[2] 48

707 115 39
                                    

hii semua hehehe, kangen ga? aku si engga... Tapi boong, ya kali ga kangen di ocehin kalian ahaha.

••°°••


Ayumi menuruni anak tangga rumahnya, selesai merapihkan kamar kedua anaknya ia segera bergegas menuju dapur, melihat jam sebentar lagi kedua anaknya pulang sekolah ia berniat memasak makan siang sekalian mengantarkan bekal untuk suaminya.

Sudah bertahun-tahun berlalu usianya semakin menua, kedua anaknya pun semakin besar tetapi kecantikannya entah mengapa tidak pernah berkurang.

Suara berisik serta harumnya masakan menemani kesendirian Ayumi di rumah, sudah hampir sepuluh tahun lamanya ia berusaha untuk mempunyai ratu kecil untuk melengkapi keluarganya, tetapi tuhan seperti tidak mengizinkan ia mempunyai seorang putri.

Juna tumbuh dengan baik begitu juga dengan Rey, kedua anaknya sangat bertolak belakang. Semakin besar Juna semakin menunjukan sikap cuek dan terkesan tidak peduli berbeda dengan Rey yang sangat aktif dan gampang akrab dengan orang baru.

Ayumi merasakan pelukan dari belakang, dari harum tubuhnya ia tahu jika itu adalah anak sulungnya.

"Kok duluan kamu pulangnya?" Juna tidak menjawab, ia hanya memeluk Ayumi dan menumpahkan segala rasa lelahnya.

"Ganti baju dulu gih," Ucapan Ayumi tidak di dengar oleh Juna, ia terus memeluk sang bunda membuat Ayumi heran lalu mematikan kompor.

Ayumi berbalik kemudian mendekap anak sulungnya dengan erat, tangisan Juna tumpah begitu Ayumi memeluk serta memberikan belaian lembut pada kepala belakangnya.

Rey baru saja memasuki daerah dapur, ia melihat sang kakak dan bundanya tengah berpelukan awalnya ia ingin bergabung tetapi niatnya ia urungkan begitu mengingat kejadian yang ia lihat di depan gang.

"Di tolak ko nangis, cemen amat."

"bacot!" Rey tertawa lalu lari sekencang-kencangnya saat Juna melepas pelukan Ayumi dan mengambil centong sayur.

Ayumi terdiam, sebenarnya ia juga ingin tertawa begitu mengetahui alasan anak sulungnya galau sampai nangis seperti itu.

••°°••


"Jangan berantem ya, bunda ke kantor ayah dulu." Juna dan Rey hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan makan mereka.

"Lama ga, Bun?" Ayumi mengangkat kedua bahunya.

"Pulang-pulang bawa ade sabi kali," Ucapan Juna membuat wajah Ayumi memerah, Ayumi mengangkat tas Tupperware membuat Juna dan Rey terkekeh.

"Dah ah! Bunda berangkat ya, uang jajan ada di deket tv." Ayumi langsung bergegas meninggalkan area dapur sebelum kembali di ejek oleh kedua anaknya.

Juna dan Rey sangat paham dan hapal sekali dengan jadwal rutinitas kedua orang tuanya.

Ayumi mematikan mesin mobil miliknya, ia melihat kearah sekitar parkiran khusus kantor suaminya. Ia mengambil tas Tupperware kemudian keluar mobil dan memasuki kantor suaminya banyak sekali yang menyapanya.

Begitu sampai di loby ia menyapa calon istrinya Chenle.

"haloo calon ibu kolongmerat." Ning-ning selaku staf di kantor Renjun, hanya mampu tersenyum saat diledek seperti itu.

"Konglomerat ya Bu, Mon maap aja ini mah." Ayumi hanya tertawa lalu mencubit pipi Ning-ning.

"Ka Renjun lagi ada rapat ka," Ucap Ning-ning lalu memberi tab jadwal Renjun hari ini pada Ayumi.

"Iye tau, yang ikut rapat Shua apa Echan?"

"Ka Shua." Ayumi hanya ngangguk paham lalu kembali mencubit kedua pipi calon anggota baru anak julid.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang