Happy reading.
Selepas pulang dari rumah Callyn dan Bagas, Vellyn dan Varez pergi berkunjung ke rumah Rissa dan Wijaya terlebih dajulu.
"Rez, ini mau ke rumah bunda?" tanya Vellyn dengan terduduk santai di dalam mobil dan Varez mengangguk.
Selang beberapa menit kemudian, keduanya telah sampai di depan rumah kediaman Adhiwijaya.
Varez melirik Vellyn sekilas. "gak usah malu, mereka juga udah jadi keluarga lo sekarang." katanya saat ia melihat wajah Vellyn seperti malu.
Varez menekan tombol bel rumah, selang beberapa detik, Kaisya membukakan pintunya dengan lebar.
"eh Varez, Vellyn, ayo masuk." ujar Kaisya mengajak keduanya untuk masuk ke dalam rumah.
Varez dan Vellyn pun menunggu di ruang tamu ditemani dengan Kaisya.
Varez celingak-celinguk mencari keberadaan Rissa. "bunda mana, kak?" tanyanya.
Tepat sekali saat Varez bertanya, Rissa baru saja datang menghampiri.
"haloo anak dan menantu baru bunda, kangen bunda gak nih?" ucap Rissa dengan berjalan menuju sofa.
Rissa mendudukkan dirinya di dekat Varez dan Vellyn, ia berada di tengah-tengah.
"Bunda apa kabar?" tanya Varez dengan memeluk Rissa sebentar, lalu ia melepaskannya kembali.
"Bunda baik, kamu sendiri apa kabar?" ucap Rissa menjawabnya.
Varez hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban, Rissa yang mengerti pun terkekeh pelan. Lalu, ia mengalihkan pandangannya pada Vellyn.
Rissa memeluk Vellyn sebentar. "menantu baru bunda ini, apa kabar?" tanya Rissa seraya tersenyum lebar.
Vellyn mencium tangan Rissa dan mengangguk. "alhamdulillah, Vellyn baik bunda." jawabnya.
Rissa mengangguk. "gimana nih? udah isi belum?" tanyanya dengan memegang perut Vellyn sebentar.
Vellyn yang mendengar itu hanya tersenyum canggung dan menatap Varez.
Varez yang mengerti akan hal itu mengangguk. "bunda ..." pungkas Varez.
Dirinya tahu bahwa Vellyn canggung bertemu dengan bundanya, sebab ini pertama kalinya Vellyn berkunjung ke rumah Varez, terlebih ditanya soal bayi, tentu saja tambah canggung.
Rissa tertawa. "haha iya Varez, bunda becanda, maafin bunda ya sayang" katanya seraya mengelus rambut surai Vellyn.
Vellyn tersenyum. "gak perlu minta maaf bunda, bunda gak salah."
"(persis kaya waktu kamu kecil Riri, sekarang kamu tambah cantik.)"
Rissa pun tersenyum. "oh ya kalian udah makan belum? kalo belum kita makan yuk, kebetulan tadi Bunda masak banyak" ucap Rissa dengan mengajak Varez dan Vellyn untuk makan bersama.
Sementara Kaisya, ia pergi ke kamarnya sejak tadi, karena Vano menghubunginya lewat ponsel.
"ngga usah Bund, tadi kita udah makan sebelum ke sini." tolak Varez dengan hati-hati.
"yaudah gapapa dong makan lagi aja yuk" balas Rissa dengan mengajaknya kembali.
Varez yang mengerti jika Vellyn masih canggung dengan keluarganya, kembali menolak ajakan Bundanya, padahal ia sangat rindu sekali dengan masakan Rissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valyn life's
Ficção Adolescenteperjodohan yang Vellyn duga itu kesengsaraan ini malah sebaliknya, yaitu munculnya KEBAHAGIAAN. ⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Bijaklah dalam membaca. DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA SAYA. "Vell gua kira perjodohan yang berasal dari keluarga...