[2] 51

1K 102 44
                                    

kiww kiww, updet nich awokawok.

••°°••

Renjun menelusuri lorong apart, hingga sampai di apart yang sangat bersejarah ia menekan beberapa angka hingga pintu terbuka. Suara bising langsung menyambut kedatangannya.

plentung-!

Suasana seketika hening, Renjun yang tadi reflek memejamkan mata langsung membuka mata dan melihat tutup kaleng wafer yang berada dekat dengannya. Ia lihat dihadapannya terdapat anak bungsunya dan anak bungsu Jeno.

Rey dan Jino menunjuk satu sama lain secara bersamaan, hal itu langsung membangkitkan suasana dengan gelak tawa sampai anak bungsu keluarga Na menangis karena terkejut.

Heejin mencoba menghentikan tawanya lalu menimang anaknya menuju balkon, Ayumi yang sedari tadi makan bareng Jisa hanya mampu tertawa pelan melihat anak bungsunya serta anak bungsu Jeno di jewer oleh suaminya.

"Ini tiga serangkai kemana?" Tanya Renjun setelah menyelesaikan urusannya dengan si bungsu Huang dan Lee.

"Ada acara makan-makan kelas katanya, tapi mau nyusul kesini." Jisa memperlihatkan room chatnya dengan Naresh ke Renjun, Renjun hanya mengangguk paham lalu memeluk sang istri lalu menciumi pipi istrinya.

Jisa langsung mendengus sebal lalu membelakangi sepasang kekasih yang tidak pernah seharipun melewatkan untuk memamerkan ke uwu-an mereka.

"Butuh obat nyamuk ga ka?" Jisa melempar kulit jeruk membuat gelak tawa Siyeon semakin keras.

"Cari bebeb dongg," Ledek Lami membuat Jisa menatap Lami sinis.

"Dihh, mau yang mana satu? nih tinggal pilih," saut Jisa dengan tegas membuat para orang tua serta dua remaja menyurakinya.

"Wihh wihh wihh, boleh lah boleh lahhh." Haechan melirik Jeno yang hanya tertawa melihat anaknya menuruni kelakuannya saat muda dulu.

"Eh, lo kemaren ngapain beli testpack bang?" Jaemin tersenyum hingga menampilkan semua giginya mendengar pertanyaan Jisung.

"Panik gue, abis minta jatah ga lama tuh orang begitu mana kata emak gue kalo abis lahiran dapetnya suka cepet." Jisung hanya menatap Jaemin sembari menaikan sebelah bibirnya.

"Gue lagi nobar lo ganggu anjir," Ucap Haechan lalu menoyor kepala Jaemin.

"Yehh, bapak aneh ego lo. Ngajak anak nonton yangksbsjw," Ucapan Jaemin terhenti ketika Haechan dengan cepat menyumpal mulutnya dengan brownies buatan Hina dan Herin.

Somi menatap suaminya sinis membuat Hina yang ada di sampingnya hanya tertawa.

"Kangen liburan ga sih lu semua?" Suara Hyunjin langsung mengalihkan adegan tatap-tatapan antara Somi dan Haechan.

"Iya ya, kita jarang liburan belakangan ini," Saut Chenle yang sedari tadi memainkan ponselnya. 

"Wihh seru nih bahasnya liburan-liburan," Sautan Naresh yang baru datang mengundang semua pandangan tertuju padanya.

"Emang ada yang bilang situ bakalan di ajak?" Naresh memajukan bibirnya sembari menatap sebal Ayahnya.

"Siapa juga yang ngomong sama situ, hihh," Jawab Naresh lalu membuang muka membuat Jaemin melempar keripik kearah Naresh.

Naresh langsung menghindar lalu menjulurkan lidahnya meledek Jaemin, "Mampus, ga kena wlee." Jaemin langsung bangkit dan mengejar Naresh yang lebih dulu lari kearah balkon karena sedari awal ia memang mencari mamahnya terlebih dahulu.

"Jaemin ga pernah ada temen ribut, sekalinya ada anak sendiri." Semua tertawa mendengar Ucapan Herin.

"Anak ganteng dari mana anak ganteng," ejek Jisa sembari mencubit pipi Juna dengan reflek Juna memundurkan wajahnya lalu menepis pelan tangan Jisa.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang