"ck, lo milih es aja kayak milih jodoh, Chan ... Chan.... " Haechan yang lagi milih es buah atau es jeruk langsung nengok kebelakang.
Temen-temennya lagi nungguin Haechan yang tinggal beli es, tapi dari dua puluh lima menit yang lalu Haechan masih labil antara es buah atau es jeruk.
"Dah beli dua-duanya aja sih, cuman goceng ini." Haechan berdecak terus ngelirik Herin, adik kelasnya itu sudah lelah menunggu Haechan. Herin melipat tangannya di depan dada, gadis itu diam-diam meminum es untuk menghargai yang puasa.
"Kalo gue beli dua-duanya, bisa diomelin gue sama emak." Haechan balik ngeliatin es buah dan es jeruk lalu tangtingtung.
Ayumi langsung ngacak kerudungnya dan ngegigit ujung kerudung Siyeon, pemilik kerudung cuman bisa pasrah waktu kerudungnya di gigit Ayumi. Salah dia juga ada di dekat Ayumi ketika gadis itu kesal, kalo ga ngegigit ya nyubit palingan walaupun ga kencang.
"Tolong benerin kerudungnya, Yeon. Kayak orang gila lampu merah tadi, sumpah." Ucap Renjun meminta tolong pada Siyeon, hitung-hitung agar keduanya lebih akur. Sebenernya dia bisa aja ngebenerin langsung kerudungnya Ayumi, cuman tangannya penuh sama makanan miliknya sama milik Ayumi.
Hina yang nunggu Haechan sampe abis dua es teh manis, awalnya dia masih sabar buat ngehormatin temen-temennya yang puasa. Tapi karena tingkah Haechan yang cuman disuruh milih es jeruk atau es buah lamanya kek nunggu jodoh, Hina kesel dan akhirnya dia minum esnya.
Herin mah udah dari tadi makanin apa aja yang dia beli diem-diem, walaupun ada beberapa orang yang melihat. Tetapi mereka mewajari, karena tidak hanya umat islam yang berbelanja di bazar takjil.
"Chan jadi milih yang mana sih lama amat." Ngedenger keluhan Renjun, Haechan ngehela napasnya terus ngadep ketemen-temennya.
"Gak jadi deh baru inget emak gue bikin es campur dirumah."ucap Haechan lalu jalan duluan sambil nenteng beberapa gorengan ditangannya.
Semua temannya terdiam, Jika saja Jeno tidak membawakan belanjaan Siyeon sudah pasti Haechan di hantam olehnya. Jaemin yang dari tadi jongkok cuman bisa ngehela napas, ia udah duga kalau endingnya bakalan begini.
"Terus gunanya kaki gue berdiri selama dua puluh lima menit tuh apa, Chan. Akhhh! Batal nih puasa gue kalo lama-lama sama lo, Chan." Ayumi kembali ngacak kerudungnya, hal itu membuat Siyeon menoyor kepala Ayumi. Karena belum lama Siyeon merapihkan kerudung Ayumi, tetapi tidak bertahal lama malah di acak-acak lagi.
"Lagian ribet nih manusia satu, ngapain juga pake pasmina." Ucap Hina menatap Ayumi dari atas sampai bawah.
"Kedipin kang parkir, dah ah ayo." Ucap Ayumi asal lalu memimpin teman-temannya. Renjun cuman bisa ngelus dada liat kelakuan random Ayumi, semakin kesini kelakuannya mirip Jaemin sama Haechan.
Renjun harus memisahkan mereka sepertinya.
••°°••
"Widihh, bikin apa tuh." Ayumi datang membawa belanjaannya dan meletakkannya di meja, ia menghampiri Sakura yang tengah mengaduk coklat yang sudah mendidih.
"Es kul-kul." Ucap Sakura singkat lalu mematikan kompor, ia melirik makanan yang adiknya bawa.
"Buset, ngobrong bazar anak ini mah." Ucap Sakura ketika sadar jika belanjaan adiknya sangat banyak, bahkan setengah meja makan hampir di penuhi oleh belanjaan Ayumi.
"Kalo belanja yang perlu-perlu aja, De." Ayumi terkekeh sembari melepaskan hijabnya, gadis itu tidak bisa mengontrol keinginannya untuk membeli setiap makanan yang menarik di mata. Walaupun Ayumi yakin, tidak semua akan ia habiskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊ
FanfictionDari pertemuan yang tidak disengaja, menumbuhkan rasa cinta pada Ayumi dan Renjun. Kisah yang tak selalu berjalan dengan baik itu, mereka lewati bersama-sama hingga sampai titik dimana mereka harus di pisahkan oleh keadaan dan takdir. -- 00 -- seaso...
