21.Boneka

130 10 0
                                        

"Bagaimana mungkin kamu mencintaiku setelah apa yang kusaksikan hari itu mengatakan hal sebaliknya " tutur miranda masih dalam tangisnya yang semakin menyesakkan dada. Nafas Ronal tersendat merasakan perih dihati yang sangat menyiksa. Ronal meneteskan air matanya,lalu tubuhnya luruh kelantai. Ia duduk bersimpuh dihadapan Miranda ,memeluk kaki wanita itu dengan tangisan pilu yang menyayat hati. Miranda menegang melihatnya, karena ia tak pernah menyangka seorang Ronal akan mau melakukan hal itu

"Aku rela jika harus ribuan bahkan jutaan kali bersujud di kakimu jika itu bisa membuatmu percaya padaku dan mau melihat bukti yang sudah aku dapatkan," tubuh Ronal terguncang dalam tangisnya,bibirnya bergetar dengan suara tangis yang tak malu-malu lagi untuk dia tunjukkan.
Miranda menundukkan badannya,ia mensejajarkan diri dengan Ronal dan ikut duduk diatas lantai berhadapan dengan lelaki itu. Ia meraih wajah Ronal dan menangkup kedua sisinya dengan tangannya. Ronal yang masih sesenggukan dalam tangisnya hanya bisa memandangi wajah Miranda yang kali ini menatap matanya dengan penuh kerinduan

"Bukti apa maksudmu?" Tanya miranda lirih kepada Ronal menuntut penjelasan

"Apa kau lupa sifat suamimu ini,bukankah kamu sangat tau kalau aku tak pernah percaya pada orang lain kecuali padamu dan Steve ?" Tanya Ronal yang mulai meredakan tangisnya demi menjawab pertanyaan isterinya itu. Miranda tertegun dan mulai mencerna kata-kata  Ronal  dari sudut pandang lain, karena sejak hari itu ia selalu memandang bahwa Ronal adalah orang yang menghianatinya dan laki-laki  itu adalah penyebab dari semua rasa sakit yang telah ia derita

"Jadi apa hubungan ketidak percayaanmu pada semua orang dengan bukti yang tadi kamu ucapkan ?" Tanya miranda semakin penasaran. Perasaan takut mulai merayapi diri Miranda. Takut jika ada yang terlewatkan dan luput dari perhatiannya selama berpuluh tahun ini. Dan benar saja,Ronal menyibak fakta yang selama ini ia lupakan karena perasaan marah terlalu menguasai dirinya.

"Kamu lihat benda itu, dan kamu pasti sangat tau benda apa itu" tunjuk Ronal pada benda kecil di sudut atas ruangan itu " itu adalah kamera pengintai yang sengaja aku pasang di semua sudut ruangan rumah kita. Apa kamu tau maksudku ma,?" Ronal tersedak dengan tangis saat menuturkan penjelasannya. Miranda terlihat pucat karena sadar jika sesuatu memang terlewatkan. Ia menggelengkan kepala mencoba tidak percaya dengan apa yang Ronal katakan. Air matanya kembali mengalir tanpa permisi karena takut dengan kebenaran itu

"Kenapa baru sekarang? Kenapa setelah lebih dari dua puluh tahun kamu baru mengatakannya?" Tanya Miranda yang terlihat panik dalam tangisnya yang semakin pecah

"Kamu tak pernah memberiku kesempatan itu sayang,dan kamu selalu bersikeras bahwa aku yang bersalah sehingga kamu selalu memilih pergi saat aku ingin menunjukkan padamu semua bukti yang ku punya. Belum lagi aku terlalu terpuruk dengan kepergian Steve,aku merasa sangat bersalah karena hari itu meminta bertemu dengannya. Dia pasti menghawatikanku hingga tak fokus saat  berkendara, dan aku tak bisa menyelamatkannya bahkan ketika dia sudah berada di hadapanku. Kau bisa bayangkan betapa menyesalnya aku? Dan kamu,kamu  malah semakin menjauhiku setelah hari itu. Aku selalu dihantui rasa bersalah pada keluarga Steve terutama Lily. Aku memilih menghukum diriku sendiri karena aku sadar jika ada gadis kecil yang menderita karenaku. Saat itu aku sangat membutuhkanmu sayang. Tapi kamu malah ingin meninggalkanku"

Miranda menegang karena panggilan itu kembali terdengar keluar dari mulut Ronal setelah sekian lama. Ia menangis semakin keras saat menyadari kebenaran atas kata-kata yang Ronal ucapkan. Miranda tak menyangka bahwa dirinya sudah sangat jauh tersesat dengan semua keyakinan yang ia ambil selama ini tanpa memikirkan sedikitpun perasaan Ronal. Ia bahkan tertunduk malu dihadapan Ronal menyadari semua kebodohannya.

Melihat miranda yang begitu terpuruk dalam penyesalannya, Ronal merengkuh tubuh wanita itu dalam dekapnya,memeluk dan mencoba menenangkan isterinya walaupun dia sendiri juga sedang menangis. Untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua puluh tahun mereka menangis bersama dalam pelukan masing-masing, meluapkan segala kepedihan dan penyesalan yang selama ini terbendung dan membentengi hati mereka "Tolong tunjukan padaku semua bukti itu,aku mohon. Tolong sudahi semua rasa sakit ini. Aku sudah sangat lelah dengan semuanya" pinta Miranda  dalam tangisnya. Ia menumpahkan semua rasa sakit yang selama ini menggerogoti hatinya dalam pelukan Ronal.

Cure Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang