[1] 24

4K 394 2
                                    


"Ada anak baru, pindahan dari China anjir."

"Serius dari China? Buset waktu itu dari Jepang, sekarang China."

"Cakep banget asli, produk unggul lahh."

"Kayaknya dia kenal si Renjun deh."

"Sok tau banget."

"Tadi gue sempet liat mereka ngobrol, kayaknya juga yang udah kenal akrab gitu."

"Pacarnya ga sih?"

"Huss! Sembarangan aja, orang Ayumi yang pacarnya Renjun."

"Tapi gue liatnya juga mereka sempet pelukan gitu, tapi yang duluan meluk si cewek itu, sih."

"Keliatan cocok sama dia atau Ayumi kata lo?"

"Jujur aja ya, sama cewek yang itu."

"Ahahahaha."


Prang!

Gue terkejut saat Renjun secara tiba-tiba bangun dan menendang meja belakang kami. Yap, sekumpulan wanita yang sedang membicarakan Renjun tepat di belakang kita. Gue tidak tau apakah mereka sengaja atau tidak sadar kalau Renjun ada di belakang mereka, bahkan saat ini Renjun menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di kantin dan orang yang lewat kantin.

"Ngomong apa barusan?" Tanya Renjun dengan nada rendah, tetapi terlihat sangat menyeramkan.

Tidak ada jawaban dari para perempuan yang ada di meja itu, bahkan mereka tidak bergerak dari tempat walaupun rok dan baju mereka terkena makanan dan minuman yang tumpah.

Bahkan tidak ada yang membantu untuk sekedar membersihkan pecahan gelas, mangkuk serta piring di bawah sana. Suasana kantin yang tadinya ramai kini hening seketika, Renjun masih berdiri di tempatnya sembari menatap satu persatu perempuan di hadapannya.

"Bisu? Perasaan tadi ngomong ga berenti." Gue menghela napas lalu beranjak dari tempat, gue menarik Renjun dari situ berniat untuk membawanya keluar dari kantin.

Tetapi saat beberapa langkah, Renjun menghempaskan tangan gue. Tentu saja hal itu membuat gue terjatuh, karena posisinya gue sedang menariknya sembari jalan.

Gue gatau dari mana Jeno datang, ia tiba-tiba sudah ada di belakang dan membantu gue berdiri. Jeno langsung memberikan gue pada Siyeon, Siyeon dengan cepat merangkul gue dan mundur beberapa langkah setelah melihat Jeno memukul Renjun.

Teriakan di kantin membuat keadaan semakin memanas, beberapa murid yang lewat jadi bergerumung untuk melihat Jeno dan Renjun berkelahi.

"GAUSAH IKUT CAMPUR BISA?"

"GAUSAH DORONG AYUMI BISA?"

"Ahaha, masih suka lo sama dia? NOH CEWEK LO NGELIATIN."

Bugh!

Gue memejamkan mata, saat Jeno kembali melayangkan satu pukulan di rahang sebelah kiri Renjun.

"Gausah. Sok. Jadi. Renjun!" Ucap Jeno menegaskan setiap katanya, sembari mendorong-dorong bahu Renjun dengan telunjuknya. Ucapannya begitu lirih, tetapi gue mendengarnya dengan jelas.

"Sayang, bawa Ayumi ke uks." Ucap Jeno setelah melihat lutut dan telapak tangan gue berdarah, hal itu karena gue terjatuh tepat sekali di atas pecahan gelas.

Shit, kenapa harus luka sih.

Tapi... Maksud ucapan Jeno apa? Gue harus bertanya padanya, kenapa bisa ia berkata seperti itu pada Renjun.

Dan apa ada hubungannya dengan anak baru yang tadi gue temui?


••°°••


ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang