[1] 66

3.2K 277 12
                                    

"Njun." Kun menghampiri Renjun yang tengah bersantai di bale depan rumah, suasana pagi di desa sangat sejuk. Hal itu membuat Renjun selalu bersantai setiap pagi di bale, seperti saat ini ia tengah memeluk gitarnya dan melihat orang-orang yang melewati rumah Neneknya.

"Kenapa?" Renjun meletakan gitar di sisi kanannya, karena Kun duduk di sisi kirinya.

"Pacar mu, Mas kayak pernah liat." Renjun mengerutkan kening, ia bingung dengan ucapan sodaranya ini. Bagaimana tidak, baik Kun maupun Ayumi tidak pernah bertemu sebelumnya.

"Liat dimana?" Kun bersandat pada pohon besar di sampingnya.

"Waktu ada tugas di luar Negeri. Mas nanganin operasi donor, pasiennya mirip pacar mu." Renjun terdiam, seingatnya bukan Kun dokter yang menangani Ayumi saat itu.

"Cuman mirip?" Tanya Renjun ragu.

"Mungkin, tapi ini mirip banget." Renjun mengerutkan keningnya lagi, ia kembali mengingat saat-saat yang sebenarnya tidak ingin ia ingat seumur hidupnya.

"Nakomoto Ayumi?" Renjun menatap sodaranya dengan tatapan terkejut.

"Iya ... Itu nama lengkapnya, kok aku ga liat, Mas?" Kun terkekeh, ia mengambil gitar milik Renjun melalui belakang tubuh Renjun.

"Mas dokter pendamping, ya ... Semacam asisten gitu. Jadi mas ga lama, cuman waktu keadaan genting mas yang tanganin." Renjun tersenyum.

"Makasih." Kun yang hendak memetik senar gitar melirik Renjun.

"Makasih, udah sembuhin, Ayumi." Kun tertawa.

"Jangan bilang makasih ke, Mas. Bilang makasih ke Allah sama pacar mu. Allah yang kasih kesempatan dan pacar mu yang berusaha sadar." Renjun tidak ingin menangis di hadapan Kun, Kun yang sadar itu langsung mengalihkan pandangannya.

"Oiya ... Waktu di ruangan, Mas ngeliat dia. Tapi kayaknya bukan dia, mukanya pucet banget." Renjun yang tadinya sedih tidak jadi.

"Hah? maksudnya?"

"Kayak bukan orang." Renjun langsung melihat belakangnya, karena ini masih terbilang gelap walaupun banyak yang berlalu-lalang.

"Yang bener aja dong."

"Serius, dia bilang kembarannya."

"Ay ... Ayira?"

"Mungkin, Mas gatau soalnya. Dia cuman bilang makasih, terus ilang gitu aja."

"Mas ga takut?" Kun tertawa mendengar ucapan Renjun serta ekspresi Renjun.

"Mas sering liat kayak gitu, kamu lupa?" Renjun mulai paham dan ikut tertawa, ia melirik ke balkon lalu terkekeh sembari mendekatkan duduknya pada Kun.

"Oiya ... Di sini aku juga sering ngeliat yang kayak gitu, Mas." Kun menatap Renjun tidak percaya, namun Renjun langsung menunjuk kearah balkon membuat Kun menahan tawanya.

Karena makhluk halus yang Renjun maksud adalah Yangyang.

"Kalo dia tau bisa gelut loh kalian."Renjun cuman menaikan kedua bahunya, lalu mengambil gitarnya dari pangkuan Kun.

"Sebenernya ga bilang makasih doang, dia juga ngasih amanah yang harus di sampaikan ke kamu." Renjun melirik Kun sembari menelan ludahnya.

"Dia kesayangan keluarga Nakomoto tanpa terkecuali, Ayira. Dia mau kamu jaga dia bener-bener, awalnya Mas ga ngerti kenapa dia bilang gitu ke Mas. Setelah tau kalo kembarannya itu pacarmu, Mas jadi paham. Di jaga, Ayuminya." Kun menepuk pelan bahu Renjun sebelum masuk rumah.

"Jangan lama-lama, tuh yang di depan pohon ujung ngeliatin aja." Ucap Kun membuat Renjun ikutan masuk rumah, Kun cuman ketawa karena hal itu hanya candaan belaka.

ᴇꜱ ʙᴀᴛᴜ | ʜʀᴊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang