20. Penyesalan

145 10 0
                                        

Pria berstelan jas resmi itu sedang berdiri di depan pintu yang sebenarnya sangat enggan untuk ia datangi. Apalagi setelah kejadian yang dialami Lily malam itu,membuat nyalinya semakin ciut untuk menghadapi sang pemilik rumah. Dialah Ronal  Duchovny  yang tengah berdiri mematung dengan degupan jantung semakin cepat setelah ia menekan tombol bell di samping bingkai pintu rumah. Tak lama kemudian seorang pria dengan stelan kerja yang masih terlihat tampan di usia empat puluhan membukakan pintu dan terlihat diam terpaku mengetahui siapa tamunya

"Pagi Ray, apa Lily  ada?" Tanya Ronal sedikit kaku ketika mendapati bahwa Ray-lah yang membukakan pintu untuknya,sama persis seperti apa yang dia khawatirkan sejak tadi

"Pagi. Lily  udah berangkat" jawab Ray  singkat dan sangat ketara bahwa ia tidak suka dengan kedatangan Ronal.

"Oh,,. Tolong sampaikan maaf saya pada Lily  karena kejadian kemarin malam. Dan sampaikan padanya bahwa saya mewakili Nathan dan Miranda juga meminta maaf "

"Apa yang sudah kalian lakukan pada Lily  huh?! Dan bagaimana kamu bisa mengenal Nathan?" Cecar Ray  karena sebenarnya dia tak mengerti dengan maksud Ronal, hanya saja membawa nama Nathan  di sana membuat Ray penasaran dengan hubungan Ronal dan Nathan yang sebelumnya tidak terpikirkan olehnya

"Dia putraku Ray. Mungkin kamu tidak mengenalnya,tapi Steve  dan Michelle  sangat mengenal Nathan.  Dulu kami sekeluarga sering mengunjungi kediaman Steve sebelum  yah,,kau tahu apa yang terjadi"

"Ouh,jadi selama ini ternyata benar kalau kamu sengaja melarikan diri setelah kecelakaan itu? Dan apa yang membuatmu kembali setelah sekian lama?" Ray merasa ia perlu tahu penyebab  Ronal menghilang setelah  kecelakaan yang menimpa kakaknya. Bahkan lelaki yang mengaku bersahabat dengan kakaknya itu tak datang saat prosesi pemakaman. Sebelumnya Dia memang tidak mengenal Ronal dengan dekat,dia hanya tahu bahwa lelaki itu adalah sahabat Steve yang menelponnya sesaat setelah kakaknya mengalami kecelakaan, dan memang hanya sebatas itulah pengetahuannya tentang Ronal, sehingga dia juga kesulitan menjelaskan pada Lily kecil ketika bertanya tentang orang yang di panggil paman Ron oleh gadis itu.

"Maaf  Ray, saat itu aku sendiri sedang dalam keadaan tersulitku " jawab Ronal  berharap Ray mengerti dengan keadaanya.

"Ya,,sepertinya hanya kau yang merasa dalam keadaan tersulit. Dan di situ kau lupa ada seorang anak berumur 5 tahun yang terus menanyakan tentang dirimu. Aku tak tahu sedekat apa kalian sebelumnya tapi yang bisa ku simpulkan adalah Kau benar-benar sangat menyedihkan" tukas Ray dengan tatapan tajam dan nada sinis yang menunjukan bahwa dia sangat tidak suka dengan pria di hadapannya itu. "Pergilah,seperti yang selalu kau lakukan selama ini,dan aku akan berusaha mencegah Lily untuk bertemu denganmu sebisaku" Tutup Ray yang kemudian masuk ke dalam rumahnya,meninggalkan Ronal yang masih berdiri mematung di depan pintu. Tapi Ronal  tidak menyerah sampai di situ. Demi menebus kesalahannya ia rela merendahkan harga diri yang sebelumnya selalu menjulang tinggi itu. Ia kembali mengetuk pintu dengan sedikit tergesa dan berharap bahwa Ray mau memberikan ia kesempatan untuk memperbaiki diri.

Tok,,tok,,tokk,,,

"Ray tolong dengarkan aku dulu,aku ingin menebus kesalahanku pada Lily. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki diri,,!" pinta Ronal dengan wajah penuh harap.

Sepertinya Tuhan melihat ketulusan ada pada dirinya,sehingga langsung mewujudkan harapan Ronal saat itu juga. Karena ternyata sifat Ray tak jauh beda dengan kakaknya yang memiliki hati lembut dan sangat pengasih, Ray tak akan tega membiarkan seseorang memohon pada dirinya. Hingga Tak perlu waktu lama untuk Ronal menunggu,karena sesaat kemudian Ray sudah membuka kembali pintu rumahnya bahkan mempersilahkan Ronal  untuk masuk.

"Masuklah dulu. Kau akan menganggu tetanggaku jika berteriak seperti tadi" tukas Ray  dengan nada renda karena melihat wajah sendu Ronal yang menyiratkan permohonan

Cure Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang