[1] 26

4K 384 0
                                    

Gue terdiam sembari menatap makanan tanpa minat, rasa lapar gue seketika musnah tak tau kemana. Akhir-akhir ini gue sedikit menjauh dari Renjun, walaupun sesekali ia akan terus mendekati dan mengajak gue main.

Tetapi ia tidak sedikit pun menceritakan tentang obrolan orang lain soal dirinya dan anak baru itu, gue tidak pernah semarah ini sampai mendiamkan seseorang.

"Ayy." Gue tersentak dan melihat siapa pelaku yang memegang bahu gue, terlihat Jeno dengan senyumannya.

Ahh, kenapa harus manusia ini.

Gue sangat takut dengan perubahan Jeno yang kembali mendekati gue. Gue sangat takut akan terjadi omongan yang lebih parah, apa lagi masalah Renjun dan anak baru itu belum redup.

"Tumben sendirian." Jeno duduk di hadapan gue, ia menyondorkan minuman kesukaan gue.

"Biar moodnya baikan." Ucapnya, masih dengan senyum yang sama.

"Tumben, ga bareng cewek lo." Jeno mengarahkan matanya ke belakang, sontak gue melihat kearah belakang.

Ternyata ia bareng Siyeon, terbukti gadis itu membawa nampan berisi dua mangkuk bakso dan berhenti tepat di meja gue.

"Ga di makan?" Tanya Siyeon, setelah melihat piring gue yang masih penuh dengan siomay.

"Nanti." Ucap gue singkat. Jujur, gue sangat canggung dengan Siyeon meskipun ia selalu mendekatkan dirinya.

"Makan, biar ada tenaganya. Siapa tau mau ngelabrak anak baru, Yum." Gue berdecak mendengar perkataan Jeno.

"Masih jaman labrak-labrakan?" Jawab gue ketus lalu melahap siomay yang sedari tadi hanya gue lihat saja.

"Masih marahan sama Renjun?" Tanya Jeno setelah beberapa lama hening.

Gue menaikan kedua bahu acuh sembari mengunyah siomay, mata gue memandang sekeliling kantin. Sudah menjadi kebiasaan ketika makan, gye akan menatap sekeliling atau memilih melamun.

"Tuh anak nya." Ucap Siyeon, gue mengerutkan kening mendengar ucapannya. Siyeon mengarahkan sendoknya ke belakang, gue tidak mau melihat kearah belakang karena gue benar-benar tidak ingin bertemu Renjun dulu.

"Ayy, aku nyariin dari tadi." Ahh sial.

Renjun datang dan duduk di samping gue. Bisa gue lihat dengan jelas, Jeno dan Siyeon saling bertukar pandang melihat gue dan Renjun.

"Ada perlu?" Renjun menghela napas mendengar nada bicara gue.

"Pulang sekolah bareng ya? Aku bakalan jawab apapun yang mau kamu tanyain." Gue menatap netra Renjun. Matanya sangat teduh, gue sangat nyaman jika netra Renjun seperti ini.

"Apapun?" Renjun mengangguk yakin.

"Yaudah, pulang sekolah kan?" Gue kembali fokus pada makanan yang ada di hadapan gue dari pada Renjun.

"Huff, oke oke. Jen, nitip ya." Jeno mengangguk sembari mengangkat jempolnya.

"Aman Ayumi dah, kalo sama gue dan cewek gue." Renjun mengangguk, ia mengusap kepala gue terlebih dahulu sebelum meninggalkan gue, Jeno dan Siyeon.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang