jadi seorang ayah?"

"Setiap lelaki yang sudah menikah pasti ingin jadi ayah mother, tapi mungkin belum saatnya." ucap draco tenang.

"Mau sampai kapan? Sampai mother sudah tidak ada didunia begitu?"

Draco & LeenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang