[1] 88

3.1K 281 38
                                    


Belakangan ini Ayumi dan Renjun jarang berkomunikasi, apa lagi kalo bukan karena belajar. Sebentar lagi mereka akan menghadapi UNBK yang harus bener-bener belajar, biar dapet nilai memuaskan. Ayumi yang biasanya mager banget nyentuh buku pelajaran dan meja belajarnya cuman ada buku novel, kini meja belajarnya penuh buku pelajaran bahkan dia jadi jarang megang ponselnya.

Yang biasanya meja belajarnya rapih dan bersih, kini berantakan dengan buku-buku tidak beraturan bahkan ada bekas bungkus makanan ringan sebagai teman Ayumi kalo belajar. Yang biasanya dia begadang dan ketiduran gara-gara telponan atau drakor, kini Ayumi lebih sering ketiduran dimeja belajar bikin badannya remuk dan pegel-pegel di pagi hari.

Seperti malam-malam sebelumnya, Ayumi dari abis sholat isya udah stanby di meja belajar mempelajari materi-materi yang udah ditandai olehnya. Sudah hampir 3 jam Ayumi berkutat dengan otaknya, bahkan ia sering kali lupa untuk mengisi perutnya jika tidak ditegur oleh kedua kakak dan orang tuanya.

Pintu kamar Ayumi terbuka menampilkan Renjun dengan rambut acak-acakan serta kaca mata baca yang ada di pangkal hidung lancipnya itu.

"Istirahat, Ay. Jangan maksain, kalo kayak gini kamu bisa setres." Ayumi ngehela napasnya, ia menyenderkan beban tubuhnya di kepala kursi belajar lalu memutar kursi tersebut kearah Renjun.

"Besok, Njun. Ulangannya besok, gimana aku mau tenang." Renjun melepaskan kaca matanya lalu memijat pelan pangkal idungnya, ia menaruh kaca matanya dimeja rias Ayumi.

Renjun membuka kaca mata baca Ayumi, lalu memijat pelan panggal idung Ayumi yang terdapat bercak dari kaca mata. Renjun gak ngerti berapa lama Ayumi make kaca mata itu.

"Bersih-bersih terus tidur, biar aku rapihin meja belajar kamu." Ayumi hanya bisa nurut kalo nada Renjun udah kayak gitu.

Setelah membereskan meja belajar Ayumi, Renjun menghempaskan badannya ke kasur empuk Ayumi. Entahlah, ia kangen sekali dengan Ayumi padahal disekolah ketemu terus bahkan duduk semeja tapi semenjak musim ujian mereka jadi agak renggang.

Bahkan Renjun lupa kapan terakhir kali mereka berdua chattingan.

Ayumi baru selesai ngelap wajahnya, langsung nyusul Renjun di kasur dan tanpa basa-basi ia memeluk Renjun erat. Tidak bisa dipungkiri lagi, ia sangat rindu dengan Renjun walaupun mereka selalu bersama.

"Nginep?"

"Ya kamu pikir aja, ngapain aku kesini jam segini." Ayumi mengendus kesel lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Renjun, menghirup dalam-dalam aroma tubuh kekasihnya.

"Segitu kangennya ya." Renjun terkekeh ngerasain Ayumi yang berkali-kali ngehirup aroma tubuhnya, ia jadi tau kebiasaan Ayumi kalo lagi kangen sama dia.

"Hemm, padahal satu meja ketemu tiap hari tapi rasanya kemarin-kemarin itu. Kita kayak jauh banget, ya?" Renjun ngangguk setuju lalu memeluk erat Ayumi.

"Njun." Renjun cuman berguman nanggepin Ayumi.

"Enggak jadi deh." Renjun ngelirik Ayumi sebentar lalu kembali memejamkan matanya.

"Tidur, besok jangan sampe telat." Renjun nyium kening Ayumi lama lalu mencium bibir Ayumi singkat, hanya untuk membasahkan bibir Ayumi yang kering.


••°°••

Ayumi keluar dari ruang ujiannya dengan tangan gemetar, antara yakin dan tidak yakin.

Begitu menatap kearah para sahabatnya, rasa ragunya hilang begitu saja. Ia tersenyum haru, ahh... Rasanya ia ingin menangis saat menyadari jika ini adalah hari terakhir ujian.

Ayumi berlari lalu memeluk sahabat perempuannya, entah karena suasananya mendukung banget buat mereka nangis.

Mereka melepas pelukan mereka lalu menatap satu sama lain, hingga beberapa tetes air mata membasahi pipi mereka. Lalu yang cowok bergabung bikin suasana makin terasa sedih, suara sorakan lega para murid lainnya bikin mereka semua tersenyum lega.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang