[1] 55

3.8K 327 8
                                    

Haechan dan Jaemin bersorak ketika mereka sampai di pulau Dewata, salah satunya tempat wisata yang sangat di idam-idamkan sejuta umat. Tepat sekali mereka sampai ketika malam hari, sebenarnya perjalanan mereka tidak begitu malam. Tetapi karena keterlambatan teman-temannya saat kumpullah yang membuat mereka tiba begitu malam, butuh waktu beberapa jam untuk sampai di penginapan milik Chenle.

Tidak banyak yang masih terbangun, seperti di mobil kelompok Ayumi. Hanya ada Haechan dan Herin yang tengah berbincang, sedangkan yang lain sudah tertidur pulas karena kelelahan. Ayumi menatap keluar jendela, melihat bagaimana Kota Bali saat malam hari. 

Tangannya tidak berhenti mengusap rambut Renjun yang tidur di pahanya, isi mobil kelompok Ayumi hanya ada enam orang. Haechan, Herin dan Siyeon di belakang, Jeno menemani supir agar tidak mengantuk. Hal itu yang membuat Renjun bisa tidur dengan leluasa.

Ayumi melirik kebelakang, ada Siyeon yang sama halnya dengan dirinya. Gadis itu hanya menatap keluar jendela, sebenarnya ia ingin sekali mendekati gadis itu karena ia seperti canggung dengan ke tiga teman perempuannya.

"Yeon." Bisik Ayumi, Siyeon yang tadinya melamun kini menoleh kearah Ayumi.

"kenapa?"

"Mau sedikit mundurin kursinya, gapapa?" Siyeon tersenyum lalu ia menyandarkan tubuhnya agar tidak terpentok kursi Ayumi.

"Sok, atuh." Ayumi tersenyum, ia sedikit memundurkan sandaran kursi mobil.

"Cape ya?" Tanya Haechan yang melihat Ayumi memundurkan sandaran kursinya.

"Lumayan, di jet ga bisa tidur soalnya."

"Tidur aja, Ay. Masih sejam lebih buat sampe." Ucap Jeno dari depan.

"Gih tidur, cowok lo aja udah pules tuh." Ucap Herin.

"Dia mah tidur kayak orang mati."

"Hus, mulut." Siyeon memukul pelan bahu Ayumi, sedangkan Ayumi hanya terkekeh lalu menyamankan posisinya untuk tidur. Gadis itu perlahan masuk ke alam mimpi bergabung dengan Renjun yang sudah tertidur dari beberapa menit perjalanan.

Jeno memperhatikan Ayumi dari cermin mobil, ia sedikit tersenyum melihat wajah Ayumi yang tertidur hingga tatapannya bertemu dengan Siyeon. Ia memalingkan pandangannya, Jeno menatap lurus sembari mengajak supir berbincang.

Siyeon diam-diam hanya tersenyum melihat kelakuan Jeno, ia hanya menghembuskan napasnya lalu memejamkan mata. Haechan hanya menggeleng kepala, lelaki itu diam-diam memperhatikan teman-temannya walaupun ia sedang berbincang dengan Herin.


••°°••


Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di penginapan milik Chenle. Mereka turun mobil dengan lemas, bahkan Jaemin sampai menabrak beberapa bawahan Papah Chenle yang tengah menurunkan koper mereka.

Mobil koper dengan mobil mereka berbeda, karena kalo di satukan tidak akan cukup. Beberapa dari mereka merenggangkan otot-otot tubuh, seperti yang sedang Jisung lakukan saat ini ia melakukan perenggangan lalu lanjut menguap.

"Sudah, Den." Ucap salah satu bawahan Papah Chenle kepada Chenle yang tengah jongkok dekat mobil, Chenle membuka matanya melihat kopernya dan teman-temannya sudah di depan pintu.

Ia mengangguk, "Taro dua atau satu mobil di sini." Ucap Chenle lemas, ia sungguh mengantuk dan enggan sekali untuk menggerakan tubuhnya.

Di samping Chenle ada Haechan yang ikutan jongkok sembari menopang dagunya, tidak lupa matanya juga tertutup rapat. Ia sangat menyesali tidur ketika sebentar lagi akan sampai, akhirnya ia tidak puas dengan tidurnya.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang