30. Restu

196 10 1
                                        

Tok,tok,tok,,,

Suara pintu yang di ketuk agak kencang itu sudah berlangsung berulang-ulang,namun sang pemilik rumah yang tinggal di dalamnya belum juga keluar dan membukakan pintu untuk tamunya. Saat itu adalah hari minggu,dan masih pukul 08.00 pagi,jadi tak mungkin penghuni rumah itu sudah pergi,mengingat kebiasaannya yang tak pernah keluar rumah saat minggu pagi, dia akan memilih bangun siang dan keluar rumah jika sudah lewat tengah hari

"Lily,,buka pintunya sayang,,!" Teriak seorang wanita memanggil-manggil sang penghuni rumah yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Berulang kali Sera  mengetuk pintu, menekan bel rumah dan menelfon ke nomor ponsel Lily terus menerus tapi tetap tidak bisa menghubungi gadis itu. Dia terus saja mengetuk pintu rumah karena yakin jika Lily pasti masih tidur

Tok,,tok,,tok,,

Suara ketukan pintu terakhir itu sepertinya membuahkan hasil karena seseorang seperti mendekati pintu dan terdengar membuka kunci pintu dari dalam. Benar saja dugaan Sera, sebab detik berikutnya daun pintu itu terbuka dan keluarlah seorang laki-laki  dengan rambut berantakan, bertelanjang dada,dan hanya mengenakan celana training panjang yang sedikit melorot di bagian pinggangnya,hingga jika sedikit lagi di turunkan maka pasti akan menampakkan pemandangan yang sangat memalukan. Lelaki itu sedang mengucek mata dengan sebelah tangannya, dan tentu saja ia belum menyadari siapa tamu yang ada di hadapannya saat ini. Tak hanya itu,dada bidang yang terpampang jelas di depan mata Sera memperlihatkan bercak-bercak merah bertebaran di sana sini yang dapat di pastikan telah sengaja di buat oleh seseorang. Sera terperangah melihat pemandangan dihadapannya, ia terkejut bukan main karena apa yang ia lihat tak pernah ia bayangkan sebelumnya . Segera saja ia mengembalikan kesadarannya dan mulai terlihat menahan amarah  saat mendesiskan nama lelaki itu setengah bertanya "Nathan,,?"

Mendengar seseorang memanggil namanya,Nathan  segera menjernihkan pandangan mata yang masih buram karena kantuk yang belum sepenuhnya hilang sesaat lalu,namun seketika itu juga ia tercekat dan tak bisa menahan deguban jantungnya yang berdetak lebih cepat karena terkejut atas kedatangan seseorang yang tidak pernah dia kira akan datang sebelumnya. Mulutnya terasa kelu dan membisu melihat Sera  terang-terangan tengah memperhatikan bekas  kissmark  hasil karya Lily  yang bertebaran di dadanya. Namun dia hanya bisa membatu karena tatapan menghakimi yang Sera berikan tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Seperti belum cukup kesialan yang Nathan alami, ketika ia harus mengatupkan rahangnya erat sambil memejamkan mata menahan geraman saat ia merasakan sepasang lengan lentik tenggah meraba dan merengkuh tubuhnya dari belakang,lengkap dengan kecupan lembut yang tersemat di punggungnya yang terbuka, Lily  memeluk tubuh Nathan dan mengaitkan jemarinya di perut lelaki itu dari belakang,lalu bersandar dengan nyaman di di punggung kekasihnya tanpa tau apa yang ada di hadapan mereka saat itu "Siapa sayang?" Tanya Lily  pada Nathan yang mau-tak mau membuat Nathan  tersenyum kaku di hadapan Sera yang sedang memperhatikan mereka berdua sambil menggelengkan kepalanya. Menunggu jawaban dari Nathan, suasana terasa hening karena lelaki itu tak menjawab pertanyaaan yang ia berikan. Lily mengeryitkan keningnya menyadari jika tubuh kekasihnya itu sedang menegang dan terasa begitu kaku dalam dekapannya sebelum ia mendengar suara seorang wanita yang  seperti tengah menghakiminya dengan dugaan berbalut tanya

"Jadi ini yang bikin kamu betah dan nggak mau pulang saat weekend Lily?"

Lily terkesiap mendengar suara itu,ia mengeratkan pelukanya di tubuh Nathan  karena rasa takut yang tiba-tiba  merayapi hatinya "kenapa nggak bilang kalo ada tante Sera  Naaatt?" Bisik Lily  di balik punggung Nathan  yang masih terdengar jelas oleh kedua  orang  itu. Nathan yang sebelumnya sempat merasa terintimidasi dengan tatapan Sera, tiba-tiba  saja tak bisa menahan kekehan yang keluar dari mulutnya,menertawakan kebodohan yang Lily  buat

Cure Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang