[1] 08

5.3K 493 31
                                    

"ishh, nyanyi apa ya yang seru."

"Ini genrenya terlalu melow."

"Kalo ini... Nanti nyambungin di bagian yang mana."

"Aduh, ini lagi terlalu berisik."

Ayumi sedari tadi sibuk dengan tab nya sembari mencari lagu yang tidak membosankan, dan juga nyambung untuk di gabungkan dengan lagu dance yang Hina pilih. Sungguh ia tidak menyangka akan sesulit ini, belum lagi ia harus menghafal lagu yang nanti akan di pilih.

"Nyari apaan sih, sibuk banget kayaknya." Ucap Yuta, yang sedari tadi menyaksikan adiknya mengoceh sendiri. Akhirnya turun kaki, sungguh turun kaki kok. Karena tadi kaki Yuta berada di atas meja, sekarang ia turunkan.

Gak salahkan author?

Oke, kita kembali ke urusan Ayumi.

"Cari lagu," Ayumi menjawab tanpa menoleh kearah Yuta.

"Buat?"

"Classmeet."

"Mau tampil?"

"Heem."

"Lo ngomong ama siapa sih, njing. Orangnya disini nih, matanya ke tab Mulu."

Brakkk!

"Minimal kalo ga bantuin selesain masalah, gausah banyak tanya!"

"Bikin nambah pusing aja," Yuta meneguk ludahnya dengan susah payah,  ia langsung membeku melihat adiknya yang baru saja marah.

"Ya.. lagian, orang lagi di ajak ngobrol juga." Yuta kembali terdiam, saat Ayumi meliriknya.

"Bantuih, bukannya ngajak ngobrol."

"Aelah, slow aja sih. Marah-marah mulu, lagi halangan ye lo?"

"Kalo iya, kenapa?" Oke, saat ini Yuta langsung diam seribu kata serta kalimat, ia tidak akan menyauti apa-apa lagi.

Karena Yuta tau, dari mulai Mamahnya, Adiknya yang pertama hingga Ayumi. Akan menjadi sangat ganas berkali-kali lipat dari biasanya, ahh mungkin semua wanita akan seperti itu saat datang bulan pikirnya.

"Gini deh, coba lo cari lagu yang pas sama suasana hati lo." Nada bicara Yuta memelan, hal itu membuat Ayumi lebih mendengarkan perkataan Abangnya.

"Gimana lagi coba itu."

"Misalnya gini loh, suasana hati lo lagi kayak gimana? Atau bisa juga lo nyanyiin lagu buat seseorang, itu feel-nya bisa langsung dapet." Ayumi menyimak penjelasan Yuta, ia mulai mengerti dan mendapat pencerahan sedikit dari usulan Yuta.

"Oalahh, oke oke. Yaudah gue ke kamar ye, dadahhh." Ayumi mencium pipi Yuta, hal itu sudah sering ia lakukan kepada anggota keluarganya.

Sampai di kamar Ayumi langsung merebahkan tubuhnya, melepaskan rasa pegal karena duduk lumayan lama di sofa. Pandangannya tertuju pada pintu balkon yang belum ia tutup, gorden nya bergerak seiring hembusan angin malam yang masuk.

Ia beranjak dari posisinya untuk menutup pintu serta gorden balkon, saat hendak menutup gorden balkon. Ia melihat tetangga depan rumahnya tengah sibuk, sibuk menari sembari bernyanyi.

Ayumi langsung berpikir jika Renjun juga akan menampilkan sesuatu, kenapa ia sangat tidak sabar untuk esok hari.

Ia kembali tiduran di kasur setelah menutup pintu dan gorden balkon, ia menatap layar ponsel melihat chat dari grub kelas yang tidak pernah sepi.

Saat hendak mematikan ponselnya, ia tidak sengaja melihat roomchat dirinya dengan Jeno. Ia terkekeh sebentar mengingat bagaimana akhir pendekatannya dengan Jeno, sejujurnya ia juga masih bingung dengan perasaannya.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang