26. The truth

145 11 1
                                        

Nathan terbangun ketika merasakan hembusan angin menerpa wajahnya. Ia mengeryitkan keningnya mencoba menyesuaikan pandangan dan merasakan kekosongan dalam hati saat tak mendapati siapapun di sampingnya. Jendela kamarnya sudah terbuka untuk mengganti sirkulasi udara ruangan kamar itu. Nathan membelai tempat dimana semalam jelas terdapat keberadaan Lily di sana dengan perasaan hampa "Apa semalam hanya mimpi?" Tanya Nathan pada diri sendiri, namun melihat tubuhnya yang masih hanya mengenakan celana dalam saja membuat ia sedikit meragukan jika kejadian itu sebuah mimpi. Di tambah lagi plester luka di telapak tangannya itu nyata ada, menambah keyakinan pada dirinya bahwa yang semalam ia alami itu bukanlah bunga tidur saja. Nathan tersenyum membayangkan tubuh mungil Lily yang tengah memeluk dirinya semalaman, menertawakan dirinya sendiri yang dengan bodohnya berusaha mati-matian menahan gairah lebih dari apa yang selama ini harus ia lakukan ketika bercumbu dengan Lily. Beruntung gadis itu menyadarkannya bahwa saat itu ia sedang sakit. Jika tidak,ia sendiri pasti tak akan sadar kalau tubuhnya sedang tidak dalam keadaan sehat.
Nathan sudah tidak merasakan lagi sakit menusuk-nusuk di dalam kepalanya seperti semalam. Suhu tubuhnya pun sudah kembali normal, bahkan ia merasa badannya sangat segar dan bugar pagi ini "Terapi-mu benar-benar mujarab sayang" pikir Nathan sambil senyum-senyum sendiri. Bicara soal pagi, benarkah saat itu masih pagi?. Ternyata tidak. Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang saat Nathan melihat layar ponselnya yang tergeletak diatas nakas. Ia tersenyum lagi membayangkan Lily yang saat ini pasti sedang sibuk bekerja setelah semalaman tubuh gadis itu tak melepaskan pelukan dari tubuhnya. "Dia pasti cape" gumam Nathan sebelum beranjak dari tempatnya dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ddrrttt,,drrttt,,

Sebuah pesan dari Lily masuk ke ponsel Nathan saat lelaki itu sibuk dengan pekerjaan yang ia bawa ke bandung karena harus mengejar Lily

"Nat,aku ke jakarta. Mungkin akan menginap,karena besok pagi harus meeting seluruh cabang perusahaan di kantor pusat,kebetulan aku perwakilan dari bandung. Kamu istirahat aja ya,biar cepet sembuh. Have a nice day ♥︎

Nathan tersenyum membaca pesan dari Lily itu karena simbol di akhir katanya. Segera saja ia mengetikkan balasan tak kalah romantis dari pesan yang ia terima

"Oke my love. I'll waiting for you here. And i'm gonna miss you so bad " ♥︎♥︎

Nathan mengirimkan pesannya sambil tersenyum dan tak sabar untuk bertemu lagi dengan pujaan hatinya,namun demi menuruti keinginan Lily,dia akan menunggu di rumah gadis itu yang sudah ia anggap seperti rumahnya sendiri. Bersabar menunggu hingga saat yang membahagiakan datang menghampirinya dengan kepulangan Lily. Nathan menjelajahkan pandangannya untuk mengamati seisi ruangan yang terasa kosong tanpa kehadiran Lily. Tatapannya terpaku sesaat ketika melihat sebuah boneka beruang yang tak asing dalam ingatannya. Boneka itu membuatnya tersenyum karena mengingat tentang suatu kejadian yang berkaitan dengannya " sekarang malah aku yang kesal sama boneka itu karena jusrtu dia yang menemanimu selama aku jauh " gumam Nathan sambil mendekati boneka itu. Ia menggendong boneka berwarna pink itu dan membelai kepalanya sambil tersenyum saat melihat bekas jahitan hasil karyanya semasa kecil, lalu ia letakkan boneka itu kembali ketempat semula tanpa menyurutkan senyuman yang terukir di bibirnya.

Di tempat lain,Lily yang saat itu masih berada di mobil bersama Saskia dan Alex tersenyum membaca balasan pesan dari Nathan, ia memasukkan ponselnya kedalam tas saat mobil mereka tiba di parkiran rumahsakit tempat Alex bekerja.

"Kalian mau ikut masuk dulu atau nunggu di kantin?" Tanya Alex pada isteri dan sahabatnya yang juga sudah bersiap untuk turun.

"Kita ikut aja sayang,,nanti biar kita tunggu di ruangan kamu aja" jawab Saskia pada pertanyaan suaminya itu

Cure Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang