7 | Turns out to be human

2.5K 301 26
                                    

Terserah ya pokoknya terserah
Maki saja aku sesuka kalian
Karena saya ganggu jam istirahatnya
Dengan update jam 10:00

Pokoknya saya bodo amat.
Mau marah?
Silahkan aku mau bobo
jadi marahin aja😘😘

.

.

.

Jimin sedang duduk selonjoran di atas sofa, sementara Jungkook duduk di atas lantai— sedang memberikan salep pada luka di tangan Jimin. Terlihat begitu telaten, Jungkook bahkan memperlakukan Jimin begitu baik sekarang.

Apa karena Jimin terluka?

Tentu saja bukan.

Ia melakukan semua ini karena merasa bersalah pada Jimin. Jungkook merasa bersalah karna sudah membentak, memaki, menginjak - nginjak harga diri Jimin dengan menyebutnya 'Pembantu rendahan' dan sekarang— ini semacam cara Jungkook untuk meminta maaf pada Jimin-- dengan memberikan penanganan cepat untuk luka lelaki manis itu agar tak semakin parah.

“Kamu jangan ge-er sama pelukan ku tadi ... aku hanya khawatir, tidak lebih!!”

‘Dan kenapa itu penting untuk kau jelaskan? jika bukan apa - apa seharusnya tak perlu diungkit lagi bodoh!!'

Jimin tersenyum tipis sekali kemudian mengangguk.

“Tuan muda tidak perlu khawatir. Lagipula, aku sudah melupaknnya. Itu juga tidak penting bagiku. Jadi tidak perlu di jelaskan.”

‘Apa katanya? pelukanku tidak penting baginya? yang benar saja!! padahal aku memang mengkhawatirkannya tadi ... tapi sudahlah.'

“Bagus kalau kamu tau diri!! sekarang siap - siap kita makan malam diluar.” ucap Jungkook setelah menyelesaikan tugasnya mengobati luka di tangan Jimin.

Jimin menoleh kemudian menggeleng.

“Tuan muda saja yang pergi. Aku masih kenyang. Lagipula tanganku sedang sakit. Dan juga, makanan di dapur masih banyak. Jadi aku akan memakan semuanya. Tuan muda makan diluar saja. Tidak baik membuang makanan.” lirih Jimin.

“Keras kepala!! lalu bagaimana caramu membersihkan semuanya jika tanganmu sakit begitu? tolong ya, aku tidak mau kau merepotkanku. Jadi menurut atau kupecat!!”

Ancaman Jungkook berhasil membuat Jimin mau tak mau akhirnya setuju.

Ingin segera mengganti pakaian, langkah Jimin kembali terhenti membuat Jungkook mengernyit bingung.

“Tunggu apalagi? cepat ganti pakaian lalu kita pergi.”

Jimin mendesah kasar. “Tuan muda,”

“Apa?”

“Bisa kita pergi dengan pakaianku yang ini saja? aku tidak bisa membuka kemejaku, tanganku sa--”

Kalimat Jimin belum selesai, namun Jungkook sudah bangkit dari duduknya, setelah menyambar kalimat Jimin.

“Biar kubantu”

Jimin menatap lurus Jungkook, sebelum akhirnya mengangguk pasrah. Jimin masih membutuhkan kerja.

“Baik.”

Setelah mendapatkan persetujuan Jimin, Jungkook akhirnya mengikuti langkah kaki si manis masuk ke dalam kamar yang tak jauh dari tangga.

Tiba disana, Jimin berdiri di depan lemari pakaian miliknya, membuka perlahan lalu menunjuk sebuah kemaja berwarna kuning.

“Mau yang mana? kuning?” Jimin mengangguk, membuat Jungkook meraih kemeja kuning di lemari.

Bayi KelinciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang