[1] 12

4.7K 469 1
                                    

Bell pulang sudah berbunyi dua menit yang lalu, gue dan Hina baru saja keluar kelas setelah membereskan barang kita. Gue dan Hina mengobrol sembari bercanda menuju gerbang sekolah, suasana yang sangat ramai dan berisik menjadi ciri khas anak sekolahan saat waktunya pulang tiba.

Notif dari ponsel gue menghentikan tawa gue dan Hina, gue melihat bang Yuta mengirimi gue pesan. Hina mencoba melihat siapa yang mengirimi gue pesan, setelah tau siapa yang mengirimi gue pesan ia mengangguk lalu menunggu Hyunjin tiba.

Gue membuka ponsel dan melihat pesan dari bang Yuta, gue menghela napas membaca sederet pesan tersebut.

Gue membuka ponsel dan melihat pesan dari bang Yuta, gue menghela napas membaca sederet pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue mengendus kesal setelah membaca pesan tersebut, kan benar kata gue, kalo hari ini semua orang lagi ngeselin pake banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue mengendus kesal setelah membaca pesan tersebut, kan benar kata gue, kalo hari ini semua orang lagi ngeselin pake banget.

Hina terkekeh di sebelah gue, sepertinya ia membaca pesan gue dan bang Yuta. Gue menatap Hina yang sedang terkekeh sembari mengusap bahu gue, gue menghempaskan tangannya dengan kesal. Tetapi hal itu justru membuat tawa Hina semakin kencang, arghh ada apa dengan hari ini.

Tak lama Hyunjin tiba di hadapan kita, ia menatap kekasihnya bingung lalu menatap kearah gue. Gue hanya mengangkat kedua bahu, membuat Hyunjin geleng kepala melihat Hina tertawa.

"Liat Jeno ga?" Tanya gue pada Hyunjin, Hyunjin yang sedang memakaikan Hina helm mengangguk.

"Tadi sih masih di kantin, tapi kayaknya mau ke parkiran. Palingan sekarang ada di parkiran, kenapa emangnya?" Gue hanya menggeleng.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang