24. Kesempatan

151 8 1
                                        

Drrttt,,ddrrrttt,,,,

Sebuah pesan masuk ke ponselnya mengalihkan Lily dari pekerjaan yang sedang ia geluti sore itu. Karena sudah mulai lelah, Ia membaca pesan yang ternyata di kirimkan oleh Saskia dengan malas

"Ly tolong mampir ke apotek ya beli paracetamol,di kotak P3k loe nggak ada paracetamol" Lily mulai sedikit serius karena pesan dari Saskia yang meminta tolong kepadanya

"Siapa yang demam emang?" Tanya Lily penasaran dengan wajah yang mulai terlihat khawatir. Entah kenapa hari ini ia memang resah dan tidak tenang saat bekerja

"Nathan demam,tapi gue ajak ke rumahsakit nggak mau. Cuma butuh istirahat katanya.ouh iya sorry gue suruh dia tidur di kamar loe soalnya demamnya tinggi banget"

Lily tak sempat berpikir lagi setelah membaca pesan itu tatapannya kosong,tangannya bahkan sedikit gemetar saat membayangkan kondisi Nathan dan apa yang telah ia katakan semalam pada Nathan bergantian,rasa bersalah yang berusaha ia tekan mati-matian itu kini semakin menyeruak,membuat ia tak butuh berfikir dua kali untuk segera menyambar tasnya dan pulang demi melihat keadaan Nathan

"Pak maaf saya mau ijin pulang, tiba-tiba ada keperluan mendesak pak" pamit Lily pada manager tempatnya bekerja

"Berkas yang tadi saya minta sudah selesai?" Tanya sang manager pada Lily yang terlihat semakin panik

"Su,sudah pak,tapi belum saya kirim ke email bapak. Nanti pasti saya kirim dari rumah pak,"

"Ouh,,ya sudah kalau begitu,yang penting jangan lupa kirim file-nya ke saya ya,soalnya besok harus di buat laporannya"

"Iya siap pak,saya permisi dulu"

"Yaa,silahkan," tutup manager itu sebelum Lily pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan kantornya.

Sesuai pesan Saskia Lily pergi ke apotek dan membeli beberapa obat yang dia rasa akan di butuhkan. Lalu dia menyempatkan diri mampir ke mini market untuk membeli beberapa bahan makanan, setelahnya ia segera menaiki taksi agar lebih cepat sampai di rumah.

Lily meletakkan barang-barang yang dia bawa begitu saja diatas meja makan sesampainya di rumah. Ia bergegas masuk kedalam kamar dan benar saja seperti apa yang Saskia katakan,bahwa Nathan sedang tertidur di tempat tidurnya. Perlahan Lily melangkahkan kakinya masuk ke kamar dan mendekati tempat tidur,Lily langsung memegang kening Nathan begitu saja untuk memastikan perkiraannya karena melihat wajah Nathan yang begitu pucat
"Astaga,,panas sekali" gumam Lily yang tak bisa menahan rasa khawatir saat merasakan panas yang menyengat di punggung tangannya,Lily bahkan bisa melihat bibir Nathan sedikit bergetar karena demam yang sedang Nathan rasakan.

"Nat,kita kedokter ya" tanpa embel-embel kak seperti semalam,Lily kembali pada dirinya yang sebenarnya,kembali pada posisi dirinya yang sesungguhnya,dia bahkan lupa dengan apa yang sudah dia katakan pada Nathan semalam tadi

"Nggak usah. Aku cuma butuh tidur" jawab Nathan singkat tak ingin merepotkan

"Kamu udah makan belum?" Tanya Lily lagi yang terlihat semakin khawatir dan hanya di jawab dengan gelengan oleh Nathan "gimana sih kamu? Orang lagi sakit kok malah nggak makan?" Kesal Lily yang sedikit meninggikan nada bicaranya saat bertanya karena rasa khawatir dan rasa bersalah sudah menguasainya

"Nggak laper " jawab Nathan lagi yang kali ini hanya seperti gumaman

"Aku bikinin bubur sebentar ya,sekarang kamu tidur dulu,nanti aku bangunin"titah Lily yang tak sempat di jawab oleh Nathan,karena gadis itu sudah melesat pergi ke dapur bersiap untuk memasakkan bubur untuk Nathan dan langsung sibuk sendiri dengan kegiatannya. Ketika Lily sedang serius memasak, Saskia tiba-tiba sudah berada di belakang Lily sambil memperhatikan Lily tanpa bersuara untuk beberapa saat,hingga rasa penasarannya tak bisa di bendung dan membuatnya menyapa Lily dengan pertanyaan

Cure Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang