22 | Saccharin

1.7K 178 268
                                    

“Wujud-nya ibarat sakarin. Pemanis tanpa kalori yang 300 kali lebih manis dari gula.” Gumam lelaki berkulit tan tersebut.

Setelah mendapatkan kotak p3k, Jimin segera mengobati luka lelaki yang tak sengaja ia senggol dan berakhir seperti sekarang ini. Tangan lelaki tan itu melepuh karena kecerobohannya. Dan tentu saja Jimin sangat menyesal dan merasa bersalah karena kejadian tadi. Seharusnya ia lebih hati-hati agar tak membahayakan orang lain. Karena terlalu semangat ingin menikmati dua bungkus ramen favoritenya— ia membuat orang lain terluka.

“Maafkan aku, aku benar-benar tak sengaja membuatmu seperti ini,” ungkap Jimin disela-sela ia memberi salep pada luka di tangan lelaki tan di depannya.

Lelaki tampan itu tersenyum.

Lelaki tampan itu tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tidak apa-apa. Aku juga salah karena tidak memperhatikan sekitar tadi." ujarnya asal. Padahal Jimin lah yang memang bersalah atas kejadian ini. Karena Jimin terlalu fokus pada ramen sampai tak memperhatikan sekitarnya.

Ani. Ini bukan kesalahanmu. Aku yang tak sengaja menyenggolmu tadi. Jadi sudah jelas aku yang salah. Aku minta maaf ya. Maaf karena sudah membuat kamu terluka seperti ini. Atau bagaimana jika kita ke rumah sakit saja— biarkan dokter yang menangani lukanya supaya cepat sembuh, kau setuju?”

Lelaki tan itu menggeleng. “Tidak perlu ke rumah sakit. Kan kamu sudah kasi salep, nanti juga sembuh sendiri kok. Tidak perlu terlalu dipikirkan seperti itu. Aku baik-baik saja. Tidak sampai meninggal, hehe.” tolaknya halus diringin dengan gurauan khasnya. Jimin menoleh, kemudian tersenyum.

 Jimin menoleh, kemudian tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‘Aduh cantiknya'

“Ah, kita belum kenalan. Namamu siapa?” tanya lekaki tan itu mengulurkan tangan kearah Jimin, membuat Jimin terdiam sebentar sebelum-- akhirnya membalas uluran tangan lelaki itu.

“Namaku Jimin, Park Jimin.”

“Kalau aku Taehyung, Kim Taehyung. Tapi kalau terlalu sulit, panggil aja sayang biar lebih gampang, hehe.”

Jimin terkikik.

“Salam kenal ya Taehyung.”

”Iya, salam kenal juga Kim Jimin eh maksud aku Park Jimin.” sahut Taehyung tersenyum lebar. “Btw, kamu sendirian?” Jimin mengangguk.

Bayi KelinciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang