[1] 07

5.5K 515 25
                                    


Ayumi menatap sekeliling pasar malam, lampu warna-warni serta banyaknya para pedagang membuatnya terpukau. Ia pikir pasar malam akan seperti pasar yang pernah ia datangi dengan mamahnya, ternyata sangat berbeda. Sangking terpukau dengan pemandangannya, ia tidak sadar bahwa Renjun tengah tersenyum melihat tingkahnya.

Renjun menyentil kening Ayumi hingga gadis itu kembali tersadar, Ayumi memajukan bibirnya dan menatap Renjun kesal.

"Sakit, tau!" Ayumi mengusap keningnya yang terasa panas, sehabis Renjun sentil. Melihat itu Renjun hanya terkekeh, lalu merangkul Ayumi memasuki wilayah pasar malam.

"Baru pertama kali kesini ya?" Ayumi mengangguk, sebagai jawaban dari pertanyaan Renjun.

"Ini semacam timezone ga sih?" Renjun tertawa mendengar ucapan Ayumi, sedangkan gadis itu hanya menatap Renjun. Gadis itu terheran dan memikirkan apa yang lucu dari perkataannya, apakah ia salah ucap.

"Kenapa, kok ketawa?"

"Jauh lah kalo di samain kayak Timezone mah, emang di Jepang ga ada kayak gini?"

"Ada sih, lebih kek festival atau pameran gitu."

"Ya, ini sama aja kayak gitu. Mungkin penampilannya aja yang keliatan beda, yok gue kasih tau jajanan yang enak di sini." Renjun semakin erat merangkul Ayumi begitu memasuki keramaian, bahkan Ayumi sampai memegang baju Renjun tidak terpisah.

Saat sedang berkeliling sembari memilih makanan, mata Ayumi langsung tertuju ke stan permen kapas yang lumayan besar. Salah satu alasan perhatian Ayumi mengarah ke sana adalah bentuknya, bentuknya yang lucu-lucu membuat mata Ayumi berbinar.

Renjun menyadari Ayumi tengah menatap sesuatu, ia ikut melihat apa yang Ayumi lihat. Ia tersenyum kemudian menuntun Ayumi menutu stan permen kapas tersebut, Ayumi terkejut saat Renjun membawanya ke tempat yang ia lihat.

Ia menatap Renjun yang sedang mengambil kertas, yang berisi aneka bentuk permen kapas beserta harganya.

"Mau bentuk apa?" Tanya Renjun tanpa melihat kearah Ayumi, ia fokus dengan bentuk-bentuk permen kapas di kertas tersebut.

Di sisi lain, Ayumi malah menatap Renjun penuh kagum. Di jarak yang sedekat ini membuat Renjun terlihat begitu tampan, di tambah sorotan lampu warna-warni yang menambah kesan romansa.

Renjun mengerutkan keningnya merasa tidak ada jawaban dari Ayumi, ia melirik Ayumi yang malah menatapnya. Ia menaikan satu alis sembari melambaikan tangan di depan wajah Ayumi, hal itu membuat Ayumi tersadar lalu buru-buru melihat ke kertas yang Renjun pegang.

"Kalo menurut lo, bagusan yang mana?" Renjun tersenyum melihat respon Ayumi, hatinya berdetak saat menyadari Ayumi tengah memandanginya hingga melamun.

"Kupu-kupu aja gimana? Lumayan gede, makannya bisa berdua. jadi duit gue irit,"

"Idih, pelit dasar."

"Ahaha, ga sih. Lo mau beli lima juga gue beliin kok, cuman modus aja sih."

"Ada ya, orang modus bilang-bilang."

"Ada, gue contohnya." Ayumi memilih tidak menjawab ucapan Renjun, setelah memilih bentuk mereka menunggu pesanannya di buat. Ayumi melihat cara pembuatan permen kapas itu dengan kagum, bahkan ia tidak menyadari bahwasanya Renjun tersenyum melihat dirinya.

Tak lama pesanan mereka selesai, Ayumi yang berada dekat dengan Abang yang membuat itu langsung menerima permen kapas tersebut. Ia menatap Renjun sembari menggoyangkan permen kapasnya, Renjun terkekeh melihat Ayumi yang tersenyum lebar sembari memamerkan permen kapasnya.

"Nih, lo aja yang pegang." Renjun menerima permen kapas itu, sembari mengerutkan keningnya.

"Kenapa malah gue?"

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang