11.Kenangan

157 9 1
                                    

"Selamat pagi pak,," Lily menyapa pria paruh baya yg terbaring di atas tempat tidur itu dengan senyum ramah saat ia membawakan semangkuk bubur untuk sarapan pagi "maaf kalau boleh tau nama bapak siap ya? Nama saya Lily" Lily meletakkan bubur dan segelas susu hangat yg ia bawa diatas nakas,kemudian ia mengulurkan tangannya kepada pria itu untuk memperkenalkan diri. Pria itu menatap Lily dengan seksama,memindai wajah Lily dengan detail,memastikan jika dugaannya adalah benar. Ia meraih jemari Lily kemudian menjabatnya dengan erat membuat Lily bingung dan mengeryitkan dahinya,dan yg membuat Lily heran adalah,ia melihat pria itu seperti menahan air mata di pelupuk matanya

"Panggil saja saya Ona," jawab pria itu yg kemudian melepaskan jabatan tangannya.

"Okey,pak Ona,apa bapak tau kenapa bapak bisa ada di sini?" Tanya Lily sedikit menyelidik,namun pak Ona hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ya sudah,kita bahas nanti saja kalau bapak sudah sehat,sekarang bapak makan dulu ya" Lily mengarahkan sendok yg sudah penuh dengan bubur itu ke hadapan pak Ona,lalu dengan isyarat wajahnya ia meminta lelaki paruh baya itu membuka mulutnya "aaaa" suara Lily yg menggemaskan membuat lelaki itu tersenyum lalu mengikuti perintah Lily.

"Naahh,,gitu donk,,kan biar cepet sembuh" Dengan telaten Lily menyuapkan bubur yg ia masak sendiri itu untuk pak Ona hingga bubur itu habis tak bersisa.

"Waahhh,,ternyata bapak pinter ya makannya," puji Lily sambil bertepuk tangan setelah suapan terakhinya,sedangkan pak Ona masih terus saja memperhatikan gadis itu dengan tatapan yg sulit untuk di artikan.

"Buburnya enak"  puji pak Ona pada masakan Lily yg membuat Lily tersenyum bangga namun sedetik kemudian berubah ekspresi dengan wajah kecewa yg ia buat-buat

"Tapi sayang yg bilang masakan saya enak cuman bapak,bahkan adik-adik saya selalu lari kalau saya suruh makan masakan saya"

"Pasti mereka hanya menggoda kakaknya yg cantik ini," jawab pak Ona mencoba menghibur

"Tapi kok kedengerannya sekarang malah bapak ya yg lagi menggoda saya?" Tanya Lily sambil menaik turunkan kedua alisnya membuat pak Ona tak kuasa menahan tawanya "nah gitu donk ketawa,bapak ganteng tau kalau lagi ketawa" goda Lily yg membuat pak Ona mengacak puncak kepalanya hingga mereka tertawa bersama.

Lily memang memiliki ribuan cara untuk membuat orang terhibur dan tersenyum ketika bersama dengannya. Termasuk juga pak Ona yg tak lain adalah Ronal Duchovny. Yaa,, lelaki paruh baya yang sedang Lily rawat  itu adalah Ronal Duchovny,ayah kandung dari Nathaniel Duchovny yg sekaligus menjadi musuh bebuyutan anaknya sendiri. Namun tentu saja Lily tidak tau menau tentang semua hal itu,karena dia belum terlalu mengetahui tentang latar belakang Nathan apalagi dengan keluarganya.
Sesuatu yg menggugah hati Lily saat bertemu dengan Ronal adalah ia merasa tak asing dengan lelaki itu. Ia merasa seperti mengenalnya, walaupun itu adalah pertemuan pertama mereka.

***

Ronal termenung di depan jendela ruang tamu rumahnya dengan memainkan gelas kristal yg ada di tangannya. Sore itu ia tak bisa tenang dan berpikir jernih seperti biasa, pikirannya selalu tertuju pada gadis penolong berwajah malaikat yg beberapa saat lalu masih mengantarkannya pulang. Lily memaksa mengantarkan Ronal hingga sampai di rumah karena masih menghawatirkan kesehatan lelaki itu. Walaupun sedikit tidak nyaman,akhirnya Ronal menerima tawaran Lily,tidak ingin mengecewakan gadis itu. Entah kenapa membayangkan raut wajah kecewa Lily membuat hatinya seperti tercubit. Setelah kebersamaannya dengan gadis cantik yg tanpa ia duga akan bertemu di tempat itu, membuat kenangan dari masa lalu yg telah susah payah ia lupakan dan ia kubur dalam-dalam menyeruak ke permukaan dan tergambar secara nyata. Mengingatkan Ronal dengan peristiwa yg ia anggap sebagai dosa masa lalunya. Masa lalu yg sempat membuatnya harus bolak-balik menemui psikolog untuk membantunya melupakan kejadian itu dan mencoba memaafkan dirinya sendiri. Terhitung selama tiga hari kebersamaannya dengan gadis itu membuat dinding beton yg susah payah ia bangun untuk membentengi hatinya perlahan mulai goyah.

Cure Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang