10.Buku harian

246 10 1
                                        

Sore itu Lily menyibukkan dirinya di dapur untuk membuat dua porsi pasta yg rencananya akan ia santap untuk makan malam bersama Nathan,mengingat Nathan yang mungkin akan makan malam di rumahnya karena lelaki itu belum juga keluar dari kamarnya.
Nathan memang tadi meminta ijin untuk numpang tidur di kamarnya,tapi sudah 3 jam berlalu dan laki-laki itu belum juga keluar dari kamar Lily, sedangkan Lily sendiri sudah menyelesaikan pekerjaan rumah dan memasak makan malam untuk mereka.

Lily kembali ke ke dapur setelah mandinya berniat membuatkan minuman untuk Nathan yg dari tadi belum juga menunjukan batang hidungnya,sedangkan jam dinding di ruang tamu rumah keluarga Lily itu sudah menunjukan pukul 07.00 pm. Berarti terhitung sudah 4 jam Nathan berada di kamar Lily dan belum terlihat tanda-tanda kalau lelaki itu akan keluar dari sana .

Dengan sedikit ragu Lily memberanikan diri mendekati kamarnya dan perlahan mengetuk pintu yg sebenarnya dia tau tidak terkunci itu.
"Nat,,udah bangun belum?" Panggil Lily dari balik pintu yg tak mendapat jawaban dari Nathan. Sekali lagi Lily mengetuk pintu dan memanggil Nathan,tapi tidak juga ada jawaban dari dalam.
Akhirnya dengan sedikit keberanian dan rasa penasaran Lily menekan handle pintu dan membuka pintu kamarnya yg benar saja ternyata tidak terkunci itu.

"Ya Ampun,,Nathaaannnn!!"

Suara Lily sontak membuat Nathan yg sedang tidur di atas tumpukan album foto dan buku-buku pribadi Lily yg berserakan di atas ranjang itu terperanjat kaget dan langsung bangun dari posisinya

"Kenapa sich beb? Kamu ngagetin tau,"

Nathan berusaha mengumpulkan kesadarannya karena terbangun dengan cara yg tidak biasa

"Kamu tuh yg kenapa? Ini barang-barang pribadi aku,masa kamu obrak-abrik begini,hargain privasi aku dong" Sulut Lily yg tidak suka barang-barang pribadinya di jamah orang lain.

"Maaf,abis aku penasaran dengan rak buku unik kamu,tenyata isinya memang beneran menarik, apalagi yg ini " Nathan menunjukan pas foto Lily saat masih berseragam putih abu-abu yg sudah dia pindahkan kedalam dompetnya

"Kok kamu sembarangan ambil sich? Apa aja yg udah kamu lihat?" Lily terus memeriksa sambil menyusun kembali barang-barangnya yg sudah dibuat berantakan oleh Nathan sambil terus mengomel yg hanya di tanggapi Nathan Dengan cengiran tanpa rasa bersalah.

"Udah aku lihat semua,termasuk ini" Nathan kembali menunjukan buku yg menurutnya sangat pribadi untuk Lily. Ya itu adalah buku diary milik Lily. Buku dimana Lily menumpahkan keluh kesahnya selama ini,bahkan saat-saat ia harus terpuruk karena penyakit yg ia derita,hingga dia mendapatkan donor dari seorang malaikat yg sampai saat ini belum ia ketahui identitasnya.

"Saya rasa,anda sudah keterlaluan" Lily terlihat sangat tidak suka dengan perbuatan Nathan yg satu itu,dia merasa di telanjangi oleh lelaki yg notabene bukan siapa-siapanya itu,terlepas dari ciuman mereka sebelumnya atau sikap manis Nathan pada gadis itu,tetap saja tidak bisa di pungkiri bahwa mereka tidak memiliki hubungan yg lebih spesial dari sekedar teman. Itulah yg membuat Lily merasa kesal dan marah karena perbuatan Nathan kali ini.

Lily hanya terdiam sambil merapihkan kembali buku-buku dan barang-barang pribadinya yg sempat berserakan dengan diiringi tatapan mata Nathan yg tak pernah lepas sedetikpun dari setiap gerak-gerik gadis berkulit putih kemerahan itu.
Lily beranjak meninggalkan Nathan yg masih duduk di ranjangnya,dan ia sangat tau kalau sedari tadi lelaki itu terus memperhatikannya.sebenarnya Lily tak semarah itu,dia hanya malu karena baru kali ini ada seseorang yg membaca buku diary nya,dan terlebih orang itu adalah laki-laki,ia semakin tak tau harus berbuat apa maka marah adalah hal yg pertama menjadi pilihannya.

"Aku minta maaf kalo aku lancang" Nathan memecah keheningan disela makan malam yg terasa sangat kaku itu. Lily sama sekali tak mengalihkan pandanganya pada Nathan dan sikapnya itu membuat Nathan sedikit frustasi. Tanpa sengaja,tatapannya tertuju pada bunga lili yang tersusun di dalam vas kaca dengan sangat cantik diatas lemari hiasan,Ia mencoba membahasnya  untuk mencairkan hati Lily, mengingat bunga yang ia kirimkan itu adalah bunga kesukaan gadis itu "ternyata bunga itu memang sangat cantik,sepertinya pilihanku tidak salah. Apa kamu suka bunganya?" Lily menatap Nathan  sejenak,membuat Nathan tersenyum manis padanya.Namun gadis itu kembali mengalihkan pandangan dan seperti tak tertarik sedikitpun untuk membalas kata-kata Nathan, hingga akhirnya Nathan menanyakan sesuatu yang sebenarnya sejak tadi mengganggu pikirannya setelah ia membaca diary  milik gadis itu

Cure Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang